ARCA pov 8

284 29 1
                                    


Happy reading :)







Tak butuh waktu lama untuk Ica dan Puspa menemukan rumah Arya. Mereka pun turun dari mobil yang mereka pesan menggunakan aplikasi online.

 Mereka pun turun dari mobil yang mereka pesan menggunakan aplikasi online

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

@disain_rumah


"Caa, ini beneran rumah Arya besar banget ya?" tanya Puspa saat di depan pintu.

"Gue sih gak yakin ya, tapi dia kasih alamatnya di sini. Awas aja kalo tu anak boong!" sahut Ica.

Pintu rumah Arya terbuka, "neng temennya mas Arya ya?" tanya bi Imah.

Ica mengangguk, "iya bu." jawab Ica sopan.

"Ya udah silahkan masuk atuh." sahut bi Imah.



Ica dan Puspa masuk ke dalam rumah Arya yang mewah dengan foto-foto terpajang rapi. Ica yakin ibu tadi bukan ibunya Arya tapi dia orang yang bekerja di rumah ini.




"Duduk, santai aja." tiba-tiba Arya muncul dan langsung duduk di kursi yang ada di ruang tamu rumahnya.

Ica dan Puspa langsung duduk dan meletakkan tas mereka.

"Nih alat dan bahannya, ada lagi gak?" tanya Izar sambil menaruh barang-barangnya di meja.

"Lah elo udah ada disini?" tanya Ica heran sambil menunjuk Izar.

"Hemm udah dari tadi pagi, lagian ya ngapain sih ngerjain tugas sekarang kan dikumpulnya minggu depan?" tanya Izar kesal.

"Emang kamu gak sekolah dari pagi udah disini?" tanya Puspa.

"Udah-udah jangan tanya jawab aja, dan lo Izar ini tuh tugas gambar susah tau!, lo kira enak apa gambar peta. Kalo lo gak mau ya udah pulang sana! lo gak akan dapet nilai, paling lo disuruh buat peta sendiri." ujar Ica sambil membentangkan kertas kartonnya.

"Sama aja lo kayak Arya, jangan-jangan jodoh lo berdua." omel Izar.

"Ish apaan sih lo!, udah cepet sana lo bantuin Puspa. Biar gue yang buat sketsanya." suruh Ica.

"Terus gue?" tanya Arya bingung.

"Terserah, lo kan ketuanya." jawab Ica penuh penekanan.

Arya hanya diam sambil memperhatikan Ica tanpa berniat untuk membalas perkataan Ica. Sedangkan Ica sudah sibuk menggambar petanya.




Setelah 15 menit ...




"Ah gilaa pegel banget tangan gue." gumam Ica sambil menggerak-gerakkan tangannya dan melihat hasil gambarannya.

" gumam Ica sambil menggerak-gerakkan tangannya dan melihat hasil gambarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Arya mengambil pensil yang ada di tangan Ica, "sini gantian sama gue."

Ica hanya diam sambil memperhatikan wajah Arya, memang saat ini Ica dan Arya sedang duduk berhadapan dan hanya terpisah oleh kertas karton saja.

"Biasa aja ngeliatinnya ntar lo naksir lagi sama gue." ujar Arya tanpa mengalihkan pandangannya dari karton.

Ica mengerjap kan matanya kaget, "apaan sih lo PD banget, siapa juga yang liatin lo!" jawab Ica sambil pergi dari hadapan Arya.










"Bunda ini gimna sih, udah tau gue cowok pake suruh beli belanjaan segala."

"Ini semua gara-gara kak Ica! Pake sok-sokan kerja kelompok padahal mah main itu. Kan harusnya ini kerjaan dia" keluh Lio sepenjang jalan setelah keluar dari supermarket sambil membawa plastik berisi belanjaan.

Namun langkah Lio terhenti saat matanya tak sengaja melihat orang yang paling dia benci. Lio pun menghampiri orang itu.




BUGH !

BUGH !




"Aaaaa, heh apa-apaan sih lo!" sentak seorang cewek.

"Wow, Lio apa kabar?" tanya orang itu sambil memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Gak usah sok baik lo njingg!!" sahut Lio.

Orang itu hanya tersenyum, "kalo Ica gimna?".

"Jangan pernah lo munculin muka lo didepan kakak gue!" ujar Lio sambil menabrak bahu orang itu.

Lio berhenti sejenak, "oh iya satu lagi urusan lo sama gue belum selesai, HAIKAL!" lalu pergi dari tempat itu.











"Kayaknya ni ujan gak akan reda, ya udah deh gue balik aja." ujar Izar.









"Eh Izar kok lo ninggalin gue sih!" kata Ica.

"Lo mau ikut balik bareng gue? ujan-ujanan hah?" tanya Izar pada Ica.

Ica mengangguk, "iya, please Zar soalnya nyari driver online ujan kayak gini susah."

"Gak usah nanti gue yang nganterin lo pulang. Lagian kasian Izar muter-muter kalian kan gak searah." sahut Arya.

"Nah bener tuh kata Arya, ya udah gue balik duluan ya."

"Oke hati-hati." jawab Arya.

Kini Ica hanya diam berdiri sambil memandang hujan yang masih turun lumayan deras. Andai Puspa tadi gak balik duluan karena ada urusan pasti dia bersama Puspa sekarang.

"Lo tunggu sini gue ambil kunci mobilnya dulu." perintah Arya sambil masuk ke dalam rumahnya.

Arya datang dengan mobilnya dan membuka kaca mobilnya, "duduk depan, gue bukan supir lo." ujar Arya.

Ica hanya menuruti saja apa yang Arya suruh dan sekarang mereka berada di dalam mobil tanpa ada yang berniat mengajak bicara.

Tak butuh waktu lama bagi Arya untuk sampai di rumah Ica. Kini mobil Arya behenti tepat di depan pagar rumah Ica.

Arya tau alamat rumah Ica waktu kejadian Ica dikejar preman, Arya yang nganterin Ica pulang.

"Oke makasih, lo mau mampir dulu gak?" tanya Ica basa-basi.

"Lain kali aja, gue langsung pulang." jawab Arya.

Ia menganggukan kepalanya, "ya udah kalo gitu, sekali lagi thanks ya." ucap Ica sedikit ramah sambil membuka pintu mobil untuk turun.

Sebenarnya ada yang ingin Arya tanyakan pada Ica tapi Arya mengurungkan niatnya dan langsung pergi dengan mobilnya.




Sedangkan Ica langsung masuk ke rumahnya dan langsung di sambut dengan pertanyaan dari Lio.





"Kak, lo balik sama siapa?" tanya Lio.

"Dianterin Arya." sahut Ica malas.

"Kok dia gak lo ajak mampir dulu sih." ujar Lio dengan nada sinis.

"Udah tapi dianya yang gak mau, udah lah gue mau istirahat. Apaan sih lo heboh banget, suka lo sama dia? ihh." ujar Ica sambil pergi ke kamarnya.












To be continue

Arya meresahkan ya bund :)

ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now