9. Kembali

3.5K 362 30
                                    

Di salah satu ruang pemandian yang terdapat di dalam kamar sebuah kerajaan terbesar di India, Kerajaan Lahore, seorang perempuan cantik tengah berendam di air yang dipenuhi oleh kelopak bunga mawar. Ia memejamkan mata, tampak menikmati ritual mandinya sebelum tersenyum saat merasakan sebuah usapan lembut di pundaknya yang terbuka. Tanpa menoleh sekalipus ia sangat familiar dengan sentuhan tersebut.

"Izinkan aku membantumu mandi, Sayang."

Istri Pangeran Arjuna, Putri Gaurvy tersenyum dan mengecup singkat pelipis sang suami yang berada di salah satu bahunya. "Sangat diizinkan. Bergabung pun boleh."

Pangeran Arjuna menyeringai mendengar ucapan lembut penuh godaan tersebut. Ia membuka jirahnya, bergabung bersama sang istri dan membawa kepalanya untuk bersandar di dadanya.

"Lama sekali. Apakah ada perempuan cantik di sana yang membuatmu melupakanku?" rajuk Putri Gaurvy membasahi tubuh atas suaminya dengan air sebelum mengusapnya perlahan.

"Namanya Putri Arianna. Ia tak ingin kusentuh tanpa ikatan pernikahan dan aku berniat menjadikan selir," ujar Pangeran Arjuna, yang tak pernah berbohong pada istrinya.

"Aku cemburu."

Pangeran Arjuna mengecup puncak kepala istrinya lama sebagai permintaan maaf karena mulutnya terlalu mahal mengucapkannya secara nyata. Usapan di rambut pun ia berikan untuk menenangkan hati sang istri.

"Seperti apakah sosoknya?"

"Ia agak kurang sopan padaku meski mengetahui status sosialku. Ia bahkan memerintahkanku ke tabib untuk memeriksakan mata, Vy. Sangat tak sopan, bukan? Ia menguasai filosofi dan tak tahan dengan udara dingin. Ia selalu mengenakan selendang untuk menutupi wajahnya yang buruk rupa."

Namun entah mengapa aku merasa jika ia sangat cantik jelita. Kalimat terakhir itu tak sampai terucap.

Putri Gaurvy mengernyit. Mustahil suaminya menyukai perempuan berwajah buruk, tetapi jika benar ... berarti saingannya kali ini hanya seorang perempuan buruk rupa? Begitukah?

"Pelayan itu tak seperti pelayan pada umumnya." Pangeran Arjuna mengeluh dan menggeleng pelan dengan senyum yang tak kunjung pudar.

"Pelayan? Kupikir kau membicarakan calon selirmu."

Pangeran Arjuna mengerjap lambat dan senyumnya menghilang. Ia bermaksud menceritakan seperti apa sosok Putri Arianna, namun mengapa malah menjadi sosok pelayan tak sopan itu? Yang ia inginkan Putri Arianna, tetapi mengapa hati dan pikirannya mengingat pelayan yang bahkan tak ia ketahui namanya? Apakah pelayan itu membiusnya dengan sihir cinta?

"Tetapi pelayan itu sangat kurang ajar! Ia harus dihukum-hmpth ...." Putri Gaurvy terbelalak saat Pangeran Arjuna memagut bibirnya mesra. Ia pun terbuai dan melingkarkan lengan di leher sang suami.

Pangeran Arjuna sengaja membuat sang istri terlena dengan sentuhannya agar perempuan itu melupakan niatnya untuk menghukum pelayan tersebut. Di sela kegiatan mereka, Pangeran Arjuna teringat kembali akan bibir merah ranum yang tengah tersenyum tulus padanya. Takkan ia biarkan Putri Gaurvy mewujudkan niatnya untuk menghukum pelayan dari Kerajaan Borealis tersebut.

Entah mengapa ia tak rela jika pelayan itu terluka.

***

"Buka gerbang untuk Putra Mahkota!"

Seluruh anggota Kekaisaran Alaska yang tengah rapat saling pandang dan terheran-heran saat mendengar pemberitahuan tersebut. Mereka ikut berdiri dan mengikuti Kaisar Alardo yang berjalan keluar ruang rapat. Di depan pintu utama, Kaisar Alardo berdiri dan menatap heran Pangeran Leonard yang baru saja turun dari kudanya dan mendekat tanpa riak. Kaisar Alardo menaikkan satu alisnya heran. Seingatnya masa bebas lelaki itu belum usai.

Lantas apakah yang membuatnya kembali? Apakah ia berubah pikiran dan memilih mematuhi titahnya? Memikirkannya membuat sang kaisar menyeringai puas.

"Anda terlalu tiba-tiba, saya tak sempat menyambut kedatangan Anda dengan baik."

"Saya pun tak membutuhkannya. Anggap saja saya tengah berbaik hati dengan mematuhi titah Anda yang menyalahi perjanjian."

Kaisar Alardo mengusir yang lainnya hingga kini hanya ada ia dan putranya saja. "Lantas mengapa kau patuh? Tanpamu pun aku bisa. Aku takkan menahan jika kau memang ingin kembali bertapa di hutan."

"Aku hanya heran. Hanya demi sebuah wilayah kecil kau berani menyalahi perjanjian kita. Mengapa?"

"Justru aku lebih heran padamu, Nak. Hanya demi seseorang yang tak pasti kau rela mengabaikan tugasmu sebagai Putra Mahkota. Mengapa?"

"Seseorang yang tak pasti?" ulang Pangeran Leonard dengan ketenangan yang membahayakan. Tangannya terkepal kuat dengan rahang menegang menahan amarah. Tatapannya menjadi setajam mata pisau yang barusaja diasah. "Orang yang lebih mencintai kekuasaan dibanding wanitanya sendiri takkan mengerti arti dari tergila-gila pada seseorang."

Mendengar cibiran tersebut membuat Kaisar Alardo mendengkus dengan riak jengah.

"Dalam hierarki kehidupan seorang bangsawan terdapat tiga tingkatan, Leonard. Harta, tahta dan wanita. Banyak perempuan di sekitarmu. Semestinya kau tak sampai harus sebegininya dengan sosok yang menjadi obsesimu itu karena lubang semua perempuan sama saja."

"Sekali lagi. Kau takkan mengerti arti dari tergila-gila pada seseorang. Suatu saat nanti jika kau berada diposisiku, bahkan lebih tergila-gila pada satu lubang perempuan ... aku akan menjadi orang pertama yang menertawakanmu, Ayah."

Kaisar Alardo tersenyum sinis. Mustahil!

***

Suasana menegangkan tercipta di ruang kamar Putri Arianna usai pemiliknya mengutarakan keinginannya menikah dengan Pangeran Arjuna pada kedua orang tuanya. "Aku sangat mencintai Pangeran Arjuna. Restuilah kami."

Penguasa Kerajaan Borealis, Raja Aigeus tampak ragu. "Apakah kau mengetahui reputasi calon suamimu, Nak?"

"Aku sangat tahu-"

"Kau tahu dan tetap keras kepala ingin menikah dengan Pangeran Arjuna? Dimanakah otak pintarmu, Tuan Putri?" geram Ratu Aithra.

Pangeran Arjuna selain tersohor sebagai sosok ksatria yang gagah berani, ia pun terkenal setia karena hanya memiliki satu istri tanpa selir. Namun di sisi lain, ia tersohor sebagai pemain perempuan. Sering keluar masuk tempat pelacuran. Tak mungkin jika mampir hanya untuk makan, bukan?

Meski tak dapat dipungkiri bila Putri Arianna menikah dengannya, Kerajaan Borealis akan semakin kuat.

"Aku yakin usai menikah Pangeran Arjuna akan berubah, Ibu. Terlebih Dewi Harnum akan tetap bersamaku usai pernikahan. Aku akan membawanya ikut serta tinggal bersamaku di Kerajaan Lahore dan memanfaatkannya dalam arti yang sesungguhnya. Semuanya akan baik-baik saja. Kalian tak usah risau," ujar Putri Arianna menyakinkan.

"Tetapi Harnum pun memiliki kehidupannya sendiri, Nak. Suatu saat nanti ia pun akan menikah."

"Itu bisa dipikirkan nanti, Ayah. Yang terpenting, Pangeran Arjuna harus telah tergila-gila padaku sebelum Harnum fokus pada kehidupan pribadinya. Tetapi akan jauh lebih baik jika Harnum tak usah menikah selamanya agar selalu fokus padaku."

Pasangan suami-istri tersebut tak berdaya dan memilih mengikuti keinginan putri kesayangan mereka sambil mendoakan yang terbaik.

***

Permaisuriku~ (END)Where stories live. Discover now