9 - Jawaban

1.5K 177 23
                                    

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Yang lagi patah, semangat! Kamu harus bangkit untuk jadi lebih baik lagi. Jangan menyerah, karena hidup terus berjalan ^^

Yang lagi insecure. Hei, kamu cantik/ganteng, okei? Gak perlu jadi sempurna, cukup jadi diri kamu sendiri dan katakan bahwa kamu hebat ^^

Yang lagi sedih karena doi. Hei? Cowok gak cuma dia aja. Ayo, jangan sedih lagi. Bangun dan buktikan sama dia kalo kamu bisa bahagia tanpa dia. Inget, kamu berharga di mata orang tepat dan menerima kamu apa adanya ^^

Jangan lupa pencet tombol bintang sebelum baca <3

Happy reading y'all <3

❄👑❄

Malam ini rasanya Dikta tak bisa tidur. Ia masih menanti jawaban si pemilik hati.

Sebelumnya, ia tak pernah sebodoh ini soal cinta. Mengingat dirinya dulu pernah bersinggah hati pada sosok gadis di masa lalunya yang kemudian hilang entah kemana saat hubungan mereka menginjak 9 bulan lamanya.

Hatinya bahkan tak pernah segemuruh saat seperti tengah bersama Agritha. Rupanya gadis itu benar-benar membawa pengaruh besar pada hatinya. Gadis itu juga seperti sihir baginya. Kehadirannya seperti membawa sejuta kehangatan yang belum pernah ia temukan pada wanita lainnya.

***

Agritha benar-benar merutuki kebodohannya atas apa yang dikatakan ketua Osis tadi. Ia terus bertingkah seperti orang kerasukan.

Ia berguling di kamarnya, menari dengan lagu favoritnya, dan memandangi medali emas yang ia dapatkan dari olimpiade beberapa hari lalu dengan lelaki itu.

Ia masih tak percaya jika lelaki tadi tengah menyatakan cintanya. Secara langsung, dan itu lebih dari cukup untuk membuat jantungnya tak stabil dan hatinya semakin tak waras.

"Kenapa lo?"

Agritha tersentak kaget. Suara berat itu hampir membuatnya terlonjak dari tempat tidurnya.

"Ngapain disitu?" tanya Agritha balik.

"Dipanggil Ibun. Buruan turun makan," balas lelaki tadi.

"Iya, Abang Drew yang ganteng," celetuk Agritha.

Orang tadi adalah Drew. Kakak Agritha. Tampan, otak cemerlang, dingin, ketus, dan tak suka bermain wanita.

Andrew Farega Zeirn.

Kakaknya itu seperti fotocopy an seorang Dikta. Sifat mereka sama persis. Bahkan cara bicaranya yang datar juga sama.

Kini di meja makan telah berkumpul Seto, Tari, Drew, dan tentunya Agritha.

SEMESTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang