19. Pelayan Istimewa

3.1K 327 42
                                    

Didedikasikan untuk fajrina02

***

Malam di langit surga nampak sangat indah. Tujuh dewa utama tersenyum hangat saat semua orang, bahkan alam semesta kembali mengelu-elukan nama kesayangan Mahadewi. Mereka melihat apa yang terjadi di bumi melalui sekat dimensi dewa yang terpajang besar dengan dua pilar surga sebagai penopang.

“Alam semesta sangat gembira begitu nama kesayangan Mahadewi kembali mulia,” ujar Dewa Apollo, sang dewa musik dengan senyum.

“Tak lama lagi takdir ‘kan kembali ke jalan yang benar,” timpal dewa kematian; Dewa Thanatos  turut tersenyum hangat saat melihat wajah ayu Dewi Harnum yang tertutup selendang. “Ini penantian yang sangat menyebalkan sekaligus mendebarkan.”

“Melihat bagaimana Putri Carrissa berupaya untuk Kaalillya, mungkinkah hati Mahadewi ‘kan tersentuh?” Sang dewa tidur; Dewa Hypnos ikut membuka suara.

“Sepertinya tidak. Mengingat di masa lalu Persephone dan Mahadewi selalu berada di persimpangan.” Dewa Fantasos; sang dewa mimpi menanggapi.

“Kaisar Alardo dan Putri Carrissa yang malang. Mereka tak menyadari jika mereka sendirilah yang membawa sosok permaisuri tersohor pada Pangeran Leonard,” ujar sang dewa penjaga; Dewa Herakles tersenyum geli.

Para dewa tergelak penuh karisma.

“Memantau para manusia itu sangat menyenangkan,” celetuk Dewa Helios; sang dewa matahari.

“Kau benar sekali, Dewa Helios.” Sang dewa kekuatan; Dewa Krastos pun setuju. “Terlepas dari semua hal yang terjadi, tiada yang bisa mencegah bersatunya pasangan reinkarnasi paling mulia di alam semesta. Semoga takdir mengalami percepatan agar sampai pada masa pertemuan.”

“Semoga terwujud.”

***

Keesokkan harinya, Dewi Harnum mengunjungi Putri Carrissa di kamarnya. Melihat sang putri tengah duduk di depan cermin rias, hendak bersiap, Dewi Harnum berinisiatif membantu.

“Tak perlu merepotkan diri, Kaalillya.”

Dewi Harnum menggeleng sambil menyisir rambut panjang nan indah sang putri dengan perlahan dan penuh kehati-hatian. “Terima kasih, Tuan Putri. Namun saya tak dapat membalas kebaikan Anda di balkon istana kemarin.”

Putri Carrissa terkekeh pelan. “Bukan masalah, Kaalillya. Tradisi nenek moyang yang mengecam kebenaran memang sepatutnya dimusnahkan sejak lama.” Terlebih aku membelamu untuk kepentinganku sendiri. “Berapa usiamu, Kaalillya? Kau tampak sangat muda,” celetuk Putri Carrissa.

“Tujuh belas tahun. Apakah tujuan Anda memanggil saya, Tuan Putri?”

“Aku mendengar berita tentang kelebihanmu.”

“Lantas? Apakah yang Anda inginkan dari saya?”

Putri Carrissa meragu. Ia menjadi segan karena Dewi Harnum tampak tak suka basa-basi. Ia pun berujar jujur, “Aku ingin kau membuat suamiku hanya menyentuh dan mencintaiku saja, Kaalillya.”

“Bagaimana saya bisa melakukannya, Tuan Putri?” Dewi Harnum mengernyit di sela kegiatannya. Merasakan kebingungan lawan bicaranya, ia pun menambahkan, “Mungkin Anda bisa memulainya dengan bercerita terlebih dahulu.”

Permaisuriku~ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang