51. Insiden Menuju Pesta [2]

2.8K 436 304
                                    

Didedikasikan untuk Yulianah00

***

"Yang benar saja bisa terlihat salah, apa lagi yang salah?"

---StarSea25---

♥♥

“Ada apakah gerangan denganmu, Kak? Sejak tadi sikapmu aneh sekali. Omong-omong, mengapa Kakak bisa keluar dari lorong kamar?”

“Aku tersesat saat mencari kamarmu, tetapi aku senang.”

“Dasar aneh. Usai tersesat seharusnya kesal, bukan malah senyum-senyum tak jelas. Padahal kau bisa bertanya pada pelayan yang ada, Kak,” cibir Selir Rashi.

Tak ingin memusingkan diri dengan tingkah sang kakak yang tak biasa; senyum-senyum sendiri sejak tadi. Ia beranjak dari ranjang -di mana kakaknya tengah rebahan- dan melangkah menuju meja rias. Selir Rashi menatap pantulan dirinya di cermin dengan puas sekaligus kesal.

“Aku sangat cantik. Tetapi mengapa Pangeran Leonard tak kunjung melirikku? Menyebalkan!”

“Justru jika lelaki itu sampai melirikmu, itu ‘kan sangat aneh,” ujar Pangeran Ruby geli. Ingatan tentang istri muda Pangeran Leonard terus menghantui. Membuatnya tak dapat berhenti tersenyum.

“Ada sebuah kecantikan yang tak manusiawi. Ada sebuah daya tarik yang tak membosankan dan ada sebuah keindahan yang membuat tergila-gila. Bedebah! Betapa beruntungnya suamimu itu, Rashi.”

Selir Rashi mengernyit penasaran. Saat akan bertanya, salah seorang pelayan di luar menyampaikan pesan jika Kaisar Alardo menitahkan Pangeran Ruby untuk datang ke ruang pengadilan kekaisaran segera hingga membuat riak penasaran Selir Rashi berubah menjadi kecemasan.

“Mengapa Baginda Kaisar memanggilmu ke ruang pengadilan, Kak? Apakah kau telah membuat kesalahan?”

“Agaknya … ya.”

“Dan, kau tampak santai dan tak merasa bersalah selepasnya, Kak?”

“Untuk apakah? Aku sama sekali tak menyesalinya, Adikku. Aku bahkan berharap bisa mengulangi kesalahan yang sama jika ada kesempatan.”

Aneh sekali. Kakaknya benar-benar sudah gila. Tetapi sebenarnya kesalahan apakah yang telah kakaknya perbuat sampai membuatnya ketagihan untuk mengulangi kesalahan yang sama?

***

Sesampainya di ruang pengadilan kekaisaran, Pangeran Ruby –yang datang bersama adiknya- tak terlalu terkejut karena telah menduganya terjadi. Ia tampak biasa saja saat menatap banyak orang yang hadir di sana.

Namun begitu matanya melihat sosok yang menutupi kecantikannya dari dunia dengan sebuah selendang itu membuat senyumnya mengembang tulus. Dadanya berdebar-debar karenanya.

Pangeran Shaz terkejut saat menatap wajahnya yang tampak mulus. Tiada satupun bekas luka akibat pukulannya. Ia pun menjadi keheranan sendiri. Bagaimana mungkin?

Ratu Issabelle menjelaskan masalah yang terjadi pada Pangeran Ruby sebelum menembaknya dengan tanya, “Pangeran Shaz telah menyebutkan nama Anda. Apakah benar Anda telah melecehkan istri muda Putra Mahkota, Pangeran?”

Pangeran Ruby tersenyum tenang. “Adakah bukti, Yang Mulia Ratu?”

“Pangeran Shaz adalah buktinya. Saksi hidup atas kejadian tersebut. Beliau bahkan memukuli Anda karenanya!”

Permaisuriku~ (END)Where stories live. Discover now