40 : The One He Feared

152 21 7
                                    

- - -

Iam sorry Professor Dumbledore

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Iam sorry Professor Dumbledore. Everyone are not safe because of me.

- - -

Daenerys di sekap di kediaman Malfoy. Bellatrix dan Voldemort membawa gadis itu ke gudang di lantai bawah. Abraxas, Druella, Cygnus berada bersama mereka.

Sedangkan Anette tidak kuasa melihat cucunya sendiri di siksa oleh Voldemort memilih untuk tetap berada di kamar. Mencari cara untuk menghubungi seseorang.

Tawa Bellatrix yang melengking memantul di setiap sudut ruangan. Kaki dan tangan Daenerys terikat. Gadis itu terkulai lemah di lantai. Entah sudah berapa Crucio yang gadis itu ambil.

"Kau bisa memilih untuk bergabung denganku. Anggota keluargamu akan selamat. Adik - adikmu. Ibumu. Dan Ayahmu yang pathetic itu juga akan kulepaskan dari Azkaban." Ucap Voldemort

Daenerys tertawa. Bellatrix menampar pipi Dany dengan kencang. Gadis itu tersenyum. "Anak ini sungguh mirip denganmu Bellatrix." Voldemort duduk disamping Daenerys. Menusuk pipinya dengan tongkat sihir. Darah mulai keluar dari kulit pipinya.

"Aku tidak akan menjadi pembantumu Tom. Walau kau membunuhku sekalipun." Ucap Daenerys dengan nada serak. Tusukan di pipinya terasa sakit tetapi ia masih bisa menahan.

"Apa kau yakin, Daenerys? Ataukan aku harus membunuh semua keluarga Black dan Malfoy baru kau mau menuruti apa kataku?" Ucap Voldemort dengan mengelus rambut Daenerys.

Pertahanan Daenerys mulai melemah. Gadis itu seperti ingin melepaskan segalanya. Memilih hal yang mudah. Dia bisa membunuh dirinya sendiri. Mungkin itu lebih baik bagi semua orang.

"Apa yang membuatmu ingin berada di sisi Harry Potter? Apa kau mencintai bocah itu? Apakah dia lebih penting dari keluarga kandung mu?" Tanya Druella.

Daenerys terdiam. Dia tidak mencintai Harry. Kevan. Ia mencintai teman masa kecilnya. Membantu Harry berarti menjaga semua orang agar tetap aman. Dia tidak bisa hanya memikirkan kepentingannya sendiri.

"In my side Daenerys.. you can be whatever you want to be. We will not force you. You are a powerful witch. You are.." Belum selesai Voldemort bicara. Ada cahaya putih yang sangat silau. Semua orang mengerang dan menutup mata.

Dumbledore bersama Lupin dan beberapa anggota Orde of Phoenix muncul. Voldemort terkejut tetapi ia langsung mengencarkan serangan. Kobaran api besar keluar dari tongkat sihirnya tetapi Dumbledore dengan cepat menghilang. "MINVERVA. GET HER OUT OF HERE!" Teriak Dumbledore.

Situasi makin genting. Daenerys tersudut. Ia terkena api yang di buat oleh sihir Voldemort. Anak itu sudah hilang kesadaran. "DORA HELP ME!" Teriak Mcgonagall.

Dora mengangkat tubuh Daenerys di sisi kiri dan Minerva di sebelah kanan. Druella dan Bellatrix yang melihat langsung menyerang mereka.

"Avada Kedavra." Bellatrix merapalkan spell tersebut ke arah Dora. Minerva dengan cepat menangkis untuk melindungi Nymphadora. "Bombarda."

"Confringo!" Dora membalas ke arah Druella. "Stupefy!"

"AYOOO PERGI DORA!" Lupin kini membantu untuk mengatasi Bellatrix.

Voldemort mengeluarkan semua sihir yang ia bisa tetapi melawan Dumbledore. Itu tidak akan cukup. Dia adalah salah satu penyihir yang bisa mengalahkan Grindelwald. Itu bukan tugas yang mudah.

Nymphadora dan Minerva berhasil memasuki sebuah portal yang telah dibuat Dumbledore sebelumnya. "Daenerys? Are you okay?!! Oh my lord.." Catherine dan Andrew berlari ke arah Daenerys.

Andrew menggendong putrinya dan langsung membawanya masuk ke sebuah rumah. "Hey. Honey. Dany..." Panggil Caroline mengguncang - guncang tubuh Daenerys.

Lucius membantu memapah Narcissa berjalan keluar dati sebuah kamar. "Dany? Is she okay?" Tanya Narcissa dengan nada bergetar. Tubuhnya juga bergetar hebat. Lucius terdiam.

Tubuh dan tangan Daenerys semuanya terlihat bekas yang panjang. Ada darah yang mengalir deras di pipi serta lengan bawah. "Dia menerima banyak Crucio Iam afraid.." Ucap Minerva kecil.

Caroline berjongkok di lantai di samping sofa. Mengecup dahi Daenerys. "Oh sweet Merlin. Help us..." tangis wanita itu pecah.

"Snape can you help?" Narcissa menoleh kepada Snape yang baru turun bersama Kevan dan Harry. Keduanya menatap keadaan Daenerys dengan terror. Snape menangguk ke arah Narcissa dan Lucius.

Kevan berlari untuk duduk di lantai disamping Caroline. Ia menggengam erat tangan Daenerys dan mengecup tangannya. Snape mengeluarkan tongkat sihirnya dan merapalkan beberapa spell. Beberapa luka hilang tetapi ada yang beberapa masih ada tidak bisa di sembuhkan.

"Casandra, bisa kau ambilkan air hangat? Kita harus membersihkan luka - luka di tubuh Daenerys." Ucap Andrew.

Casandra pergi ke arah dapur rumah tersebut. Dumbledore dan Lupin muncul di rumah tersebut. Daenerys terbangun. Ia melihat professor Dumbledore masuk. "Iam sorry professor Dumbledore. Everyone are not safe because of me.." Ucap Daenerys dangan nada serak, air mata sudah mengalir.

"You don't need to be sorry. You just want to save everyone. But remember this soon you will have a choice between the right way and the easy way. The right way maybe hard but you both have to choose that path." Dumbledore melirik ke arah Harry yang menyudut di sudut ruangan tamu berdiri dengan kikuk sambil membenarkan kaca mata.

Lucius merangkul Narcissa. Mereka berdua mendekat ke arah sofa. "Are you okay baby girl." Ucap Lucius sambil tersenyum.

"Well not quite good but still alive which is not bad dad." Dany terkekeh tapi kemudian meringis kesakitan dari bekas siksaan di Malfoy Manor.

"You will recover soon. You have 2 dads 2 moms that will take care of you chérie.." Caroline tersenyum.

Narcissa, Lucius, Andrew, Caroline dan Daenerys tersenyum kepada sesama. "Hmm nice reunion at last.." Ucap Hermione kepada Ron dan Harry. Hermione dan Ron bergabung ke lantai 1 dan berdiri di samping Harry. Harry mengangguk. "After so much she took. She deserves to be happy."

"Yes. She suffered long enough.." Ron berkata dengan nada sedih.

"Don't cry Ronald.." Ucap Hermiobe.

"I can't help it Mione.." Balas Ron menghusap air mata di ujung pelupuk mata.

- - -

Hello guys. Sorry udh lama ga update. My idea got stuck lol. So gue susah banget dapet inspirasi sekarang. Tp akan gue usahain kedepannya bakal sering update kalau ada waktu.

Karena setelah ini masuk ke era Half Blood Prince maka gue sebenernya pengen lebih fokus ke hubungan Daenerys ke anak - anak cowok Hogwarts + plot twist Draco jadi bawahan Voldemort. Tell me kalau kalian ada request or anything this comment.

Thank you 🙏🏻

𝐓𝐡𝐞 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲 : 𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐨𝐟 𝐔𝐬Where stories live. Discover now