32 - Attention From Your Heart

769 88 23
                                    

Perhatian yang hanya ditulis lewat kata saja dapat sangat berarti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perhatian yang hanya ditulis lewat kata saja dapat sangat berarti. Apalagi jika diungkapkan langsung dari hati?

SEMESTA

❄👑❄

Seperti biasa. Pagi yang cerah di hari Senin. Namun, pagi yang mendung bagi murid pemalas seperti Agritha. Apalagi mereka harus mengikuti upacara bendera yang sangat menguji kekuatan otot kaki. Valid banget sih ini!

"Aduh, males banget gue! Bolos ajalah, yuk!" Agritha menggerutu kesal.

Sudah lima belas menit sejak mereka dibariskan di lapangan, namun upacara belum dimulai juga. Katanya apapun harus tepat waktu, tapi nyatanya? Upacara saja justru mengulur banyak waktu!

"Heh, lo itu pacar ketos. Masa pacar ketos, bolos upacara?" sergah Melda.

"Bolos itu gak mandang status," kilah Agritha.

"Halah, mulut doang ngomong begitu. Ntar akhirnya kalau ketahuan Dikta, juga ikut upacara lo." Letta terkekeh.

"Ya, gak gitu juga konsepnya!" damprat Agritha.

Mereka tertawa pelan. Sebelum ide jahil Agritha muncul.

"Eh, gue ada ide biar bisa bolos!" seru Agritha pelan.

Melda dan Letta mendekat. Agar bisa mendengar bisikan Agritha. "Apaan?" tanya Melda.

"Jangan aneh-aneh," peringat Letta.

"Nih, jadi nanti gue mau izin ke UKS. Nah, kalian izin ke toilet. Habis itu kita bolos di UKS. Gimana?" bisik Agritha.

Seringaian jahil terbit di wajah ketiga siswi tanpa atribut seragam yang lengkap itu. Dalam hitungan ketiga, tepat sebelum upacara dimulai. Mereka mulai menjalankan aksinya.

Dimulai dari Agritha yang izin lebih dulu, lalu beberapa menit setelahnya, Melda dan Letta menyusul.

Tanpa mereka sadari, seseorang geleng-geleng kepala melihat aksi ketiganya. Matanya menajam mengamati mereka. Terlebih gadis dengan earphone pink nya.

"Very clever," gumam orang itu.

***

Agritha mendudukkan dirinya di salah satu brankar UKS. Beruntung sekali UKS sedang sepi. Bahkan tidak ada dokter dari PMR yang berjaga di sana. Ia merebahkan tubuhnya, memejamkan mata seraya mengunyah permen karetnya.

Baru saja suasana hening, tiba-tiba ada seseorang yang muncul dari luar. Membuka pintu dengan keras hingga membuat suara sedikit nyaring. Beruntung suaranya tidak begitu keras, jadi tidak ada yang mendengar selain dirinya.

Derap langkah kaki terdengar mendekati brankar Agritha. Jangan salah! Walau telinganya disumbat earphone, tapi Agritha masih bisa mendengar suara yang ada di sekitarnya.

SEMESTA (END) Where stories live. Discover now