BAGIAN 16

16K 958 6
                                    

Sargas membawa Audrey pulang ke rumah. Tentu saja Damar dan Ranti menyambut kedatangan Audrey dengan hangat. Mereka menangis bahagia karena putrinya akhirnya ditemukan dan sudah kembali lagi ke rumah.

Kini mereka sedang berkumpul di ruang makan. Ranti tak henti-hentinya tersenyum melihat Audrey lagi.

"Sayang, kamu harus makan yang banyak. Biar sehat," Ranti menambahkan sayur brokoli ke piring Audrey.

Audrey hanya tersenyum.

Damar menggeleng pelan melihat kelakuan istrinya, "nak kamu kemana aja?"

Audrey diam sejenak,
"aku di rumahnya kak—"

"Temennya pah,"

Audrey melotot. Hey, lagi-lagi Sargas berbohong. Membohongi kedua orang tuanya.

"Ohhhh, kamu di sana makan teratur kan? Minum susu? Kamu di sana nggak diapa-apain kan?" Ranti menuntut pertanyaan.

"Hehe aku baik kok di sana mah, temen aku baik banget. Dia sampe pinjemin baju lohhh hehe,"

"Syukurlah kalau temen kamu baik." ujar Damar.

Audrey tersenyum samar.

"Oh kenapa kamu nggak mau pulang? Berantem lagi sama Sargas?" tanya Ranti.

"Mah." peringat Sargas.

"Ohh mama lupa, maaf."

Mereka kemudian melanjutkan makan siang dengan khidmat.

Setelahnya, Audrey langsung menuju ke kamarnya. Ya jujur saja Audrey kangen dengan kamarnya ini.

Gadis itu langsung merebahkan dirinya. Sampai dia lupa. Kenapa Sargas bolos sekolah dan tidak kena omel mama dan papa.

"Kak Gilang pasti nyariin aku," gumamnya.

"Aku harus kabari Kak Gilang kalau aku dijemput Sargas."

Audrey mencari handphone-nya. Dan dia lupa kalau dia meninggalkannya di kamar Gilang. Tadi, dia hanya berniat mencari sayur dan pasta lalu kembali. Itulah mengapa dia meninggalkan handphone-nya.

Tapi, kini dia malah pulang ke rumahnya. Jadi? Bagaimana tidak mungkin kan kalau dia ijin keluar lagi untuk mengambil handphone. Pasti mama dan papanya akan berpikir kalau dia berniat kabur lagi.

"Apa pinjem Sargas aja ya? Dia kan temennya Kak Gilang. Pasti ada nomornya,"

Audrey bergegas menuju kamar Sargas. Ada di ujung.

Pelan-pelan dia mengetuk pintu kamar Sargas. Namun, tak ada jawaban.

"Sargas, ini Audrey."

cekelek.

Pintu terbuka. Sargas keluar kamaenya lalu segera menutup pintu.

"Kenapa hm?"

"A-aku mau pinjem hp kamu boleh?"

"Buat apa?"

"Hp aku ketinggalan di rumah Kak Gilang. Aku mau ng—"

"Gilang tau lo udah balik,"

"O-ohh. Kamu beritahu?"

"Ya,"

"Yaudah kalau gitu. Makasih,"

Audrey berbalik. Baru satu langkah berjalan. Tangannya ditahan Sargas.

"Gue kangen,"

Dalam hati, Audrey merutuki dirinya mengapa dia harus ke Sargas untuk meminjam handphone. Padahal ada Mama Ranti. Eh tapi, Mama Ranti tidak punya nomor Gilang.

Ah sudahlah. Intinya Audrey merutuki dirinya mengapa mendekati kandang singa.

"Sargass aku mau ngerjain tugas, lepasin tangannya,"

"Gue kangen Drey,"

"T-tapi aku ng—"

"Stsssss, gue tau."

Sargas mendekatkan wajahnya.

"Sargasss nanti mama lihat,"

Cuppp.

"Enggak akan."

Ini yang Audrey tidak suka dari kakak angkatnya itu. Terlalu memaksa.

Catat. Sargas itu seorang pemaksa.

"Aku mau kerjain tugas duluu Sargasss,"

Audrey berusaha melepaskan genggaman tangan Sargas yang terlalu kuat menurutnya.

"Cium gue dulu,"

"Enggak."

"Drey."

"Enggak."

"Drey."

Dukkk!

Audrey menendang tulang kering Sargas. Membuat cowok itu melepaskan genggaman tangannya secara terpaksa. Audrey lari secepat kilat menuju kamarnya lalu mengunci pintunya.

Ternyata ilmu dari Dafa berguna juga.

"Audreya... " gumam Sargas menahan amarah.

Sedangkan di kamarnya, Audrey mengatur napasnya. Jadi omongan Dafa tempo lalu ada benarnya.

Katanya gini, "Drey kalau lo dalam masalah atau lo di apa-apain orang. Tendang aja tulang keringnya. Lo pasti bisa kabur."

Dan Audrey menguji coba ucapan Dafa tempo hari lalu kepada Sargas. Ternyata benar. Genggaman tangannya langsung terlepas.

"Apa iya Sargas udah bilang ke Kak Gilang?"

Gadis itu masih belum enak hati karena belum ngomong sendiri dengan Gilang. Dia merebahkan dirinya di kasur. Lalu, matanya tak sengaja menyapu ke meja belajarnya.

Ada laptop.

Ya, kenapa dia bisa lupa kalau punya Laptop. Kan bisa menghubungi lewat laptop. Audreya bodoh.

Cepat-cepat dia mengaktifkan laptopnya untuk menghubungi Gilang.

Panggilan terhubung.

"Kak Gilang!!!!"

"Drey gue Dafa,"

Layar bergerak dan menampilkan sosok tampan Dafa di sana.

"Kak Gilang mana?"

"Gilang di UKS,"

"Lohhh Kak Gilang kenapa???"

Lagi-lagi layar bergerak.

"Gilang tadi ada tanding basket sama temen-temennya trus dia cidera,"

"Kenapa nggak dibawa ke rumah sakit!?"

"Gilang nggak mau Drey,"

"Biar aku yang ngomong. Kasih hp.nya ke kak Gilang!!!"

Cukup lama menunggu Dafa memberikan kamera ke Kak Gilang.

Dan...

"KAK GILANGGG!?"

*****

Double up😩

Ku agy bahagia karena kalian. Mood nulis langsung balik seketika.

Makasih banyak💘

Traped in Bad Guy [END]Where stories live. Discover now