ARCA pov 1

875 62 1
                                    

Happy reading:)

Haii, guyss apa kabar?

Jangan lupa vote dan komen ya, makasih buat yang udah mau setia baca cerita aku 💚💚💚

.
.
.

"Kak kok gue semalem gak liat lo pulang dari minimarket?" tanya Lio sambil duduk dan memakai sepatu.

Ica tengah sibuk memeriksa buku dalam tasnya, dia nggak mau ada satu barang pun yang tetinggal apalagi ini hari pertama masuk di kelas 11. "Lo udah tidur kayaknya waktu gue pulang." sahut Ica santai sambil menggendong tasnya.

"Emang lo pulang jam berapa? Perasaan gue tidur malem. Emang lo berani malem malem sendirian di jalan nanti ada ----"

Belum sempat Lio menyelesaikan pertanyaannya, Ica sudah memukul lengan Lio. "Udah jangan nanya aja lo kayak wartawan, ayah udah nunggu di mobil cepetan gue mau upacara nanti gue telat!"

"Iya woi sabar, gak usah mukul juga kali, bilang aja lo takutkan kalo gue tau kalo lo nangis semalem hahah" sahut Lio dengan suara pelan agar Ica tidak mendengarnya. Sambil mengikuti langkah Ica menuju mobil.



Hari ini adalah hari dimana siswa/siswi SMA TRINITY kembali ke sekolah seperti biasa setelah melewati libur semester tahun ini. Karena hari ini hari senin jadi seluruh siswa dan siswi akan melaksanakan kegitan upacara bendera seperti biasa.




Area parkiran pun sudah penuh dengan kendaraan yang dibawa oleh para murid dan guru. Disini lah Arya dan ketiga temannya yaitu Orca, Hamal, Dan Izar berkumpul. Mereka termasuk siswa yang populer karna memiliki wajah di atas rata rata.

"Heh gak asik lo berdua, masa kita pisah sih padahal dari dulu kitakan berempat terus." membuka pembicaraan antara mereka.

"Lo tuh yang aneh, lagian sok pinter banget sih lo pake masuk IPA segala." ujar Izar.

"Eh Izar untung gue ngambil jurusan IPA jadi si Orca ada temennya, lo kan tau Orca gak berminat sama IPS, ya gak Or?" sahut Hamal sambil merangkul paksa bahu Orca.

Orca yang dirangkul hanya tersenyum paksa sambil menganggukkan kepala karena dia malas ikut dalam pembicaraan yang menurut nya tidak penting itu.

Orca memang memiliki karakter hampir sama dengan Arya beda nya Orca masih memiliki sikap hangat. Sedangkan Hamal dan Izar, mereka sangat welcome pada semua orang hanya saja Izar yang memiliki tingkat percaya diri yang tinggi dibanding ketiga temannya yang lain.



TRINGGGG ...



Bel tanda upacara akan dimulai pun berbunyi. Semua murid pun berjalan menuju lapangan untuk berbaris. Namun hanya Arya yang diam sejak tadi matanya masih fokus menatap mobil yang ada didepan gerbang sekolah nya.

"Woi Arya cepetan mau dihukum lo, baru juga masuk." panggil Orca yang sudah jauh berada di depan Arya.

Arya pun merasa namanya di panggil langsung mengalihkan pandangannya tetap dengan wajah datarnya kemudian menyusul ketiga temannya yang lain.

Upacara pun telah selesai, setelah mendapat pengarahan dari guru wakil kesiswaan bahwa siswa dan siswi kelas 11 diharapkan melihat pembagian kelas mereka yang sudah ditempel di mading sekolah. Setelah itu semua murid kelas 11 pun berkerumun didepan mading untuk melihat kelas mana yang mereka tempati.

"Hah udah gue duga pasti XI ips 2, cuma gara gara gue telat bilang pindah" omel Ica sambil keluar dari kerumunan.

"Icaaaaaaaa kita satu kelas lagiiiii yeayyy"

Puspa adalah teman Ica dari mereka SMP. Puspa anak yang sedikit agak lemot meski tidak parah hanya saja jika dibandingkan dengan Ica, Puspa 'masih kalah jauh' kalo kata lagu di tiktok.

"Lo ngikutin gue kan?" tanya Ica sambil berjalan mencari ruangan kelasnya.

"Iya kan mau nyari kelas kita kan sekelas caa, gimana sih kamu ini." jawab Puspa sambil menggandeng tangan Ica.

Ica tak mau memperpanjang obrolannya dengan Puspa bisa-bisa sampai malam nanti kelasnya baru ketemu.

"Kayaknya ini deh kelasnya" seru Ica sambil melihat papan bertuliskan XI ips 2 yang ada di depan pintu.

Ica pun Langsung masuk kedalam kelas. Ternyata belum terlalu banyak murid kelas ini yang masuk sehingga Ica bisa memilih tempat duduk tanpa rebutan dengan yang lain. Ica memilih tempat duduk bangku nomor 3 dari barisan tengah.

"Pas banget nih, tengah tengah" karena Ica bukan tipe murid yang suka duduk di barisan paling depan atau pojok paling belakang.

Akhirnya Puspa pun langsung mendaratkan pantatnya di samping kursi Ica. Dan Ica hanya bisa pasrah karena percuma juga kalo Ica bilang gak boleh pasti Puspa tidak akan paham toh Ica belum punya teman selain Puspa di kelas ini.

Satu persatu siswa dan siswi memasuki kelas XI ips 2. Semua mata tertuju ke arah pintu saat dua orang cowok tengah berdiri didepan pintu sambil melihat lihat kearah meja yang masih kosong.




"Ar kayaknya tinggal bangku nomor 3 itu" bisik Izar pada Arya sambil menunjuk bangku yang tersisa.

Arya pun langsung melangkahkan kakinya menuju bangku nomor 3 dibarisan sebelah kanan tepatnya disamping meja dan kursi milik Ica.

"SUMPAH GAK NYESEL GUE PILIH JURUSAN IPS."

"XI IPS 2 COGANNYA GAK NGOTAK WOI."

"KALO JODOH EMANG GAK KEMANA."

Kurang lebih begitulah kata kata yang keluar dari mulut anak cewek yang ada dikelas tersebut. Sedangkan Arya hanya diam saja seolah tidak mendengar apa yang mereka katakan.

"Ca kamu mau kemana?" tanya Puspa

"Mau ke perpus bentar, berisik banget disini." sahut Ica sambil melangkahkan kaki keluar dari kelas.

Ica pun pergi meninggalkan kelas. Disisi lain Arya mendengar percakapan mereka kemudian Arya memperhatikan Ica sampai keluar kelas.









To be continue

Arya merhatiin Ica, serius ????

ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now