41 - Salah Paham

748 58 35
                                    

***

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

***

Hai! Jangan lupa bacanya sambil dengerin mulmed🖤

Jangan lupa follow akun wattpadku duluu hihii

Gak bosen nih aku buat ngingetin kalian untuk jangan lupa untuk vote, komen, dan share cerita ini sebanyak-banyaknyaaaa

Jangan lupa pencet tombol bintang sebelum bacaa <3

Udah belomm??😃

Siap untuk komen di setiap paragrafnyaa?

Happy reading, readers kesayangan akohh ^^

***

Menyalahi sebuah kepercayaan adalah sesuatu yang aku benci sejak dulu.

— SEMESTA

❄👑❄

"Apaan, nih?" Letta memperhatikan surat yang tadi Agritha dapat.

Mereka bersama Dikta, Ren, Farel, dan Adam tengah berada di kafe milik Dikta. Iya, Oceano Cafe.

"Tumben rame-rame." Ditto datang dengan nampan berisi beberapa gelas minuman dingin dan kentang goreng pesanan mereka.

Ia ikut terduduk di samping Adam. Dengan celemek coklat yang masih menempel di tubuhnya, Ditto ikut menimbrung di sana.

Jangan heran mengapa Ditto bisa dekat dengan mereka. Karena terlalu seringnya mereka nongkrong di kafe ini, mereka jadi cepat akrab dengan Ditto. Apalagi Ditto merupakan barista termuda di kafe Dikta, yang usianya sepantaran dengan mereka.

Ditto juga duduk di bangku kelas dua belas. Ia bersekolah di salah satu sekolah yang masih berada di yayasan yang sama dengan SMA Wira Bhakti. Di SMA Kalandra, sekolah kedua setelah SMA Cakrapati dan sebelum SMA Wira Bhakti, yang berada di satu yayasan. Ketiga sekolah itu merupakan sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan Chandra Bhakti. Sekaligus sekolah terpopuler di Jakarta.

Dan setiap mereka pergi ke kafe pun, Ditto juga yang selalu melayani mereka. Jadilah, kini mereka dekat dan menjadi teman.

"Surat apaan, tuh?" tanya Ditto penasaran. "Dari Reya?" katanya lagi.

Mereka sontak menggeleng. "Gak tau dari siapa, tapi isinya tentang Dikta yang ambil beasiswa ke Amsterdam." Farel menyahut.

"Gue kira kiriman dari Jerman, dari Reya." Ditto mendengus kecil.

"Lo udah tau kalau Reya balik ke Jerman? Kangen ya lo?" tebak Adam.

SEMESTA (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant