ARCA pov 13

275 29 1
                                    

Happy reading :)







Lima menit yang lalu bel pulang telah berbunyi. Orca, Hamal dan Izar sekarang sedang ada di parkiran mereka masih berada di atas motornya.

"Ni si Arya bener-bener ya, untung ketua kalo bukan udah gue buang ni tasnya." ujar Izar sambil memegangi tas Arya.

"Hamal lo bawain tas nya Arya ya, gue kan gak bawa motor susah jadinya, berat." sambung Izar lagi sambil memberiakan tasnya pada Hamal.

"Terus lo pulang gimana?" tanya Orca pada Izar.

"Gampang nanti gue jalan kedepan baru naik angkot."

"Lagian lo kenapa gak bawa motor pinter?" tanya Hamal.

"Gue tadi pagi nebeng si Arya, motor gue lagi di bengkel. Eh malah dia gak balik lagi waktu keluar tadi, anjir banget emang."

"Ya udah gue duluan, takut ketinggalan angkot" timpal Izar sambil pergi dari parkiran.

"Hati-hati lo" seru Orca.






Hari ini Izar memang berangkat sekolah bareng Arya sedangkan Hamal kebetulan hari ini berangkat bareng dengan Orca karena mereka akan melakukan kerja kelompok setelah pulang sekolah.






"Ah elah panas banget sih!" keluh Izar saat berdiri di pinggir jalan untuk menunggu angkot.

Kemudian Izar mengambil jaket bertuliskan Groves di tasnya dan memakainya, "untung ni jaket gue bawa terus."

Baru saja Izar memakai jaket nya tiba-tiba, "WOII ADA ANAK VESPA NIHH!!" seru salah satu cowok yang melintas menggunkan motor besarnya.

Dari seragam yang mereka pakai, mereka bukan murid dari SMA Trinity tapi dari sekolah lain. Mereka juga merupkan anggota geng motor karena mereka berjalan beriringan dan memakai jaket bertuliskan OXY.

"Sial!" gumam Izar.

Karena kalah jumlah Izar akhirnya memutuskan untuk lari dari sana menyelamatkan diri dari pada habis babak belur. Sekarang Izar belari ke arah gang-gang yang sempit untuk menghindari kejaran dari mereka.

"Woiii jangan lari lo!" teriak salah satu dari mereka sambil mengejar Izar.

"Gue harus minta bantuan" ujar Izar sambil ngos-ngosan karena lari.

Izar kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil benda pipih ini untuk meminta bantuan. Izar kemudian menempelkan hpnya ke telinga.

"Hallo" jawab orang tersebut.

"Tolongin gue Ar, gue lagi di kejar sama geng OXY." balas Izar sambil berhenti karena capek berlari.

"Oke gue kesana sekarang." jawab Arya lalu mematikan sambungan telponnya.

"Kebiasaan nih orang, main langsung matiin aja!"

"ITU ORANGNYA, WOII BERHENTI! JANGAN LARI LO!!" teriak salah satu dari mereka.

"Dasar anak geng saraf!" umpat Izar sambil terus berlari.











"Makasih ya pak." ucap Ica sambil memberikan uang untuk ongkosnya.

"Iya sama-sama neng" balas bapak driver tersebut.

Sekarang Ica sudah kembali kerumahnya, saat Ica masuk ke dalam rumah, "bunda?" panggil Ica.

"Tumben sepi, bundaaa?" panggilnya lagi karena tidak ada jawaban.

"Bunda sama ayah lagi tempat nenek, jenguk nenek sakit. Tumben lo balik telat? main ya lo karena tau bunda gak ada." tiba-tiba Lio keluar dari kamarnya.

"Ohh, gue kumpulan PMR dulu tadi." ucap Ica bohong sambil mendudukkan dirinya di kursi.

"Lutut lo kenapa kak?" tanya Lio saat melihat perban di lutut Ica.

"Jatoh" jawab Ica sambil melepaskan tas dari bahunya.

"Lemes amat sih lo, yaudah sana makan tadi udah bunda siapin sebelum pergi." ujar Lio sambil berbalik badan kembali ke kamarnya.



"Gue ketemu Haikal." ucap Ica tiba-tiba.



"Dimana?" balas Lio sambil mengepalkan tangannya.

"Di sekolah, kayaknya dia pindah sekolah ke sekolahan gue deh."

"Lo gak usah bilang bunda sama ayah ya, gue gak mau mereka khawatir." pinta Ica pada Lio.

"Gue gak akan bilang, tapi lo harus janji kalo ada apa-apa lo harus kasih tau gue." ucap Lio melihat ke arah Ica lalu pergi ke kamarnya.

Ica hanya bisa menghela napas panjang, dia berharap kalau ini hanya mimpi. Namun kenyataannya memang masa lalu itu
kembali. Baru saja hidupnya akan kembali normal.











"Ah sial jalannya buntu!" gumam Izar sambil melihat ke arah kanan dan kiri untuk mencari jalan lain.

"Lo udah gak bisa kemana-mana, cupu."

"Udahlah Lex kita abisin aja dia" ujar orang yang ada di sampingnya.

"Sabar, kita main-main dulu sama dia." balas Lexi sambil mulai mendekat ke arah Izar.

"Mau lo apa njing!" umpat Izar sambil menyiapkan kuda-kudanya.

"Waw kasar ya mulutnya, nih buat lo"



BUGH !






Satu pukulan mendarat di pipi Izar hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah. Izar memegangi sudut bibirnya, "akh .. berani lo nyentuh wajah gue yang ganteng ini!"







BUGH !







Kini Izar membalas dengan menonjok balik tepat di sudut bibir Lexi dan mengeluarkan darah, "dah, sama kan" ujar Izar sambil tersenyum puas.

"HAJAR!" seru Lexi kepada anggotanya untuk mengeroyok Izar.

Namun baru saja mereka akan melakukan aksinya tiba-tiba terhenti saat, "cupu, beraninya keroyokan!" ujar suara berat dari arah belakang mereka.

"Arya." ucap Izar.

"Waw siapa lo? mau sok jadi pahlawan lo? hah!" ujar Lexi sambil mengangkat tangannya bersiap untuk menghajar Arya.

Namun belum sempat Lexi menyentuhnya, Arya lebih dulu memegang tangannya lalu memutarnya sampai berbunyi sambil medorong tubuh Lexi ke belakang.


KREK ! BRAKK !

BUGH !

BUGH !

BUGH !


Arya menghajar mereka satu persatu dengan membabi buta dengan Izar yang ikut membantu Arya, karena Arya tidak suka digangu dan Arya juga tidak pernah mengganggu siapa pun makanya dia sangat marah bagi siapapun yang mencari gara-gara dengannya.

"Bilang sama ketua lo, gak usah ganggu Groves lagi atau lo semua gue habisin!" ucap Arya dengan amarah yang dia tahan.

Lexi memang bukan ketua dari geng motor OXY, dia hanya wakil. Ketua asli dari OXY tidak pernah menunjukan wajahnya karena di selalu memakai penutup wajah.

"Bilangin juga sama ketua lo, suruh buka cadarnya." ujar Izar didepan wajah Lexi yang sedang kesakitan.

Arya dan Izar pun pergi dari tempat itu meninggalkan geng motor OXY yang sedang kesakitan.

"Arghhhhh sial!" teriak Lexi.















To be continue

Selamat menunaikan Ibadah puasa bagi yang menjalankan :)

Arya gak bisa nahan emosi ya bund :)

ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now