BAGIAN 14

17.2K 995 71
                                    

Hari ini hari Minggu. Kira-kira Audrey di rumah Gilang terhitung sudah 3 hari semenjak kejadian kurang mengenakkan beberapa hari yang lalu.

Sempat beberapa kali Audrey di telpon dan di kirim SMS oleh Damar dan Ranti. Tapi, gadis itu hanya menjawab tidak ada masalah apa-apa.

Audrey tidak memberi tahu tempat dimana dia berada sekarang karena takut nanti mereka akan menyusul dirinya ke rumah Gilang dan membawanya pulang secara paksa. Meskipun itu tidak akan terjadi. Karena Ranti tidak akan tega melakukan hal itu.

Audrey sejujurnya takut untuk pulang. Kalian belum tahu bagaimana kebusukan Sargas. Karena kalian tidak tinggal satu rumah dengan cowok brengsek itu.

Haha, suatu saat kalian akan tahu yang sebenarnya. Nanti, tidak sekarang.

Karena kalau kalian tahu sekarang itu tidak akan seru dan tidak akan menarik.

"Nyokap gue pergi tadi subuh,"

Audrey menoleh, mendapati Gilang dengan setelan kaos biru polos dengan celana kolornya duduk di kursi makan.

"Pergi kemana kak?"

Gilang mengedikkan bahunya, "nggak tau."

Menyiapkan piring untuk Audrey, lalu Gilang menuangkan secentong nasi goreng buatannya ke piring tersebut. Tak lupa telur mata sapi yang di goreng setengah matang.

"Gue nggak bisa masak Drey, cuma bisa buat nasi goreng hehe." Gilang nyengir lebar.

"Nggak papa tau kak, aku seneng kok. Lagipula first time aku makan nasi goreng buatan Kak Gilang. Aku coba ya?" Audrey menyuapkan nasi tersebut ke mulutnya lalu mengunyahnya perlahan.

Jujur, rasanya sangat enak meskipun sedikit keasinan. Mungkin Gilang kepingin nikah. Ga kok bercanda.

"Gimana Drey?"

"Wah enak kak. Tapi, asin dikit menurut aku."

"Keasinan Drey? Berarti gue kebanyakan naro garem. Ntar gue coba lagi deh yang pas. Lo nilai lagi ya?"

Audrey terkikik, "iyaaa."

"Dreyyy,"

"Emm?"

Gilang mengaduk-aduk nasi gorengnya. Sesaat dia menghela napas panjang.

"Kalau gue nanti pergi jauh dari lo gimana menurut lo?"

Sontak Audrey langsung menghentikan gerakannya yang akan menyuap nasi. Gadis itu meletakkan cendok ke piring kembali. Lalu menatap Gilang di depannya dengan serius.

Ucapan Gilang sama sekali tidak lucu.

Pergi jauh katanya?

Audrey sudah terlanjur sayang dengan Gilang. Meskipun posisi Reyhan tidak akan tergantikan oleh siapapun. Tapi, Gilang benar-benar spesial di mata Audrey.

"Kakak ngomong apa sih?"

"Ah lupain aja Drey. Ngomong-ngomong gue udah bilang Dafa buat main ke sini. Nanti siang dia dateng palingan," Gilang kembali memakan nasinya.

Audrey memicing curiga, "kakak nggak nyembunyiin sesuatu dari aku kan?"

Audrey takut sekali kalau Gilang benar-benar pergi ke luar kota atau bahkan ke luar negeri untuk waktu yang lama. Siapa yang akan membuat dia terhibur dan akan menampungnya lagi nantinya?

"Enggak kok. Udah makan abis ini lo mandi. Gue mau ke atas dulu,"

"Emm okee,"

****

"Sargasssss, aku pengen jalan-jalan."

"Ayoo jalan-jalan ke taman. Aku pengen. Lagian kita juga jarang kan jalan bareng?"

Salsa bergelayut manja dilengan Sargas yang tengah duduk santai di ruang tengah.

Damar dan Ranti sudah berangkat kerja dari jam 6 tadi, dan kini Sargas harus menghadapi sifat manja dan kekanakan Salsa.

Kalau boleh jujur, Sargas lebih baik menjomblo seumur hidup dari pada harus berurusan dengan cewek bernama Salsa ini.

Ah yaa. Dia jadi rindu adiknya itu.

Kenapa sampai sekarang belum pulang ya?

"Diem atau gue usir?" Sargas menyentak lengannya membuat cekalan tangan Salsa terlepas.

"Ihhhh kok kamu gitu sih sama aku. Aku calon istri kamu tauuuuu!" gadis itu mencebik.

Salsa kesal. Audrey tidak di rumah pun Sargas masih bersikap menyebalkan seperti ini. Huh. Bagaimana dia bisa membuat Sargas jatuh cinta???

"Terserah."

Sargas bangkit lalu berjalan menuju kamarnya. Persetan dengan Salsa yang pasti akan mengadu ke kedua orang tuanya. Kepalanya saja pusing memikirkan Audrey. Ini ditambah satu spesies macam Salsa.

Sargas tau Audrey di rumah Gilang. Dia tahu kalau Audrey di sana selama 3 hari ini. Tapi, Sargas mengurungkan niatnya untuk ke sana dan menjemput Audrey. Dia akan membiarkan adiknya itu pulang sendiri tanpa di jemput siapapun.

Takut masalah akan bertambah besar jika dia menyusul ke sana.

Rasanya Sargas ingin sekali menjemput Audrey. Dia tidak ikhlas kalau adiknya itu bermalam di rumah cowok lain. Apalagi Gilang. Temannya sendiri.

"Sargasss mau kemana!? Kok aku ditinggal sihhhhhh!!!! Sargas aku bilangin tante Ranti nihhhh!!!"

BRAKKK!!!

Pintu kamar Sargas tertutup rapat. Meninggalkan dentuman yang mampu membuat Salsa berjengit kaget karenanya.

Sargas sedang pusing memikirkan Audrey.

Bodoh kalau Salsa mengusik Sargas yang hanya akan memancing kemarahan cowok itu.

"Sargasss!!!"

"Ishh, ternyata sama aja. Cewek tengil itu pergi Sargas masih aja kaku kayak kanebo. Gue harus gimana lagi coba!?"

"Apa perlu gue lenyapin Audrey buat selama-lamanya biar Sargas fokus ke aku aja???"




*******

Yah makin ngawur.

Maaf.

Apa masih ada pembaca dilapak ini? Atau sudah pada pindah? pergi?

Terserahlah. Buat kalian yg masih singgah di sini makasih banyak.


VOTE and COMMENT yaaaaa

See you!💌💖

Traped in Bad Guy [END]Where stories live. Discover now