ARCA pov 56

181 19 6
                                    

Haiii, apa kabar????

Jangan lupa vote dan komen :))

Happy reading :)

.
.
.

Bel istirahat kedua baru saja berbunyi, beberapa murid 12 Ips 2 perlahan keluar dari kelas.

Sedangkan Ica masih diam duduk di bangkunya sambil menundukkan kepala dengan beralaskan lengannya.

"Kenapa sih gue hari ini?!!" monolog Ica.

Ica memang sedang memikirkan perasaannya yang tiba-tiba berubah saat ini.

"Ca??" panggil seseorang membuat Ica mengangkat kepalanya. "Kenapa?" tanya Ica saat melihat ternyata Haikal yang memanggilnya.

"Ikut aku bentar bisa?"

Melihat Ica yang masih diam membuat Haikal membuka suaranya lagi, "Gak lama kok".

"Kemana?"

"Aku tunggu di taman belakang sekolah" ujar Haikal lalu pergi dari kelas Ica.

Ica perlahan berdiri dan berjalan ke arah taman belakang sekolah. Saat sampai disana Ica melihat Haikal dengan seorang cewek, tapi Ica tahu itu bukan Shaula.

"Caa?" panggil Rena saat melihat Ica yang perlahan menghampirinya.

"R--rena?" ujar Ica tak percaya. "Kenapa lo bisa ada disini?".

"Ca? Aku kan pernah janji sama kamu, kalau suatu saat nanti aku bakal kasih tau apa yang sebenarnya terjadi waktu itu" ujar Haikal.

Ica menggelengkan kepalanya, "Gue udah gak mau tau apapun lagi".

"Tapi kamu harus tau yang sebenarnya Ca!" sahut Haikal.

"Enggak! Cukup ya Kal!!" bentak Ica lalu berniat pergi dari sana.

Haikal menahan tangan Ica,"Please, dengerin aku kali ini aja. Aku janji setelah ini aku gak akan pernah ganggu kamu lagi, Ca!".

"Haikal! Gue bilang enggak ya enggak! Lagian kenyataan apa lagi yang gue harus tau?" tanya Ica lemah.

Haikal terdiam sambil melepas cekalannya pada tangan Ica, sekarang dia tahu sedalam apa rasa kecewanya Ica saat itu.

"Yang kamu tau itu bukan kenyataan Ca, tapi kebohongan aku" ujar Rena tiba-tiba.

"Maksud lo?"

Rena mendekat ke arah Ica sambil memegang tangan Ica, "Maaf Caa, kejadian beberapa tahun yang lalu itu karna aku"

Ica hanya diam seolah menunggu kelanjutannya, "Aku yang kasih kisi-kisi Sejarah palsu itu sama Haikal buat kamu, k--karna aku iri sama kamu Ca!".

"Iri?"

Tidak terasa air mata Rena mulai membasahi pipinya, "Dulu orang-orang liat kamu itu sempurna Ca, sama kayak aku ngeliat kamu. Walaupun kamu itu gak bisa di pelajaran Sejarah tapi orang lain tetap mengaggap kamu itu sempurna!"

ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now