20. Pesona Seorang Pelayan

3.2K 314 46
                                    

Nafsu makan seluruh petinggi istana meningkat secara bersamaan. Mereka makan dengan lahap sambil berbincang-bincang. Memuji betapa lezatnya menu sarapan yang mereka nikmati sekarang. Di ruang makan berbeda, anggota inti Kekaisaran Alaska pun sependapat. Sang kaisar bahkan sampai menambah sebanyak tiga kali.

“Pelayan, panggilkan kepala juru masak istana kemari.”

“Mengapa kau memberi titah demikian, Ratu?”

“Aku hanya ingin mewakili rasa terima kasih kita padanya, Baginda.”

“Ratuku sangat rendah hati.”

Ratu Issabelle tersenyum malu dipuji secara terang-terangan oleh sang kaisar sekaligus suaminya sendiri.

“Tuanku.”

Kaisar Alardo menoleh, menatap selir kesayangannya lembut. “Ya, Selirku?”

Selir Kemuliaan Elvira balas menatapnya penuh cinta. Riak bangga tampak jelas di matanya saat tak sengaja melihat wajah masam Ratu Issabelle yang merupakan sahabat sekaligus saingannya dalam menarik perhatian sang kaisar. “Kau harus mencoba ras gula ini. Makanan ini terlalu lezat sebagai hidangan penutup.”

Kaisar Alardo merima dengan senang hati suapan dari selirnya. Melihat riak bahagianya karena hal kecil tersebut, tangan sang kaisar mengusap puncak kepalanya selir penuh sayang dan tergelak pelan saat melihat wajah tersipu sang selir karena ulahnya. Tanpa menyadari jika Ratu Issabelle meremas kedua sisi gaunnya sambil menahan amarah.

Usai semua orang menyelesaikan sarapannya, kepala juru masak menghadap dengan penuh rasa hormat.

“Saya mewakili semua orang ingin berterima kasih pada Anda karena telah memasak sarapan pada pagi hari ini dengan sangat lezat, hingga kami menghabiskan semua hidangan tanpa sisa untuk pertama kalinya.”

“Tetapi hidangan kali ini lain dari yang biasa,” tambah Kaisar Alardo menaikan alis.

“Benar sekali, Baginda. Semua hidangan hari ini adalah masakan pelayan dari Kerajaan Borealis. Kami hanya membantu sedikit.”

“Apakah Anda serius? Semua ini adalah masakan pelayan baru itu? Secepat itu ia bisa memasak semua hidangan ini?”

“Awalnya kami pun meragu, Yang Mulia Selir. Tetapi memang benar adanya. Pelayan dari Kerajaan Borealis itu memang sangat cekatan dan lihai dalam segala hal.” Kepala juru masak pun pergi dengan hormat atas titah sang kaisar.

“Pelayan itu sangat istimewa,” ujar Selir Kemuliaan Elvira penuh kekaguman.

“Dia memang istimewa, Ibu. Coba lihat kakak ipar. Ia tampak sangat memukau pagi ini,” ujar Putri Diane mengerling pada seseorang yang duduk hadapannya. Melihat Putri Carrissa yang tampak tersenyum malu, ia terkekeh geli.

“Kurasa Kekaisaran Alaska harus memiliki satu pelayan yang sepertinya, Tuanku,” celetuk Selir Kemuliaan Elvira.

“Di manakah putra kita, Selirku? Apakah ia lebih suka mengembara di banding membantu ayahnya mengurus kekaisaran?” tanya Kaisar Alardo mengalihkan pembicaraan. Entah mengapa membicarakan pelayan itu membuat jantungnya berdegup kencang.

Jelas sekali, membicarakan pelayan itu tak baik untuk kesehatan.

***

Permaisuriku~ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang