Semua anak Hogwarts yang akan memasuki sekolah sihir tahun ini penuh dengan rasa waspada. Sejak hal yang terjadi pada Harry, Dany, dan Cedric di pertandingan triwizard berlangsung.
Murid satu dengan murid yang lainnya berbisik akan kebenaran tentang apakah you know who telah kembali dan akan mengulang sejarah gelap dalam dunia sihir sekali lagi.
Kegelisahan tentu meranda Dany dan terutama Harry. Setelah apa yang Harry ceritakan pada Dany, professor Dumbledore hanya menjauhi Harry dan tidak ingin berinteraksi dengan Harry hanya membuat Daenerys semakin gelisah.
Ia terus berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa yang akan Voldemort lakukan terhadapnya dan juga Harry.
"Kak.." Ucap Draco membuyarkan lamunan Daenerys. Daenerys mengarahkan pandangannya ke arah Draco. "You alright? Kau hanya diam setelah kau kembali berbicara dengan filthy halfblood.."
"Draco.." Daenerys memelototi Draco karena memanggil Harry dengan sebutan tidak sopan itu.
"Jangan hiraukan sifat Draco, Kak. Dia memang selalu sopan dan tidak menyukai Harry sejak bocah itu menolak menjadi temannya di tahun pertama." Kicau Drany yang duduk disebelah Blaise.
"Drake, listen. I don't give a shit about the problem you two had but please. Harry menyelamatkanku di kuburan Riddle. Tanpanya I'll be dead. D e a d." Ucap Daenerys dengan nada yang melembut. Draco yang dengan raut wajah yang masam hanya menggangu.
"Aku penasaran which house that the sort hat will sort you.." Ucap Pansy.
"Slytherin ofc! Keluarga Malfoy sudah turun temurun masuk ke Slytherin. Dan Mother and Father were the Slytherin prefect..." Ucap Draco dengan raut muka tersenyum menyeringai dengan bangga.
"I will not be so sure.." Ucap Blaise.
"Kenapa tidak?" Tanya Drany. "Aku tidak tahu. Hanya I think she is not slytherinish kinda person.." Ucap Blaise dan langsung di pelototi oleh Draco.
