42 - Mawar Berduri

702 54 107
                                    

***

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


***

Hai! Jangan lupa bacanya sambil dengerin mulmed🖤

Jangan lupa follow akun wattpadku duluu hihii

Gak bosen nih aku buat ngingetin kalian untuk jangan lupa untuk vote, komen, dan share cerita ini sebanyak-banyaknyaaaa

Jangan lupa pencet tombol bintang sebelum bacaa <3

Udah belomm??😃

Siap untuk komen di setiap paragrafnyaa?

Happy reading, readers kesayangan akohh ^^

***

Cantik itu bukan hanya dilihat dari wajah dan prestasi. Percuma wajah cantik, prestasi mumpuni. Tapi hati dan perilaku jauh tak terkendali.

— SEMESTA

❄👑❄


Dikta melirik malas gadis yang duduk di sebelahnya. Gadis ini membuatnya lupa akan janjinya bertemu dengan Agritha.

"Btw, makasih, ya. Tadi hampir aja tas gue kena jambret," kata seorang gadis berparas barat itu.

Dikta hanya mengangguk singkat. Sejujurnya, ia tidak sengaja melihatnya.

"Oh, iya. Ini gimana? Pendaftaran anak OSIS dibuka lusa, 'kan?" tanya gadis yang kemudian sibuk menulis sesuatu di sebuah buku catatan kecil miliknya.

Dikta hanya mengangguk. "Ras," sebutnya.

Gadis itu menoleh. "Ya? Tumben lo manggil nama gue," sahutnya dengan senyum sumringah.

"Masih lama?" tanya Dikta tanpa basa-basi lagi.

"Lumayan? Kenapa?" Gadis itu mengangkat sebelah alisnya.

Dikta melihat jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Gue pergi," pamitnya.

"Loh?! Dikta, mau ke mana?!" teriak gadis itu, tapi sayangnya Dikta sudah pergi dari sana.

Namun, sesaat kemudian ia tersenyum licik. "You will become mine," monolognya.

***

Hari ini Agritha terlambat pergi ke sekolah. Sudah jam delapan, dan ia baru saja tiba.

"Tumben kamu terlambat lagi? Padahal kamu sudah jarang terlambat, loh," ujar Bu Kartini.

SEMESTA (END) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن