ARCA pov 31

201 24 1
                                    

Happy reading :)


Kegiatan ekskul PMR Ica sudah selesai. Hari ini anggota PMR hanya mendengaran penjelasan dari kakak pembimbing mereka.

"Ayah gak bisa jemput lagi,,," keluh Ica saat sampai di depan pos satpam sekolahnya.

"Kenapa Ca? Ayah lo gak bisa jemput?" tanya Sena disamping Ica.

Ica menganggukkan kepala," lembur katanya"

"Yaudah bareng gue aja" ujar Sena.

"Gila lo!, rumah kitakan beda arah. Udah gak papa nanti gue pesen taxi online aja" balas Ica.

"Serius nih?" tanya Sena meyakinkan.

"Iya. Nih liat aja kalo lo gak percaya, gue udah dapet drivernya" ujar Ica sambil menunjukan hpnya pada Sena.

Sena melihat ke arah mobil yang berada di depan gerbang sekolahnya, "Jemputan gue udah dateng, gue duluan ya Ca, byeee Ica" seru Sena sambil berlari ke arah jemputannya.

"Byee Sen Sen!" balas Ica sambil teriak.


Sena merupakan teman dekat Ica di ekskul PMR ini karena Ica merupakan tipe orang kalo sudah percaya dan nyaman sama satu orang untuk apa ada yang lain.

Hal itu awalnya terpaksa Ica lakukan karena Puspa teman lamanya tidak mengikuti ekskul yang sama. Puspa lebih memilih mengikuti ekskul teater sebagai pembuat cerita karena memiliki imajinasi yang luas.

Saat Ica tengah asik memainkan hpnya, tiba-tiba seseorang menyapanya," Haii, kamu Ica kan?" tanya orang tersebut.

Ica melihat ke arah orang yang sedang menyapanya,"Iya" balas Ica santai.

"Kirain aku salah orang, aku Shaula" sambil mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri.

Ica melihat sebentar lalu menyambutnya, "gue Ica" lalu melepaskan jabatannya.

"Ehmm, lo baru selesai ekskul juga?" tanya Ica berusaha ramah.

"Iya, aku ekskul tari. Kamu baru selesai ekskul juga kan? Kamu ikut ekskul apa?" tanya Shaula.

"Gue PMR" balas Ica. Shaula mengganggukan kepalanya tanda paham, "Lo nunggu taxi online juga?" sambung Ica.

"Oh, enggak aku lagi nunggu temen" balas Shaula dan tak lama sebuah mobil yang mewah mendekat ke arah mereka berdua.

"Nah itu orangnya" seru Shaula.

Ica memperhatikan mobil itu, sampai seseorang keluar dari dalam mobil tersebut.

"Haikal" gumam Ica.

"Haii Ica" sapa Haikal.

Ica yang masih bergelut dengan pikirannya sendiri tidak langsung menyapa balik Haikal, "Eh Kal, Ica ini ternyata humble juga loh. Awalnya aku kira dia sombong heheh" ujar Shaula mengisi kekosongan.


Cukup lama Ica memperhatikan Haikal, tiba-tiba notifikasi masuk ke hp Ica, membuatnya mengedipkan mata sadar dari lamunannya. "Eh, gue duluan ya drivernya udah dateng soalnya" ucap Ica sambil berjalan pergi meninggalkan Shaula dan Haikal.

ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now