BAGIAN 13

17.4K 1K 18
                                    

Malam hari, Sargas di sidang oleh kedua orang tuanya karena Audrey tidak di rumah lagi. Ini sudah keberapa kali Audrey seperti ini dan Sargas tidak becus mengurus adiknya.

Damar dan Ranti juga tidak mengerti ada apa sebenarnya dengan kedua anaknya. Menurut Ranti, mereka baik-baik saja tidak pernah bertengkar. Bahkan terlihat saling menyayangi satu sama lain.

Tapi, mengapa Audrey sering pergi dari rumah bahkan tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu?

Dan ya, setiap dirinya menanyai Audrey gadis itu hanya menjawab "Sargas sama aku cuma lagi bercanda kok ma,"

Begitulah kira-kira jawaban yang selalu Audrey lontarkan. Seringkali, Ranti berdiskusi dengan suaminya untuk mengetahui lebih lanjut mengapa kedua anaknya itu sering seperti ini. Tapi, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga tidak sempat.

Awalnya memang Ranti dan Damar percaya kalau Sargas dan Audrey hanya bercanda saja. Tapi, semakin kesini rasanya bercandaan mereka terlalu serius sampai Audrey kerap kali mencoba kabur dari rumah. Dan itu membuat mereka khawatir.

Apakah benar bercanda seperti yang Sargas ucapkan. Atau malah bukan bercanda? Mengapa Audrey masih bungkam dan tidak bercerita tentang pelariannya selama ini?

"Katakan sejujurnya Sargas. Kamu dan Audrey kenapa? Kenapa kalian sering seperti ini?" tanya Ranti.

Wanita paruh baya itu juga mulai jengah karena Sargas selalu membuat masalah jika di rumah hanya berdua saja. Pasti Audrey akan kabur karena alasan "berantem." Dengannya.

Di ruang keluarga, kini Sargas tengah ditatap serius oleh Damar dan Ranti. Menuntut jawaban yang sebenarnya.

Sargas hanya duduk diam sambil memperhatikan tembok di depannya. Sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan kedua orang tuanya.

"Sargas. Mama tanya sama kamu kalian kenapa? Kenapa diem aja?" Ranti kembali berucap nadanya sedikit melemah. Sudah capek dia bertanya pada putra sulungnya.

"Nggak papa," hanya dua kata yang keluar dari mulut Sargas. Dan itu membuat Ranti hampir saja kehilangan kesabaran ingin menampol wajah putra sulungnya itu.

Sargas sungguh tidak mirip dengan ayahnya. Seingat Ranti, suaminya dulu tidak pernah mengajak saudara atau sepupunya berantem sampai kabur dari rumah. Tapi, mengapa Sargas demikian?

"Nak, Audrey itu adik kamu. Meskipun dia bukan adik kandung kamu, tapi papa mohon jangan bertengkar sama dia." Damar pun akhirnya buka mulut karena tahu Sang istri mulai capek.

"Sargas nggak berantem sama Audrey," elak Sargas menatap malas Damar.

"Kalau kalian berantem, kenapa Audrey pergi? Mama udah telpon dia beberapa kali bahkan puluhan kali tapi handphonenya mati dan nggak bisa dihubungi. Kenapa? Coba bilang ke mama. Jelasin ke mama." Ranti menggebu-gebu.

"Nggak tau,"

"Sargas jawab yang bener!"

"Sargas capek ma,"

Begitulah Sargas. Keras kepala. Cowok itu bahkan bersikap semena-mena kepada kedua orang tuanya. Meskipun bisa dibilang masih sopan. Tapi, yaaa Sargas memang selalu seperti itu saat ditanya oleh mereka.

Halal untuk di gebug sampai bunyi intro netfl'x

Susah untuk diajak bicara. Apalagi berdiskusi. Itu adalah hal yang sangat sangat mustahil.

"Sargas!!!"

Tidak memperdulikan teriakan dari mama Ranti, Sargas melenggang pergi dari ruang tamu menuju kamarnya lalu menguncinya rapat-rapat.

"Pa, kita cari Audrey sekarang." pinta Ranti.

Damar mengangguk setuju, "iya ma, papa ganti baju dulu."

****

Audrey tengah menatap hamparan kota Jakarta dari balkon kamar Gilang. Ya, Gilang benar-benar membawa Audrey ke rumahnya lagi untuk memastikan agar gadis itu aman dari Sargas untuk sementara waktu.

Sargas yang tadi sangat berbeda dengan yang kemarin meninjunya di taman. Tatapan kali ini jauh lebih menusuk dan mampu melukai siapa saja. Termasuk gadisnya itu.

Dia sungguh tidak tega melihat gadis sepolos Audrey harus berurusan dengan sosok iblis seperti Sargas.

Percayalah, meskipun Gilang berteman baik dengan Sargas. Tapi, Gilang juga tidak menyukai sisi buruk temannya itu. Karena membahayakan orang lain.

"Dreyy... "

Gadis itu membalikkan badannya, terlihat Gilang berjalan mendekat dengan kaos hitam polos dan celana kolornya dengan santai.

"Masuk udah malem,"

"Bentar kak. Di sini bagus banget ya ternyata hehe, aku suka."

"Udah malem, nanti lo masuk angin. Masuk buruan. Itu mama gue udah siapin baju tidur sana ganti,"

Akhirnya Audrey menurut, dia menutup jendela kemudian duduk di ranjang tempat tidur Gilang.

"Harusnya kakak nggak perlu kayak gini. Aku takut nanti pertemanan Kak Gilang sama Sargas rusak gara-gara aku," ujarnya.

Gilang tertawa. Kemudian berjalan mendekati Audrey, lalu mengusak pelan rambut gadis itu.

Gilang yakin. Sargas tidak akan pernah berbuat seperti itu. Lagipula, ini hanyalah sebuah kesalahpahaman.

"Nggak papa Drey. Yang penting lo selamet. Gue nggak tega kalau lo harus berhadapan sama Sargas,"

Audrey menghela napas, "tapi kak—"

"Udah sana ganti baju, gue juga mau turun sekalian," Gilang kemudian berjalan keluar terlebih dahulu.

Tak selang lama, Audrey ikut keluar dari kamar dan langsung turun ke bawah untuk menemui mamanya Gilang yang sedang berada di dapur.

Sungguh, Audrey adalah gadis yang sangat beruntung karena bertemu dengan sosok Gilang di kehidupannya. Gilang terlalu baik untuk menjadi teman Sargas.

Audrey sengaja mematikan ponselnya agar mama Ranti dan papa Damar tidak menghubunginya ataupun Sargas yang akan mengganggunya.

Kalian tahu? Gilang hanya memperdulikan keselamatan Audrey. Dia berharap dengan dibawanya Audrey ke rumahnya, potensi Audrey akan di sakiti oleh Sargas akan kecil.

Tapi, tanpa Gilang sadari juga peluang dirinya untuk tiada juga sangat besar.

******

Aaaaa aku jadi sering UPDATE di sini hehe. Ga tau aku lagi seneng aja gitu.

Berdoalah cerita ini akan tamat sesuai dengan ekspetasi.

btw aku cuma mau kasih tau, alur cerita ini akan (maju-mundur) sekian mks.

VOTE and COMMENT

see you next!

Traped in Bad Guy [END]Where stories live. Discover now