6 - OSN Matematika (pt.3)

1.7K 199 23
                                    

Hai!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai!

Yang lagi patah, semangat! Kamu harus bangkit untuk jadi lebih baik lagi. Jangan menyerah, karena hidup terus berjalan ^^

Yang lagi insecure. Hei, kamu cantik/ganteng, okei? Gak perlu jadi sempurna, cukup jadi diri kamu sendiri dan katakan bahwa kamu hebat ^^

Yang lagi sedih karena doi. Hei? Cowok gak cuma dia aja. Ayo, jangan sedih lagi. Bangun dan buktikan sama dia kalo kamu bisa bahagia tanpa dia. Inget, kamu berharga di mata orang tepat dan menerima kamu apa adanya ^^

Jangan lupa pencet tombol bintang sebelum baca <3

Happy reading y'all <3

❄👑❄

Selasa, 22 Februari.

Hari ini. Hari dimana Agritha akan menjelma menjadi murid pintar.

Setelah melakukan bimbingan dan pembelajaran selama seminggu lebih bersama Dikta, kini saatnya ia dan lelaki itu akan membanggakan nama besar SMA Wira Bhakti di mata nusantara.

Olimpiade Sains Nasional dalam mata pelajaran Matematika.

***

Pagi ini di SMA Wira Bhakti tengah mengadakan apel untuk mengantar keberangkatan Dikta dan Agritha menuju tempat olimpiade yang kebetulan dipindah selenggarakan dari Semarang ke Jakarta.

"Git, semangat ya! Gue bantu doa kok," ujar Letta berkata haru padanya.

"Iya semangat, ya? 'Kan, OSN nya sama Mas Dikta yang tampan," sambung Melda terkekeh geli.

"Iya, deh iya. Makasih, ya."

Mereka pun tertawa bersama dan sesekali melontarkan candaan yang membuat Agritha kesal.

Kring Kring Kring!

Bel tanda apel akan segera dimulai sudah dibunyikan. Itu artinya, 5 menit lagi apel akan segera dilaksanakan.

"Buruan, ayo ke lapangan! Udah bel tuh," ajak Agritha yang langsung menyeret tangan kedua sahabatnya tadi.

"Iya-iya sabaran dikit kek," protes Melda.

"Biasa, Mel. Yang mau OSN sama Mas Dikta," ledek Letta yang kemudian disambut gelak tawa oleh keduanya.

"Awas ntar kena cinlok," goda Melda pada Agritha.

"Mata lo aja gue colok sini," kejam Agritha seraya mengarahkan telunjuknya pada mata Melda.

"Anjir jangan serem-serem dong lo," Melda bergidik ngeri.

Agritha hanya memutar bola matanya malas. Kesal dengan tingkah kedua sahabatnya ini.

Setelahnya, mereka pun segera merapat ke lapangan.

SEMESTA (END) Where stories live. Discover now