28 - Bicara

791 91 23
                                    

"Lewat luka yang kini bicara, bibir ini berkata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lewat luka yang kini bicara, bibir ini berkata. Aku menyerah."

Agritha Alzeira Anastasia

❄👑❄

Malam itu Agritha tak dapat lagi membendung air matanya. Kekasih yang selama ini selalu ia cintai dan percaya, kini telah pergi. Meninggalkannya dalam sekejap mata. Melepaskan rangkulannya di bawah derasnya hujan, dan melangkah pergi di tengah pekatnya malam.

Agritha tahu jika perkataannya mungkin adalah penyebab lelaki itu pergi. Mungkin kini ia sedang merutuki kebodohan mulutnya yang selalu bertindak tanpa persetujuannya.

Masih berdiri di tempat yang sama, air matanya tak kunjung kering. Matanya yang sembab tak kunjung membaik, justru semakin terlihat hitam.

"Git, lo gapapa? Itu Dikta kenapa?" tanya Melda yang berlarian mendekati Agritha.

Letta menyusul di belakangnya. Mereka berusaha menenangkan Agritha yang masih tertunduk lemas di sana. Bahkan kini Ren dan Leon juga ikut menghampirinya.

"Ada apa? Itu tadi siapa, Git?" tanya Leon yang baru saja datang bersama Ren di sebelahnya.

"Pacarnya," jawab Letta mewakili Agritha.

"Hujan. Sebaiknya lo neduh dulu, nangisnya dilanjutin nanti," celetuk Ren terdengar menyebalkan.

Bisa-bisanya orang lagi patah hati malah ngelawak!

"Reanno, jangan bercanda! Bukannya ikutan ngehibur malah nyuruh nangis lagi!" ketus Melda melirik sinis ke arah lelaki itu.

"Gue cuma nyaranin. Mending neduh dulu di basecamp panitia, nanti nangisnya, 'kan, bisa dilanjutin di sana," ujar Ren lagi dengan tampang santainya.

"Ren bener. Mending kalian bawa Agritha neduh dulu," timpal Leon pada Melda dan Letta.

Melda dan Letta pun menurut saja. Mereka membawa Agritha berteduh di salah satu tenda panitia yang ada di sana.

Oh, iya. Jangan tanyakan tentang balapan mereka, karena kini balapan itu dihentikan. Jangan tanyakan juga apa alasannya, tentu karena insiden Agritha dan hujan yang terjadi tiba-tiba tadi.

Setelah berteduh di salah satu basecamp panitia, Agritha mulai menceritakan semuanya pada Melda dan Letta. Sementara Ren dan Leon yang tak mengerti apa-apa hanya diam saja menyimak cerita Agritha.

"Gue gak tau kalau akhirnya bakal begini, Mel." Agritha menatap Melda sendu. Matanya sembab, air matanya juga masih bercucuran.

"Gue gak tau kalau Dikta bakal ngomong gitu, Te." Agritha beralih menatap Letta.

SEMESTA (END) Where stories live. Discover now