BAGIAN 10

20.4K 1K 51
                                    

"Sargas,"

"Hm,"

"Kamu kenapa bohong tadi?"

Sargas menoleh sesaat ke arah Audrey. Kemudian kembali fokus ke jalanan.

"Nggak boleh gue bohong?"

"Sargas, bohong itu nggak baik. Kamu nggak boleh bohongin mama dong. Apalagi kamu bohongin aku tadi,"

Audrey mulai ceramah panjang lebar. Kini gadis bernetra gelap itu sudah mulai membiasakan diri untuk bersikap netral di depan Sargas. Meskipun sebenarnya itu agak sulit untuk dilakukan.

Karena perasaan takut nya masih sering muncul tidak tahu tempat.

Sargas merasa lebih baik kalau Audrey bersikap demikian dengannya. Itu artinya Audrey tidak takut lagi dengannya seperti dulu.

"Iya cantik,"

"Sargas jangan gitu,"

"Kenapa?"

"Malu,"

Sargas terkekeh ringan. Audrey seperti matahari yang bisa membuatnya bersinar kapan saja. Audrey selalu memberikan kebahagiaan untuknya.

Bagaimana bisa mama Ranti malah ingin menjodohkan dirinya dengan Salsa Salsa itu. Sargas saja tidak mengenal latar belakang bahkan seluk beluk gadis yang akan mama Ranti jodohkan kepadanya.

"Drey,"

"Em?"

"Menurut lo Salsa orangnya gimana?"

"Salsa baik kok. Kayaknya juga kamu bakal suka sama dia kalau udah kenal satu sama lain," Audrey tersenyum manis.

Sargas hanya menggeleng lemah. Bagaimana bisa dia suka kepada Salsa kalau ada Audrey di depan mata?

Eh tapi, Audrey adiknya.

Sargas sadar.

Mobil hitam itu mulai memasuki pekarangan sekolahan.

Soal Gilang menjemput, itu hanya akal-akalan Sargas doang. Gilang tidak menjemput Audrey. Mana berani Gilang menampakkan diri di depan Audrey tanpa ijin Sargas.

Meskipun beberapa hari yang lalu tinggal bersama Audrey sih.

"Balik bareng gue,"

Audrey sontak menoleh ketika dia hendak membuka pintu mobil. Menghentikan gerakannya sesaat.

"T-tapi—"

"Gue nggak terima penolakan."

Dan akhirnya Audrey hanya bisa mengangguk setuju. Sudah pasti Sargas akan memaksa. Sargas itu tipe-tipe cowok yang tidak suka dibantah seperti tokoh di wattpad-wattpad yang sering Audrey baca.

Audrey keluar dari mobil Sargas. Membiarkan Sargas memarkirkan mobilnya dengan baik. Dia terlebih dahulu jalan ke kelasnya. Seperti biasa. Semua siswa-siswi memandang Audrey iri.

Karena hanya Audrey satu-satunya gadis yang bisa duduk di mobil berdua bersama Sargas.

Jelas saja.

Audrey kan adiknya.

"Eh ada neng Audrey," Dafa datang dari arah berlawanan bersama Gilang dengan senyum di wajah mereka.

"Makin cantik aja neng," rayu Dafa.

"Yeuh! Gembel mulu kerjaan lo!" Gilang menampol pelan lengan Dafa.

"Biarin gue lagi mood ini," kesal Dafa.

"Iyain lo seneng karna tadi gombalin si Anya kan?" ledek Gilang.

"Bukan anying!"

"Drey, nanti jalan-jalan mau nggak sama gue?" Gilang merangkul bahu Audrey dengan senyum cengengesannya.

"Nanti?" beo Audrey.

"Iya nanti balik sekolah. Kita ke gramed deh gue traktir lo novel yang lo mau,"

Dafa melihat Gilang dan Audrey hanya mendengus kesal. "Pepet teross Gil, sampe lo disruduk sama si Sargas,"

"Apaan lo Daf, iri aja lo,"

"Kak nggak boleh gitu,"

"Iye iye, jadi ntar mau nggak Drey?"

"Aku ma—"

"Audrey ada acara sama gue," potong Sargas yang tiba-tiba saja muncul dengan menenteng hoodie hitamnya.

"Mampus lo Gil," gumam Dafa terkekeh kecil.

"Ohh hehe, ada acara sama lo Gas? sebentar doang masa nggak boleh? Gue temen lo loh Gas,"

"Nggak."

"Yaelah cuma 20 menit paling,"

"Lepasin tangan lo," Sargas menatap tajam tangan Gilang yang masih merangkul Audrey.

"Ck, posessif banget jadi abang." decak Gilang.

"Udahlah Gil, temenin gue aja ke kantin sambil gombalin adek kelas," Dafa langsung menarik tangan Gilang dan menghilang di belokan depan sana.

"Sargas kenapa sih. Kak Gilang kan baik mau beliin aku novel," rajuk Audrey.

Gadis itu kemudian melengos pergi dari hadapan Sargas dan berbelok di belokan yang di lewati Gilang dan Dafa tadi.

Akankah Audrey bahagia jika Sargas mengijinkannya pergi dengan Gilang?

Dia bimbang.

****

"Ohhh jadi Sargas sekolah di sini ya tante?"

"Iya Sa, sama adiknya juga,"

Salsa mengangguk-angguk mengerti. Dia mengikuti mama Ranti dari belakang. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam ruang kepala sekolah.

Yap! Salsa pindah ke sekolah yang sama dengan Sargas.

Dengan alasan, agar gadis itu bisa memantau pergerakan Sargas dan memastikan kalau Sargas tidak punya pacar atau gebetan di sekolahannya.

Beberapa menit kemudian, mereka keluar dari ruang kepala sekolah.

"Tan, kira-kira Sargas bakalan kaget nggak ya aku pindah sekolah di sini?" Salsa mulai menerawang ekspresi Sargas ketika mengetahui dirinya bersekolah di sekolahan yang sama.

"Jelas dong sayang, nanti tante bakal nyuruh Sargas buat jagain kamu di sekolah ya? Biar nggak diganggu sama cowok-cowok nggak jelas," mama Ranti mengulas senyuman.

Salsa mengangguk kecil sembari mengulum senyum.

"Jadi nggak sabar mau ketemu Sargas. Gimana ya ekspresi dia nanti," gumam Salsa.

"Pasti dia kaget banget hihi."

*****

Assalamualaikum,

Aduh ngaret banget asli. Mian.

Lagi sibuk dengan duniaku sendiri hikd ;(

Kalau di sini ada pembaca (The Best Patner), maaf ya cerita itu belum bisa update lagi sampai sekarang. Lagi hilang mood buat lanjutin :( skrg blm lanjut sih

Nanti bakal aku lanjutin kok😔

Oke VOTE and COMMENT

tq.

Traped in Bad Guy [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt