BAGIAN 18

15.5K 921 15
                                    

Ucapan Dafa dua hari lalu masih terngiang-ngiang di otak Audrey. Dia sebenarnya tidak percaya kalau Salsa memang tidak sebaik kelihatannya. Tapi, biasanya ucapan Dafa itu selalu benar.

Dan yang lebih anehnya lagi, selama dua hari ini Sargas tidak mengganggunya. Biasanya kakaknya itu akan mengetuk kamarnya ketika tengah malam. Lalu bermalam dikamarnya. Atau kalau tidak pasti akan mengusik dirinya saat makan.

Atau mungkin, Sargas sudah tidak seperti dulu lagi karena akan menikah. Jika itu benar sungguh Audrey sangat bersyukur.

Tadi pagi, Audrey ke sekolahan naik angkutan umum. Tidak bersama Sargas. Cowok itu sudah menghilang dari rumah sejak pukul 4 pagi tadi. Tidak tahu kemana. Paling-paling ke rumah Gilang atau Dafa.

"Eh calon adik ipar, sendirian aja nih?"

Salsa datang dari pintu kantin, gadis itu langsung duduk di sebelah Audrey manatap manis calon adik iparnya.

Audrey mengaduk-aduk jus mangganya dan berdehem kecil.

"Tumben ke kantin sendiri, nggak sama pacar kamu?" tanya Salsa sembari memainkan kuku-kukunya.

Audrey sontak menghentikan aktivitasnya kemudian mendongak. Menatap Salsa dengan banyak pertanyaan.

"Pacar?" beonya.

"Itulohhh kakak kelas kamu yang biasanya sama kamu." ucap Salsa.

"Kak Gilang?"

"NAH!"

"Tapi kak dia bukan pacar aku. Dia temennya Sargas,"

"Ohhhh temennya calon suami?"

"Iyaaa," Audrey tersenyum.

Audrey pikir ucapan Dafa kemarin itu salah besar. Nyatanya Salsa baik seperti ini. Tidak ada niat buruk kepadanya.

"Aku mau pesen makanan dulu ya Drey. Kamu mau nitip sesuatu nggak? Biar sekalian?"

Audrey menggeleng, Salsa kemudian bangkit lalu menuju ke tempat untuk memesan makanan.

Sebelumnya, ini bukan pertama kali Audrey dan Salsa berinteraksi seperti sekarang ini. Tapi, meskipun begitu Audrey kerap kali merasa canggung. Apalagi dia selalu berpikir kalau Salsa lebih cantik darinya.

Hey Audrey, ini bukan soal kecantikan seseorangm Tapi, ketulusan hati seseorang.

Kurang lebih 5 menit berlalu. Salsa kembali menuju meja dengan nampan berisi semangkuk bakso dan es teh manis.

Ketika sudah berada dekat dengan Audrey, gadis itu sengaja menginjak tali sepatunya sendiri agar nampan yang ia pegang jatuh dan kuah panas bakso miliknya mengguyur Audrey.

BYURRR

PRANGGG

"Aaaaaa!!!"

"AUDREY MAAF!"

Salsa kemudian buru-buru mengelap-elap bekas tumpahan yang menimpa Audrey. Kuah bakso itu mengguyur bagian dada Audrey dan juga pahanya.

"Kak panasss," rintihnya.

"Drey maafin kakak, tali sepatu kakak lepas. Kakak nggak lihat terus keinjek maafin kakak," Salsa pura-pura panik. Namun dalam hati, gadis itu bersorak senang.

"Minggir lo."

Dafa datang kemudian langsung mendorong Salsa agar gadis itu menyingkir dari hadapan Audrey.

"Aku kan mau bantu Audrey,"

"Nggak usah banyak drama deh lo. Pergi sono. Nggak ada juga yang suka sama lo," sarkas Dafa.

"Awas aja, aku aduin ke Sargas."

"Heh lampir, lo pikir Sargas bakal perduli sama lo? Dia bakal lebih perduli ke adeknya yang lo guyur make kuah bakso bego!"

Dafa langsung menarik Audrey untuk pergi dari area kantin dan banyak pasang mata yang memandang mereka.

Sampai di depan pintu kantin, Dafa memakaikan hoodie abu-abunya ke Audrey untuk menutupi bagian dadanya yang basah karena kuah sialan tadi.

Lalu kembali menarik Audrey pergi dari area tersebut. Membawanya ke parkiran sekolahan yang ada di ujung. Karena di sana sepi. Kalau di depan ramai dan malah akan jadi bahaya nanti.

"Gue udah bilang ke lo kan Drey? Salsa itu bukan orang baik." omel Dafa.

Audrey diam. Tidak menyaut. Dafa kemudian mengeluarkan tissue dari kantung celananya. Lalu melepaskan hoodie yang terpakai di tubuh Audrey.

"Lain kali kalau gue ngomong jangan di dengerin doang. Tapi resapin juga,"

Mulut Dafa sibuk mengoceh, sedangkan tangannya membersihkan baju Audrey yang terkena tumpahan.

"Tapi kak, tadi Kak Salsa bilang nggak sengaja. Dia udah minta maaf kok." sanggah Audrey.

Dafa hanya menggeleng tidak percaya. Bagaimana mungkin jaman sekarang Audrey masih percaya hanya dengan kata maaf saja.

"Drey, maaf itu gampang. Setelah orang itu mendapatkan maaf. Maka kesalahan yang telah di maafkan itu akan dia ulang lagi."

Audrey diam.

Tangan Dafa masih sibuk membersihkan baju dan rok Audrey.

"Panas nggak tadi?"

"Panas,"

"Perlu ke rumah sakit?"

"Nggak mau,"

Dafa kemudian membuang tissue bekas itu. lalu memakaikan lagi hoodienya.

"Pake aja hoodie gue. Sekarang gue anter balik."

"Kak Dafa... Aku bolos terus tau. Kan nggak lucu kalau nggak naik kelas,"

"Makanya lain kali dengerin kata gue. Salsa itu nggak sebaik yang lo kira. Ayok balik. Mampir sekalian ke Rumah Sakit nanti. Gue takut ada yang luka. Kuah tadi panas banget kan?"

Audrey pasrah. Mengikuti langkah Dafa. Ya hari ini dia bolos lagi karena insiden kuah bakso.

Percayalah, Dafa selalu membuntuti Audrey jika gadis itu sedang sendiri. Dia takut kalau Salsa berbuat yang tidak-tidak seperti tadi contohnya. Dafa kalah cepat dengan pergerakan Salsa.

Dafa pastikan hal ini tidak akan terjadi lagi.

*****

Hay, makasih dukungannya.

Jangan lupa tambahin cerita ini ke reading list kalian yya makasih💘

(n) jangan berharap lebih.
karena cerita ini akan segera tamat.

luv yu😩

Traped in Bad Guy [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ