***
Hai! Jangan lupa bacanya sambil dengerin mulmed🖤
Jangan lupa follow akun wattpadku duluu hihii
Gak bosen nih aku buat ngingetin kalian untuk jangan lupa untuk vote, komen, dan share cerita ini sebanyak-banyaknyaaaa
Jangan lupa pencet tombol bintang sebelum bacaa <3
Udah belomm??😃
Siap untuk komen di setiap paragrafnyaa?
Happy reading, readers kesayangan akohh ^^
***
Mimpi itu jangan cuma dibicarakan, tapi juga harus diusahakan.
— SEMESTA
❄👑❄
Laras
Ta, ke ruang kepsek skrng
sama ren juga ya
Dikta mendengus pelan. Pasti soal beasiswa itu. Dulu, ia memang sangat menginginkan beasiswa itu, tapi sekarang entah mengapa sulit rasanya untuk meninggalkan Indonesia.
Benda pipih berbentuk persegi panjang itu, kembali ia masukkan ke dalam saku celananya. Ia pergi ke kelas Ren untuk mengajak laki-laki itu ke ruang kepala sekolah bersama.
Sesampainya di kelas Ren, yang mana juga merupakan kelas dari kekasihnya— Agritha. Dikta mengetuk pintu kayu berwarna coklat tua dengan plakat "XII IPA 4" itu.
Orang yang dicari pun menampakkan batang hidungnya. Ren keluar dari kelasnya. Diikuti oleh Agritha, Melda, dan Letta yang juga berada di kelas itu.
"Ada apa?" tanya Ren.
"Ke ruang kepala sekolah," kata Dikta.
Ren mengerutkan sudut matanya. "Beasiswa?"
Dikta mengangguk. "Ayo."
"Oke!" Ren menoleh pada Agritha dan dua temannya. "Duluan, ya," pamitnya kepada mereka.
Ketiganya hanya mengangguk dan tersenyum. Setelahnya dua laki-laki berprestasi itu melenggang meninggalkan kelas.
***
Dalam ruangan berukuran 5m x 7,5 m tersebut, sudah ada Laras yang duduk di sofa panjang dan kepala sekolah mereka yang duduk di kursi kebesarannya.
YOU ARE READING
SEMESTA (END)
Teen Fiction[Masuk Kategori "Populer" dan "Paling Digemari Komunitas"] Dari cinta, lewat semesta, untuk kita. Singkat saja. Ini kisah tentang Pradikta, Agritha, dan semesta mereka. Semesta milik Pradikta dan Agritha. Tentang mencintai dan dicintai. Tentang l...