55. Ruang Dimensi [2]

2.2K 324 77
                                    

"Jangan disepelekan. Terkadang masalah besar terjadi hanya karena kebodohan dan kecerobohan."


---StarSea25---

♥♥

Bagian 2. Kesalahan Terindah

Dulu.

Mendengar derap langkah kaki yang menjauhi kamarnya, Dewi Hanum kembali menangis sejadi-jadinya. Ia ingin wajah cantiknya kembali seperti dahulu. Iblis Leozard pasti jijik melihat wajahnya yang buruk rupa. Lelaki itu pasti berpaling dan meninggalkannya.

“Permaisuriku~”

Suara itu .... Dewi Hanum menoleh, terkejut saat melihat kehadiran Iblis Leozard di kamarnya. "Tuanku? Sejak kapan kau-" Mengingat kondisi wajahnya, ia segera berlari ke arah balkon kamar, menghindar. "Pergilah, Kiraz …."

Iblis Leozard memeluknya erat dari belakang. "Bagaimana pun keadaanmu, aku takkan pernah berpaling darimu, Permaisuriku. Aku pun takkan pernah meninggalkanmu sekalipun kau sendiri yang memintaku pergi."

"Tetapi wajahku-"

"Di mataku, kaulah yang paling cantik, Istriku. Aku mencintaimu bukan karena keelokkan rupamu, tetapi aku mencintaimu karena itu adalah dirimu. Aku hanya ‘kan mencintai dan memujamu seorang … selamanya."

Dewi Hanum menangis haru karena dicintai dengan penuh ketulusan. Ia memutar tubuh, memeluk suaminya seerat mungkin dan air matanya mengalir lagi.

Mereka berpelukan erat. Sesekali Iblis Leozard mengusap rambut indah dan mengecup puncak kepala istrinya penuh sayang. Mendengar tangisnya membuat dadanya seakan diremas. Sangat menyakitkan.

Iris keemasaannya tampak berkaca-kaca sebelum setetes air mata jatuh dan menciptakan hujan badai mengerikan yang membuat alam semesta dilanda ketakutan.

Gemuruh petir berkilat menyambar mengerikan. Tetapi ia tak peduli. Ia pun memiliki emosi. Sangat mudah terpancing jika itu tentang Dewi Hanum, setengah jiwanya.

Iblis Leozard berusaha untuk melihat wajah baru istrinya, memastikan seburuk apa wajahnya sebelum menyihirnya agar kembali menjadi cantik jelita.

Namun Dewi Hanum menolak dan menangis. Ia pun memaksa dengan mencium bibir istrinya keras. Dewi Hanum terlena, membalas dengan tak kalah mendamba dan terlupa pada wajah barunya.

Suasana menjadi kian intim dan panas hingga mereka terbawa suasana.

Mereka bercinta dengan penuh gairah dan cinta.

Napas Dewi Hanum memburu. Ia sangat lega saat lelaki itu benar-benar berhenti. Saat tatapan mereka bertemu, ia tak dapat berhenti tersenyum dengan wajah merona.

“Apakah kau merasa puas denganku, Kaalillya?”

“Sangat,” aku Dewi Hanum malu-malu. “Tetapi lain kali lebih perlahan ….”

“Di antara Pancabharata … siapakah yang paling unggul dalam memuaskanmu?”

Dewi Hanum mengernyit tak senang. “Mengapa tiba-tiba membahasnya, Suamiku?”

Permaisuriku~ (END)Where stories live. Discover now