03. Melamar?

4.3K 321 3
                                    

Bermain media sosial adalah kesukaan para remaja jaman sekarang, termasuk aku pastinya. Saat ini aku tengah duduk disalah satu kursi pinggir jalan yang memang disediakan oleh orang-orang agar bisa beristirahat selepas olahraga atau apapun itu, tempatnya yang dekat dengan lapangan membuat siapa saja betah duduk di sini dengan bermain HP agar tak bosan atau hanya menyibukkan diri agar tak terlihat sangat kesepian.

seperti aku yang tak ingin terlihat sangat noob menunggu Aisyah yang sedang membeli minuman untuk kami selepas olah raga tadi, tempat lapangan ini agak jauh dari rumah namun sangat dekat dengan toko bajuku jadi aku berolahraga sambil ingin menjenguk toko bajuku.

Tin!
Tin!
Tin!

Suara klakson motor yang berhenti di depanku membuatku mengerutkan kening, aku mendongak melihat sang pemilik motor yang telah tersenyum manis padaku, tubuhku menegang dia orang yang untuk waktu dekat ini tidak ingin aku temui.

"Hay," sapanya padaku sambil tersenyum manis, cowok yang kata orang-orang tampan namun tidak bagiku, dia menyukaiku tapi aku tidak karena tidak suka dengan sifatnya.

Bayu Raga Prasetya namanya dia tampan, tapi aku tidak menyukai sifatnya yang kasar dan gampang marah, juga sering aku melihat dia bergonta ganti perempuan, Pras memang terkenal tampan dan kaya dia sering memakai motor yang selalu berganti disetiap yang ia mau, namun lagi aku tak menyukai sikapnya.

"Sombong! Disapa gak nyaut!" ucapnya yang terlihat kesal, aku 'kan sudah bilang dia orangnya gampang marah baru segitu dia sudah kesal, apalagi kalau aku melakukan kesalahan sudah dipastikan dia akan marah besar dan tak akan segan memukulku.

Aku tetap melihat ke arah lainnya enggan menatap manusia itu, Pras berdecak tidak suka aku merasakan ia turun dan duduk didekatku, aku menghembuskan nafas kasar kapan aku akan terlepas dari Pras?

"Ev, lo tu maunya apa sih?! Gue ganteng dan kaya kayak kakak ipar lo itu, tapi kenapa lo gak mau sama gue? Gue kurang apa?!" tanyanya padaku dengan nada tinggi, dia bilang menyukaiku tapi dia selalu bersikap seperti itu padaku, bagaimana aku tak suka dengannya?

"Kamu bisa gak sih! Berhenti ganggu aku! Kan aku udah bilang aku gak suka sama kamu! Kamu kasar dan gampang marah aku gak suka sifat itu!" Sungguh aku terlampau kesal kesal dengan Pras, biarlah dia sakit hati dan berhenti mendekatiku.

"Sifat aku yang kamu gak sukai?" Dia dengan berani mengenggam tanganku aku ingin melepaskan namun dia tak mau melepaskannya, bahasanya juga berubah yang tadinya lo-gue kini berganti.

"Kalau itu yang jadi alesanmu Ev, aku bisa berubah saat kita enikah, aku pengen nikah sama kamu, aku kurang apa sih dimata kamu? Kalau kamu mau nikah sama aku pasti kamu bakal bahagia," ujarnya padaku, namun aku memang tidak suka dengannya aku sukanya Mas Arbi eh!

"Aku gak mau nikah sama kamu Pras!" Aku berdiri dan melepaskan tangannya dengan mengucapkan kalimat yang setiap katanya aku tekan agar dia mengerti bahwa cinta tak bisa dipaksa.

Tapi sepertinya aku salah dia mendesis mendengar penolakanku, dia berdiri dan mencekram lenganku dengan kuat hingga aku bisa merasakan kukunya yang menancap dikulitku yang memang sedang memakai lengan pendek, dia tak mengindahkan ringisanku matanya terus terlihat menahan amarah.

"Kayanya lo butuh gue kasarin dulu biar mau nikah sama gue Ev! Apapun yang gue ucap harus terjadi, kalau gue bilang lo nikah sama gue! YA HARUS MAU!!!" bentaknya padaku dengan terus menekan tangannya, aku kesakitan sungguh! Ini sangat sakit belum menjadi suami dia sudah membentakku apa lagi menjadi suami?

"Gue bisar kasar juga Pras! Kalau gue bilang ENGAK YA ENGGAK!!!" bentakku padanya sambil terus memberontak agar ia melepas cengkramannyaa, walau sebenarnya aku takut tapi aku berusaha agar tak takut padanya, entah kesialan diriku atau bagaimana yang pasti saat ini tempat aku berdiri sangatlah sepi jadi kecil kemungkinan aku bisa meminta tolong.

Untukmu ImamkuWhere stories live. Discover now