ARCA pov 49

154 22 1
                                    

Hayyy, aku kembali!!! Hihihi

Apa kabar????

Terima kasih buat yang udah setia dan mampir ke lapaknya taa 💚❤💚❤💚❤💚❤

Jangan lupa vote dan komen :)

Semoga dengan beberapa hari author libur bisa membawa sesuatu yang baru untuk kalian semuaaaaa!!!

Happy reading :)

.
.
.

Setelah melakukan classmeeting selama seminggu akhirnya mereka sampai juga pada hari dimana bisa membuat mereka bertanya-tanya tanpa tahu jawabannya.

Hari pembagian rapor hasil belajar selama dua semester ini. Semua siswa dan siswi SMA Trinity baik kelas 10 maupun 11 pasti merasakan sensasi yang berbeda hari ini.

Seperti keadaan di kelas 11 Ips 2 saat ini mendadak sepi dan hanya obrolan dengan bisik-bisik yang terdengar.

"Lo mah enak Ar!" ujar Izar.

"Kenapa?" tanya Arya bingung.

Izar menghela nafasnya, "Gak perlu mikir kalo lo gak bakal naik kelas, secara lo kan pinter. Guru mana yang gak tau lo".

"Banyak" balas Arya.

"Banyak? Gak mungkin. Siapa? Hah?!" tanya Izar penasaran.

"Pak Saepudin"

Izar memukul lengan Arya, "Anjir! Lo nyindir gue, karna gue selalu telat hapalan sampe akhirnya dia paham sama gue?!!".

Arya hanya menggelengkan kepalanya acuh. Pak Saepudin merupakan guru Agama yang ada di SMA Trinity.




Sedangkan di tempat lain, Ica hanya diam mengetuk-ngetuk jarinya diatas meja. Seminggu sudah Ica lebih banyak diam saat di sekolah.



"Caaa?" panggil Puspa.

"Hemm" balas Ica sambil melihat ke arah Puspa.

"Ica sakit ya? Perasaan waktu classmeet kemaren juga Ica lemes banget"

"Enggak, cuma lagi banyak pikiran aja"

Puspa menghembuskan nafasnya lemah, "Udah Ca, jangan dipikirin. Rapor Ica pasti bagus kok, apalagi waktu itu bu Farida sempet ngucapin selamat atas peningkatan Ica di pelajaran Sejarah".

"Ica jugakan di pelajaran yang lain, nilainya bagus-bagus. Pasti aman kok" lanjut Puspa.

Sedangkan Ica memandang kosong papan tulis di depannya, "Sebenernya gue bukan mikirin itu" batin Ica.

Ica memang tidak menceritakan kejadian beberapa waktu lalu pada siapapun termasuk orang tuanya, hanya Arya yang tahu. Ica melakukan ini hanya tidak ingin membuat khawatir orang tuanya.

"Caaaaa???" panggil Puspa dengan keras.

Teriakan Puspa mampu membuat seisi kelas hening. Tak terkecuali Arya yang langsung menatap Ica. "Eh, maaf-maaf" ujar Puspa sedikit malu.

ARCA pov  [End]Where stories live. Discover now