34. Pelajaran Hidup

3.1K 294 84
                                    

Didedikasikan untuk dea9601

♥♥

"Ketika hatimu menginginkan sesuatu, berusahalah untuk mewujudkannya dengan cara yang benar."

---StarSea25---

♥♥

Dulu.

"Kiraz."

"Artinya?"

"Pria tampanku yang tersayang."

Seketika langkah Iblis Leozard terhenti dan menoleh untuk menatap Dewi Hanum datar. "Atas dasar apakah kau mengakuiku sebagai priamu, Wahai Dewi?"

"Entah ... tetapi sepertinya aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama."

"Bagaimanakah mungkin seorang istri dari Pancabharata jatuh cinta pada orang lain, Wahai Dewi?"

Dewi Hanum terkesiap. Mulutnya terbuka hendak bicara, namun kembali tertutup saat pertanyaan lelaki yang kembali melanjutkan langkahnya itu begitu menohok hatinya. Benar juga. Mengapa ia bisa jatuh cinta pada selain suaminya? Namun ia tak dapat membohongi diri sendiri jika hatinya menginginkan lelaki yang ia panggil 'Kiraz' tersebut. Iblis Leozard membantu Dewi Hanum naik ke atas kudanya dengan posisi miring sebelum ikut duduk di belakangnya. Saat hendak menarik tali kekang kuda, tangan sang dewi mencengkeram lengannya lembut.

"Pernikahanku dengan Pancabharata adalah takdir, Kiraz," ujar Dewi Hanum memberi pengertian agar Iblis Leozard tak salah paham padanya.

"Yang kau dan semua orang anggap sebagai takdir adalah sebuah kesalahan, Kythirea."

Kythirea. Panggilan sayang dari suami pertamanya, Dewa Hephaestus atau Dewa Hefaistos.

Dewi Hanum menunduk sambil menggigit bibir resah. Sebenarnya siapakah lelaki tersebut?

"Telah menjadi kodrat dan ketentuan alam, hanya lelaki yang bisa memiliki banyak istri, tak berlaku pada sebaliknya."

"Mengapa begitu?"

"Karena perempuan sangat suci. Mereka dijaga karena berharga. Bukankah bagi perempuan kehormatan diri adalah segalanya? Dengan banyaknya cibiran dari semua makhluk di alam semesta, apakah kau bangga memiliki lima suami sekaligus, Akidalia?"

Akidalia. Panggilan sayang dari suami keduanya, Dewa Ankhises.

Dewi Hanum kian resah. Bagaimana mungkin ia mengetahuinya?! "Pernikahanku dengan Pancabharata adalah takdir, Kiraz!"

"Takdir yang keliru," ralat Iblis Leozard.

Dewi Hanum mengerjap.

"Tetapi bukan sepenuhnya salahmu, Theiamaia. Kau hanya telah dibutakan oleh kesalahan yang sengaja dibuat untukmu hingga kau menganggap kekeliruan itu sebagai takdir kebenaran."

Theiamaia. Panggilan sayang dari suami ketiganya, Dewa Hades.

"Apakah maksudmu?"

Iblis Leozard menatap Dewi Hanum tanpa riak, namun rahangnya menegang seolah menahan emosi. Kepalanya menunduk ke arah wajah cantik sang dewi membuat hidung mereka nyaris bersentuhan dan dalam sekejap sang iblis kembali tenang. Dari jarak sedekat ini, Dewi Hanum dapat merasakan napas hangat yang segar. Wajah pucat yang sangat tampan hingga membuatnya terpana. Tangan mungilnya bergerak, mengusap pipi Iblis Leozard yang terasa dingin dengan gerakan hati-hati namun lembut. Ia tersenyum tipis saat mata indah itu terpejam secara naluriah.

Permaisuriku~ (END)Where stories live. Discover now