Prolog

2.7K 101 7
                                    

Happy reading :)

Haii, guyss makasih banget buat kalian yang udah mau mampir baca cerita aku.

Aku mau kasih tau dulu kalo cerita ini lagi di revisi sama author. Jadi mohon pengertiannya ya :)

Jangan lupa vote dan coment setiap part nya biar aku tau siapa aja sih pembaca setia cerita aku ini hihihi.

Terima kasih ya guyss 💚💚💚

.
.
.

"Loh kok jadi mama sih, papa lah kan kamu kepala rumah tangganya".

"Iya aku tau ma, tapi besok aku ada meeting dan itu penting".

"Mama juga besok ada pertemuan sama klien penting gak mungkin dong mama cancel nanti apa kata mereka!" sahut Belinda.

"Kamu kan bisa minta asisten kamu dulu buat handle masa gak bisa sih, Lagi pula ---".

Perdebatan itu terhenti saat suara sendok dan piring beradu cukup kuat.
Ya, Arya dia yang sejak tadi hanya diam dan berusah untuk menghabiskan makanan nya secepat mungkin dan pergi meninggalkan meja makan tersebut tapi Arya dengan sengaja menjatuhkan sendok yang sedang dia pegang ke piringnya.

"Arya bisa berangkat sendiri!" Sahutnya sambil berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu.

JERICHO PERSEUS seorang CEO perusahan properti ternama di jakarta menikah dengan BELINDA ROSALIND yang merupakan designer terkenal. Mereka di karuniai anak laki laki yang diberi nama ARYA RIGEL PERSEUS yang sekarang duduk dibangku kelas 11. Arya memiliki wajah yang sangat sempurna tampan bak dewa tapi dia memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan wajahnya.

"Arghhhhhhhhh" teriak Arya frustasi saat dirinya sudah berada diluar rumah sambil kakinya melangkah tanpa arah yang jelas.


Setiap keluarga dengan peraturannya masing-masing.



Berbeda dengan suasana malam keluarga ini, dimana seorang ayah dengan 2 anak bernama ALBA RIDL sedang bermain catur dengan anak laki-lakinya yang bernama ARTHA EDULIO RIDL yang masih duduk di kelas 2 SMP, mereka bermain dengan serius tanpa ada yang mengganggu.

"Ica mau ke minimarket depan, bunda mau titip sesuatu gak?" tanya ica setelah selesai membantu bunda membereskan meja makan.

"Kayaknya enggak deh ca, soalnya kemaren bunda udah belanja bulanan"

"Yaudah deh kalo gtu, Ica berangkat dulu ya bund" sambil melangkah ke kamar untuk mengambil uang dan memakai hoodie putihnya.

CANNA INDICA biasa dipanggil Ica anak pertama dari pasangan ALBA RIDL dan MICHELIA INDICA. Ica hampir sama dengan bunda nya dimna mereka sama sama cantik dan baik kecuali pada adiknya serta Ica merupakan orang yang tegas dan penuh tanggung jawab. Dia merupakan siswi kelas 11 di SMA TRINITY salah satu sekolah favorit di jakarta.

"Kamu mau kemana ca?" tanya ayah dengan melihat sekilas ica setelah itu fokus kembali melihat papan caturnya.

"Minimarket depan yah, ada yang ica mau beli. Ayah mau nitip?" sambil menyodorkan tangannya.

"Kamu nanya apa minta uang? Enggak ayah gak titip apa-apa" sambil melanjutkan permainan caturnya

"Lio aja, Lio titip ---"

"Shuttttttt gak ada titip titipan sayang, kalo mau, ikut sama gue ke minimarket." sambil mengelap jari telunjuknya dibaju Lio karena buat nutup bibir Lio waktu dia ngomong.

"Pelit banget sih lo, tadi aja bunda sama ayah lo tanyain, gue lagi main catur kak nanti kalah" rengek lio pada ica.

Namun Ica malah dengan santai nya melangkah keluar rumah tanpa mendengarkan ocehan adiknya sambil melambaikan tangan seperti miss indonesia.

"Awas aja lo kak liat nanti!!" ucap Lio yang hampir tidak terdengar oleh siapa pun.

"Lio giliran kamu ,, ayo cepet" seru ayah.

Lio pun langsung mengalihkan pandangan ke papan catur sambil otak nya memikirkan bagaimna cara menang dari permainan ini dan rencana untuk membalas kakaknya.





"Jadi semuanya 58.500 kak"



Ica memberikan selembar uang senilai seratus ribu. Setelah mendapatkan kembalian dan mengucapkan terima kasih pada kasir tersebut, dia pun bergegas untuk pulang.

Namun saat sedang asik berjalan tiba tiba Ica berhenti didepan sebuah rumah mewah yang sudah tidak ada penghuninya. Rumah tersebut adalah tempat terjadinya pembataian satu keluarga oleh perampok. Meskipun kejadian itu sudah satu tahun lalu tapi berbagai cerita mistis terus terdengar dari orang yang sering melewati rumah tersebut.

"Mana ada sih orang meninggal terus hidup lagi, kalo udah mati ya udah gak bisa lagi dia jalan jalan bebas, coba liat mana dari tadi gue gak liat apa apa tuh biasa aja hah dasar orang orang penakut" kata Ica sembari terus memandangi rumah itu.

PLETAKKKK

"Aduhhh, woi siapa nih yang ngelampar gue, keluar lo dasar pengecut!" sentak Ica sambil tangan yang terus mengelus kepalanya yang terasa sakit.

"Eh apaan tuh putih putih? Eh eh kok makin deket sih terus kenapa merinding gini, woi gue bukan sodara lo, hoodie gue emang warna putih tapi beda" sambil dia perlahan berjalan mundur.

" Iya iya maaf tadi gue gak bermaksud nantangin kok, aaaaa bundaaa Ica takuttttt" dengan mata yang berkaca kaca dan tangan Ica yang mencengkram kuat ujung hoodienya.

Setelah itu Ica berbalik badan dan lari menuju rumahnya sambil menangis karna takut. Sebenarnya Ica orang yang berani dan tidak mudah percaya dengan omongan orang sebelum dia melihatnya sendiri.


Sementara itu, setelah membeli minuman kaleng dari supermarket, Arya pun melihat jam tangan nya yang menunjukan pukul 20:35 WIB dan Arya pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

"Abis lagi, sial!!" sambil melempar bekas kaleng minumnya sembarang.

Dan saat itu Arya melihat seorang cewek yang sedang marah dan satu tangannya mengelus elus bagian kepalanya yang sakit, yang Arya tau pasti akibat lemparannya itu. Namun ketika Arya akan menghampiri cewek itu, tiba-tiba ada orang yang keluar dari balik semak semak di pinggir jalan dengan menggunakan kain warna putih yang menutupi seluruh badannya.

Saat melihat itu cewek yang menggunakan hoodie putih itu pun lari dan pergi meninggalkan tempat tersebut dengan wajah menahan takut yang Arya tau pasti karna ulah orang ini.

"Hahahahahahaha" tawa yang keluar dari mulut orang tersebut sambil dia membuka kainnya.

"Ngapain lo nakut nakutin cewek itu?" tanya Arya dengan nada dingin khasnya.

"Eh bang hahaha aduh duh bentar," sambil memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa.

"Dia tuh kakak gue bang, gue abis balas dendam sama dia, gara gara dia gak mau beliin titipan pulpen gue."

"Oh iya makasih ya bang lemparan lo keren banget, kalo gtu gue duluan ya bang."

Lio pun pergi meninggalkan Arya yang masih setia memasang wajah datarnya dan tak habis pikir dengan apa yang dilakukan anak itu pada kakak nya sendiri.

"Ternyata ada untungnya jadi anak tunggal." batin Arya sambil melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah.




To Be Continue

Apakah Ica akan tau kalo itu kelakuan adiknya?

Akankah ini menjadi awal pertemuan Arya dengan Ica?

Tunggu kelanjutannya ya :)













ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now