ARCA pov 3

394 51 1
                                    



Happy reading:)






Malam ini kayaknya makan malam paling buruk bagi Lio karena setelah selesai makan malam ayah, bunda serta Ica dari tadi seperti akan menerkam Lio dengan tatapan penuh kemarahan terutama dari Ica sang kakak.

"Kak Ica udah cerita sama ayah sama bunda, itu bener Lio?" tanya ayah dengan suara yang tenang.

Lio yang ditanya hanya menganggukkan kepala, "Iya yah, Lio minta maaf Lio ngaku salah."

"Jangan minta maaf sama ayah minta maaf sama kak Ica."

Lio pun bangkit dari tempat duduknya dan langsung menghampiri Ica yang tengah sibuk memainkan laptopnya. "Kak gue minta maaf ya, janji gak ngulangin lagi." ucap Lio

"Janji ya lo gak akan ngulangin lagi?" tanya Ica sambil mengangkat jari kelingkingnya.

"Janjiii." jawab Lio sambil menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Ica.

Ayah dan bunda yang melihat kelakuan anak anaknya hanya bisa tersenyum karena meski mereka selalu jahil satu sama lain tapi sebenarnya mereka saling menyayangi.












Arya tengah mengendarai sepeda motor vespa malam ini menuju tempat basecamp dan teman temannya. Arya dan teman temannya memang masuk dalam komunitas vespa matic bukan geng motor seperti yang lain.

"Ketua datang woii." seru Andre teman satu komunitasnya saat Arya baru turun dari motornya.

Semua mata tertuju pada Arya, "apa kabar?" tanya Arya sambil duduk dibangku yang kosong.

"Kita semua baik kok bang." jawab mereka.

"Oh iya Ar seminggu lagi kita ada kunjungan sambil kasih bantuan ke panti jompo." sahut Orca.

Arya mengangguk, "Catet aja apa yang dibutuhin terus berapa dana yang perlu kita keluarin abis itu kirim ke gue, nanti uangnya gue transfer ke atmnya Groves."



Groves jakarta singkatan dari gerombolan vespa jakarta, komunitas yang Arya ikuti.


Komunitas ini gak kalah sama geng geng motor lainnya bahkan ada yang bilang komunitas vespa ink jiwa solidaritasnya lebih besar dari pada geng motor lain.




"Kalian pasti belum pada makan kan, tuh ada mamang nasi goreng beli sana nanti gue yang bayar, pesen aja buat semua yang ada disini." perintah Arya

"Nah Ar emng lo yang terbaik." sahut Izar sambil merangkul bahu Hamal untuk mengikutinya.

"MANG NASI GORENGNYA 15 PORSI." teriak Izar.

Hamal melepas paksa rangkulan Izar, "jangan dikuping gue juga, sakit bego!"

"Kalo gak teriak mamangnya gak denger, kalo gak denger dia nanti pergi, kalo pergi kita gak jadi makan. Mau lo!" bentak Izar pada Hamal yang pura pura tidak mendengar.







Groves jakarta memang belum lama berdiri, Arya dan teman temannya merupakan generasi ketiga dan generasi sebelumnya lah yang memilih Arya untuk menjadi ketua dari komunitas ini. Groves beranggotakan kurang lebih 150 orang yang tersebar diseluruh wilayah di jakarta.






"Makanan datang, yok makan yok." teriak Izar sambil membawa plastik berisikan beberapa kotak nasi goreng.

"Thanks ya bang." ucap mereka pada Arya.

Arya pun menganggukkan kepala lalu berdiri, "Gue balik duluan ya, ada urusan soalnya."

"Lo gak makan dulu Ar?" tanya Orca.

"Gue gampang nanti makan dirumah. Oh iya berapa semuanya zar?" tanya Arya sambil membuka dompetnya.

"Semuanya 180.000 Ar."

"Oke nih, gue cabut dulu ya." sambil memberikan 2 lembar uang berwarna merah.

"Oke hati hati bang." sahut salah satu anggota lalu Arya menaiki motor nya dan membunyikan klakson lalu pergi.

Walaupun Arya punya sifat yang menurut orang lain kejam dan dingin namun bagi groves Arya adalah ketua yang paling baik dalam segala hal.











Ica keluar dari kamarnya sambil melihat kesana kemari, "bunda liat tempat minum Ica yang warna ungu gak?" tanya Ica saat berada ruang tv.

"Bunda gak liat ca, terakhir kamu taro dimna? Coba inget inget lagi kamu kan suka lupa." sahut bunda sambil melihat acara berita ditv.

Ica berdiri sambil mencoba mengingat apa aja yang dia lakukan hari ini, sampai Ica ingat sesuatu, "oh iya Lio!" gumamnya sambil lari ke kamar Lio.

Tanpa mengetuk pintu, "Lio lo liat botol minum gue yang gue bawa waktu sepedaan gak?"

"Gak tau gue gak liat." jawab Lio singkat.

"Ish gimna sih lo, kayaknya ketinggalan di taman deh, aaaaa terus besok gue gimna?" rengek Ica sambil mengguncang tangan Lio.

"Kak gue lagi main game nanti kalah, yaudah sih pake tempat minum yang lain dulu, ribet banget!" jawab Lio sambil menjauhkan tangannya dari Ica.

"Gue gak mau, kan lo tau itu tempat minum kesayangan gue. Kenapa gak lo bawain sih kan lo yang terakhir pulang dari sana."

"GUE LUPA!" sambil meletakan hpnya di meja dan mendorong Ica keluar dari kamarnya, "gara gara lo nih game gue kalah, sana cari sendiri ke taman kalo lo berani!" kata Lio sambil menutup pintu kamarnya.











Akhirnya Arya sampai disampai di rumahnya dan saat membuka pintu, hal yang pertama Arya lihat adalah koper milik papa dan mamanya. Arya tau pasti mereka akan pergi lagi.






"Eh Ar kmu udah pulang oh iya mama sama papa mau keluar kota karna ada kerjaan yang harus kami selesaikan, terus uang jajan kamu udah mama tranfer ya kalo misalnya kurang kamu bilang aja." ujar mama Arya sambil membereskan tasnya.







"Arya gak butuh uang kalian!" bentak Arya.






"Arya sudah berani kamu membentak orang tua!!" tegur papa yang sejak tadi sibuk dengan hpnya.

Arya hanya tersenyum kecut kearah mereka, "Apa papa sama mama pernah nanya sama Arya udah makan apa belum?"

"Enggak kan, jadi klo mau pergi pergi aja, bilang aja lewat chat gak usah nyuruh Arya pulang, kedatangan Arya juga gak penting kan, gak bisa buat kalian untuk gak pergi." Arya keluar dari rumahnya dan pergi mengendarai motornya.

Malam ini rasanya Arya mau pergi saja karena toh percuma orang tuanya hanya memikirkan tentang pekerjaan mereka saja.















To be continue

Sabar ya Ar, tapi duit cair aman lah heheh canda Arya 😁.

ARCA pov  [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora