Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Narcissa tidur di sofa sambil memejamkan mata. Memikirkan kejadian yang terjadi 11 tahun lalu. Dalam waktu 11 tahun ini, Narcissa tidak lagi memperhatikan penampilannya, ia membiarkan rambut hitamnya memanjang dan tidak mewarnai rambutnya sama demgan rambut keluarga Malfoy. Rambut hitamnya memggambarkan rasa duka yang mendalam sejak kejadian Daenerys yang diculik oleh seseorang yang tidak diketahui orangnya.
Lucius yang baru pulang dari Ministry mengecek Draco dan Drany di kamar, si kembar bermain hingga lelah dan tertidur lelap dalam posisi berpelukan di tempat tidur Drany. Lucius berjalan, mengitari Malfoy manor. Mencari Narcissa. Ia hendak ingin menanyakan keberadaan Cissa dengan Dobby, tetapi firasatnya berkata Narcissa berada di Kamar Daenerys. Tertidur. Lagi.
Sesampainya di kamar bayi Daenerys yang ditinggalkan sama persis seperti 11 tahun lalu, Lucius memperhatikan Narcissa dalam diam. Istrinya tertidur di sebuah sofa merah tua, dengan kotak musik yang berbunyi dan mengeluarkan pantulan cahaya. Lucius tidak ingin mengganggu Narcissa tetapi karena bunyi sepatu pantovel Lucius membuat Narcissa membuka matanya dengan cepat. Lalu ia berkata "Dany berulang tahun yang ke-11 tahun Lucius. Dalam posisi yang sama, Narcissa tidak bergerak dari posisinya. Menunggu.
"You shouldn't be here." Balas Lucius dengan tenang. "Why?" Balas Narcissa. Suaranya hampir serak. Ia sudah menangis dari tadi pagi, tanpa suara agar si kembar tidak mengetahui bagaimana perasaanya sekarang. "Sudah 11 tahun kau berduka untuk Dany, dan tidak memperhatikan kondisimu sendiri. Kau tidak pernah tertawa atau tersenyum lagi. Kau juga sering membiarkan Draco dan Drany sendirian. Cissa, Dany tidak akan.."
"Stop." Ucap Narcissa, ia bangun perlahan dari sofa. Dan mendekat pada Lucius. Sekarang mereka saling bertatapan. "I know, she is still alive Luce!" Ucap Narcissa dengan menaikan nada bicaranya.
"The kids are asleep." Ucap Lucius, mencoba untuk tidak terbawa emosi. "Kau selalu menghindar dari permasalahan ini. Kenapa kita tidak pernah mencari Daenerys, Luce?" Tanya Narcissa, dengan mata yang sudah berair. Dalam hitungan detik, bom air mata bisa keluar kapan saja. "WHY?! WHY?!" Teriak Narcissa. Lepas kendali.
