55 - Before Losing

658 49 56
                                    

***

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

***

Hai! Jangan lupa bacanya sambil dengerin mulmed🖤

Jangan lupa follow akun wattpadku duluu hihii

Gak bosen nih aku buat ngingetin kalian untuk jangan lupa untuk vote, komen, dan share cerita ini sebanyak-banyaknyaaaa

Jangan lupa pencet tombol bintang sebelum bacaa <3

Udah belomm??😃

Siap untuk komen di setiap paragrafnyaa?

Happy reading, readers kesayangan akohh ^^

***

Delusi yang aku lihat ini, bukanlah ilusi. Kamu seolah akan pergi dan aku tak ingin itu terjadi.

— SEMESTA

❄👑❄

Agritha mengusap layar ponselnya yang menampakkan foto Dikta pada lockscreen nya.

Tadi malam ketika selesai memeriksa Dikta. Dokter bilang, Dikta mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Dia harus dirawat di ruang UGD hingga kondisinya membaik. Hingga masa kritisnya terlewati, dan keadaannya stabil.

Satu pernyataan pahit lagi yang harus mereka telan dari kondisi Dikta. Laki-laki yang baru saja menginjak usia delapan belas tahun itu, mengalami koma.

Bunga matahari yang tampak layu, masih Agritha simpan. Di dalam kamar dengan penerangan remang-remang, Agritha bersandar pada kaki ranjangnya.

Ia memeluk buket bunga matahari yang sudah setengah hancur itu. Rasanya sakit sekali. Hingga Agritha tak tahu harus melakukan apa setelah ini.

Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Tadinya Agritha ingin menemani Dikta di rumah sakit, tapi keluarga Dikta menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat dahulu. Setelah itu, paginya baru kembali lagi ke rumah sakit.

Teman-temannya yang mengantarnya pulang. Katanya, mereka tidak ingin terjadi sesuatu pada Agritha.

Jika kalian pikir Agritha sudah tidak menangis, kalian salah.

Sampai detik ini pun, ia telah banyak mengeluarkan air mata untuk Dikta. Agritha terlalu takut untuk semua kemungkinan yang terjadi.

"Pasien mengalami benturan yang sangat keras di kepalanya. Dia harus dirawat di ruang UGD hingga kondisinya membaik."

SEMESTA (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant