ARCA pov 16

240 24 1
                                    


Happy reding :)









"Gimana kebagian semuakan?" tanya Arya pada Orca.

"Iya Ar cukup, semua kebagian." balas Orca sambil melihat catatan yang ada dibuku.

Sekarang Groves sudah berada di panti jompo sesuai dengan yang mereka rencanakan. Groves akan membagi-bagikan sembako disana.

"Terima kasih nak Arya, sudah mau mengunjungi panti." ucap ibu pemilik panti.

"Iya bu sama-sama, kebetulan saya kesini bersama teman-teman saya, mereka anggota Groves komunitas yang saya ketuai."

"Semua ini juga karena mereka, kalo gak ada mereka kunjungan ini mungkin tidak akan berjalan lancar seperti sekarang." jelas Arya

"Sekali lagi terima kasih buat kalian semua, para penghuni panti senang melihat kalian, mereka seperti mempunyai keluarga kembali jika kalian sering berkunjung kesini." ucap ibu panti sambil melihat ke arah para penghuni.

"Kalian harus jadi anak muda yang baik, jangan suka tawuran ya, sekolah yang rajin biar bisa berguna bagi orang lain."

"Kami juga senang bu bisa datang kesini. Kalau begitu kami semua pamit ya bu, soalnya udah mau sore juga, kebetulan kami sudah selesai membagikan sembakonya." pamit Arya pada ibu pemilik panti.

"Kalo begitu kalian hati-hati ya" balas ibu panti.

Semua anggota Groves mengangguk dan menaiki motor mereka masing-masing.

"Mari buu" ucap beberapa anggota Groves. Dan langsung pergi dari panti tersebut.




Lio membuka hp nya dan terlihat disana 17:15 WIB. Setelah bertemu dan di tinggalkan begitu saja oleh Arya, Lio tidak langsung pulang.




Sekarang Lio sedang duduk dengan kepala menunduk dikursi panjang di taman komplek.

Tiba-tiba seseorang duduk disampingnya, "kita urus-urusan kita yang belum selesai." ucap orang itu.

Mendengar itu, Lio langsung mengangkat kepalanya dan menatap orang tersebut, "Haikal."

"Bagus lo muncul didepan gue, jadi gue gak perlu susah-susah cariin lo." ujar Lio dengan sinis.

"Lo mau --" ucapan Haikal terpotong saat pukulan mengenai wajahnya.


BUGH !


"Kenapa lo masih ganggu kakak gue hah!" bentak Lio dengan mata memerah.


BUGH !


Lio menonjok rahang Haikal. Lio sekarang sedang marah, bahkan sangat marah. Meskipun banyak orang di taman itu yang melihat mereka tapi Lio tidak perduli.

"Lo gak tau apa-apa tentang masalah gue sama Ica, jadi gue harap lo gak usah halangin gue buat ketemu sama Ica" ujar Haikal sambil duduk kembali.

"Cih .. Apa lo bilang gue gak tau? Lo salah gue tau semua nya dan itu semua salah lo!" tunjuk Lio di depan wajah Haikal.

"Dan satu hal yang gue mau kasih tau sama lo Haikal." ucap Lio sambil menampilkan smirknya.

"Waktu dia di rumah sakit, dia cuma berharap satu orang untuk ngeliat keadaan dia .. Iya orang itu adalah lo Haikal!. Tapi apa lo malah ngilang gitu aja. Dan parahnya ini semua ternyata rencana lo!" teriak Lio.

Haikal hanya memalingkan wajahnya, "lo semua salah, gue juga korban disini asal lo tau" ujar Haikal.

"Gak akan ada yang percaya sama omongan dari mulut lo itu, termasuk Ica. Mending lo jauhin dia karna dia sekarang udah bahagia."

"Dia udah bahagia sama orang yang tepat bukan orang kayak lo!" bentak Lio.


BUGH !


Haikal menonjok wajah Lio sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah, "gue tetep jadi orang yang tepat buat Ica."

"Hahh, lo sama bang Arya, jauh!" balas Lio.

"Arya?" ucap Haikal bingung.

"Iya ... orang yang tepat buat kak Ica cuma bang Arya." ucap Lio penuh penekanan.

Hikal sangat mencintai Ica oleh karena itu saat Haikal mendengar Ica dengan yang lain hati Haikal hancur dan emosinya mulai tidak terkendali.

Saat Haikal menganggkat tangannya untuk bersiap menghajar Lio, tiba-tiba tangan seseorang lebih dulu memegangnya.


"Lo anak baru di SMA Trinity kan? Jangan sampe gue buat lo cuma sehari ada di sekolah itu."

"Bang Arya?" gumam Lio.


"Oh jadi lo Arya, jangan ikut campur sama urusan gue apalagi sampe mau ngambil Ica dari gue!!" ucap Haikal sambil melihat tajam ke arah Arya.

"Pergi lo, jangan sampe video lo melakukan kekerasan tadi sampe ke kepala sekolah. Lo pasti tau akibatnya kalo sampe itu terjadi." jelas Arya sambil menunjukan hpnya.

"Sial, awas lo semua!" bentak Haikal sambil pergi meninggalkan Lio dan Arya.

"Bang ---"

"Lo juga pulang" perintah Arya sambil menaiki motornya.

"Tapi bang ada yang mau gue kasih tau sama lo" ucap Lio memohon.

"Gue capek mau istirahat" ujar Arya sambil pergi dengan motornya. Lagi-lagi Arya meninggalkan Lio sendirian.










"Ayah ngapain sih dari tadi bolak-balik, buat kepala Ica jadi pusing padahal tadi udah sembuh" ucap Ica sambil duduk di kursi yang ada di ruang tamu.

"Ayah ini lagi nungguin Lio Ca, masa jam segini belum ada di rumah!" ujar ayah kesal.

"Paling masih di jalan kena macet atau nunggu bus, kadang datengnya lama" balas Ica cuek.

"Bener kata Ica yah, lagian Lio kan sebelumnya udah ngabarin bunda. Udah gak usah marah-marah" bunda mencoba menenangkan ayah yang mulai emosi.

Tiba-tiba pintu rumah terbuka menampilkan Lio dengan muka lebam di pipinya.

"Dari mana kamu? Terus ini muka kamu kenapa hah!!"

"Kamu abis berantem? Mau jadi jagoan hah!!" bentak Ayah pada Lio.

"L--lio tad---i .." ucap Lio terbata-bata.

"Ayah sabar, jangan marah-marah" ucap bunda lembut. Setelah itu ayah duduk di kursi sambil mengusap wajahnya kasar.

"Astaga Lio ini kenapa? Udah sana masuk bersihin lukanya. Ca bantu Lio buat bersihin lukanya ya?" ujar bunda pada Ica.

"Iya bund, ayoo ikut gue" ajak Ica untuk pergi dari sana. Lio pun mengikuti Ica dengan wajah menunduk.

Kini Ica dan Lio sudah ada di belakang untuk membersihkan luka diwajah Lio.

"Lagian lo ngapain sih berantem segala, kan lo tau ayah paling benci kalo lo udah sok jagoan!" ujar Ica sambil menuangkan alkohol dikapas, lalu menempelkan sambil menekan sedikit pada lukanya.

"Awww ishh pelan-dong sakit tau, kalo gak ikhlas gak usah deh. Ini juga tuh gara-gara si Haikal kalo lo mau tau." jelas Lio.

"Haikal? Ish lo ngapain sih ketemu dia hah?" bentak Ica sambil melempar kapas ke muka Lio.

"Dia sendiri yang tiba-tiba nyamperin gue waktu di taman." balas Lio.

"Terus kalian ngomong apa aja hah?" tanya Ica lagi.

"Kepo lo, dah lah gue mau mandi" sambil pergi ke kamarnya, meninggalkan Ica.

"LIOOO!!!" teriak Ica dengan wajah menahan marah.















To be continue

Gimna puasanya lancarkan?

ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now