13 - Siapa Dia? (pt.2)

1.2K 127 15
                                    

Hai!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai!

Yang lagi patah, semangat! Kamu harus bangkit untuk jadi lebih baik lagi. Jangan menyerah, karena hidup terus berjalan ^^

Yang lagi insecure. Hei, kamu cantik/ganteng, okei? Gak perlu jadi sempurna, cukup jadi diri kamu sendiri dan katakan bahwa kamu hebat ^^

Yang lagi sedih karena doi. Hei? Cowok gak cuma dia aja. Ayo, jangan sedih lagi. Bangun dan buktikan sama dia kalo kamu bisa bahagia tanpa dia. Inget, kamu berharga di mata orang tepat dan menerima kamu apa adanya ^^

Jangan lupa pencet tombol bintang sebelum baca <3

Happy reading y'all <3

❄👑❄

Hatinya terus bertanya tentang gadis itu. Ia sangat ingin mengeluarkan itu sekarang, namun rasanya ia tak bisa melakukannya. Lidahnya terasa kaku, hatinya benar-benar mendapat ribuan tusukan tajam. Dan pikirannya terus dibentangi dengan ribuan pertanyaan tentang gadis itu dan Dikta.

Namun dari ribuan pertanyaan itu, hanya satu yang harus benar-benar ia temukan jawabannya.

Siapa gadis itu?

Siapa dia?

***

Agritha berusaha meyakinkan hati dan dirinya sendiri. Ia berusaha tenang dan tak terlihat marah atau semacamnya.

Perlahan tapi pasti, ia mulai melangkahkan kakinya mendekati Dikta.

Hanya sejauh sentimeter saja jarak mereka kini. Agritha yang berdiri lemah namun berusaha tetap terlihat tegar, dan Dikta yang sedang mengkhawatirkan gadis di sampingnya itu. Bahkan lelaki itu tak menyadari akan kehadiran Agritha di sana.

"Git ... Githa?" rupanya Ditto telah lebih dulu menyadari keberadaan Agritha di depan mereka.

Agritha pun hanya menatap tajam ke arah Ditto, lalu bergantian menyorot tajam kekasihnya itu.

Dikta yang menyadari itu pun terlonjak kaget. Ia hampir kicap seribu bahasa, namun ekspresinya masih terlihat tenang.

Dikta pun berdiri dari duduknya, memindahkan kepala gadis yang sejak tadi menyandar di bahunya ke sandaran sofa cafe. Gadis itu tampak terpejam, dia terlelap. Wajahnya tampak pucat, dan sepertinya dia tak menyadari apa yang akan terjadi di sekitarnya setelah ini.

Dikta pun menghampiri Agritha yang terlihat merah memanas. Berusaha menenangkan kekasihnya itu. Ia menatap bola mata hazel milik Agritha, menyorot kekasihnya dalam yang juga menyorotnya dalam.

Bola matanya tetap tenang, namun Dikta dapat melihat ada ribuan pertanyaan dan kemarahan disana. Ia akan berusaha memberi penjelasan pada Agritha agar tak terjadi salah paham diantara mereka.

SEMESTA (END) Where stories live. Discover now