49. Terungkap [1]

2.4K 284 50
                                    

Didedikasikan untuk ahayyay


♥♥

"Semua orang tahu jika penyesalan selalu berada di akhir."

---StarSea25---

♥♥

"Putriku baru saja meninggal! Tetapi Putra Mahkota malah ingin membuat pesta? Apakah ia ingin bersenang-senang di atas kematian putriku yang bahkan belum genap sehari meninggalkan dunia ini?!" seru Raja Ocrisius marah usai Jenderal Theseus menyampaikan keinginan Pangeran Leonard di ruang keluarga.

"Rajaku, tenanglah."

"Bagaimana aku bisa tenang, Ratuku?! Putra Mahkota sangat keterlaluan!"

"Tetapi Putra Mahkota tak mengetahui jika Selir Ofamur meninggal, Rajaku. Jadi menantu kita tak bisa disalahkan sepenuhnya dalam hal ini," ujar Ratu Sita kikuk.

Rasanya sangat aneh dan menggelikan ketika menyebut mantan suaminya itu sebagai menantu.

"Tetapi tetap saja! Tindakannya itu sama dengan merayakan kematian putriku!"

....

"Bisakah kalian tenang? Suara sumbang kalian membuat telinga saya sakit."

Mendengar teguran ketus sang kaisar, Jenderal Theseus dan kedua istri sang kaisar berusaha keras menahan tawa, kecuali Raja dan Ratu Kerajaan Corinthus tentunya.

Raja Ocrisius tampak menahan marah dan malu. Sedangkan Ratu Sita segera menundukkan pandangan. Rasanya ia seperti tak lagi memiliki wajah untuk terus berada di istana ini karena perbuatan hinanya waktu itu.

"Coba Anda kembali hubungi Putra Mahkota, Jenderal. Beritahu padanya untuk segera pulang karena salah satu selirnya meninggal dunia."

Jenderal Theseus mengangguk patuh sebelum memejamkan mata, berusaha bicara dengan Pangeran Leonard melalui telepati. Namun nihil. Pangeran Leonard tak merespons panggilannya sama sekali. Sepertinya lelaki itu tengah sibuk.

Ia maklum mengingat junjungannya dan istri mudanya itu adalah pasangan pengantin baru.

Mata Jenderal Theseus kembali terbuka, menatap sang kaisar segan. "Ampun, Baginda Kaisar. Putra Mahkota tak dapat dihubungi. Sepertinya Yang Mulia Putra Mahkota tengah sibuk."

"Sibuk bermesraan dengan istri mudanya maksudmu?" cibir Raja Ocrisius.

Itu tahu, batin Jenderal Theseus.

"Anda harus memakluminya, Yang Mulia. Pengantin baru memang seperti itu, bukan? Lagi pula, putra saya adalah seorang penguasa. Ia bebas memilih siapapun untuk menghangatkan ranjangnya," ujar Ratu Isaabelle sambil melirik ke arah perut mantan selir menantunya yang mulai terlihat itu sinis.

"Tetapi mengapa bukan putriku yang dipilih, Yang Mulia Ratu? Bukankah putriku adalah sosok permaisuri yang tersohor? Mengapa Putra Mahkota lebih memilih mantan pelayan itu?!"

"Para bangsawan memang seperti itu, bukan, Yang Mulia? Mereka bebas memilih ingin bermesraan dengan siapa. Bahkan seorang Raja pun bisa memilih selir dari Putra Mahkota kekaisaran lain sebagai tempat bercocok tanam benih miliknya."

Wajah Ratu Sita kian memerah malu. Kepalanya terus menunduk tak kalah malu.

"Apakah Anda tengah menyindir saya, Yang Mulia Ratu?!"

Jenderal Theseus mencibir dalam hati. Agaknya menjadi besan Kekaisaran Alaska membuat Sang raja menjadi besar kepala.

"Apakah Anda merasa tersindir, Yang Mulia? Padahal saya tak menyebutkan nama siapapun."

Permaisuriku~ (END)Where stories live. Discover now