08. Keluarga Baru

4.6K 227 0
                                    

Satu minggu menjadi istri Mas Arbi, sedikit-sedikit aku tau kebiasaan dan sifatnya, dia tidak sekaku yang aku lihat dulu sebelum kita menikah, dia orangnya hangat pada orang-orang tentu juga sifat jail-nya yang menyebalkan bagiku, karena aku selalu jadi sasaran kejailan Mas Arbi.

Mas Arbi juga pernah bilang kalau dia ingin lekas mempunyai anak, aku menurut dan kami sepakat untuk tidak menunda, yaa aku berharap semoga benih yang Mas Arbi taman dalam perutku cepat menjadi janin calon anakku dan Mas Arbi kelak.

Cup!

Aku terkejut saat benda kenyal dan basah hinggap di pipiku, aku menoleh dan mendapat Mas Arbi yang selesai mandi dengan handuk sepinggang-nya juga rambut basahnya yang masih menetes.

"Kok ngelamun, awas itu Alfa nanti jatuh kalau kamu ngelamun terus," teguran dari Mas Arbi membuatku menoleh pada Alfa yang bermain di depanku, tadi selepas masak aku sengaja membawa Alfa ke dalam kamarku karena Mbak Eva masih bersiap untuk pulang ke kota, sambil menunggu Mas Arbi mandi tadi aku bermain namun aku malah melamun beruntung Alfa tidak jatuh  dari ranjang.

"Aduh sayang, maafin tante ya." Aku membawa Alfa dalam pelukanku, hingga anak itu mengeliat meminta dilepaskan.

"Dek, nanti nangis Alfa-nya," ucap Mas Arbi yang lansung mengambil alih Alfa dariku, aku cemberut menatap Mas Arbi yang duduk di depanku dengan terus mencium Alfa.

"Udah jangan cemberut, sana ambilin kemeja Mas yang putih." Aku menurut dan berjalan ke arah lemari ku yang kini berbagi dengan Mas Arbi, aku mengambil kemeja putih juga celana bahan yang sering Mas Arbi gunakan untuk mengajar.

Oh iya pasti kalian penasaran pekerjaan Mas Arbi apa? Pekerjaan Mas Arbi itu adalah guru disalah satu sekolah SMP, bukan cuman itu saja Mas Arbi juga mempunyai toko serba ada yang terkenal didaerah kami.

"Tadi tantemu keramas ya Al, gak dingin apa pagi-pagi udah keramas aja." Aku menatap datar Mas Arbi yang sedang mengejekku, tak ingatkah kalau Mas Arbi yang membuatku harus keramas pagi-pagi sekali dasar suami nyebelin.

"Nih," ucapku sambil menyerahkan baju-nya dengan perasaan kesal, Mas Arbi hanya tersenyum kecil melihat tingkahku, biarlah aku sangat kesal pada Mas Arbi karena semalam waktu tidurku harus terganggu karena permintaan-nya.

Mas Arbi menarik tanganku hingga aku jatuh pada dada bidang-nya juga kini tubuhku terduduk di pangkuannya.

"Mas Arbi ih lepas, basah tau ngak." Mas Arbi tak mendengarkanku dia malah menggosokkan kepalanya yang basah pada dadaku, alhasil aku tertawa karena geli.

"Mas, hahahah udah dong geli," ucapku pada Mas Arbi, Mas Arbi berhenti dan beralih menatapku dia mendekatkan wajahnya padaku, aku tau maksud dari Mas Arbi, lekas aku mencegah bibir Mas Arbi menggunakan tanganku dia cemberut dong.

"Enggak ya, semalem udah," ucapku yang lansung turun dari pangkuannya dan beralih duduk di sampingnya sambil bercanda dengan Alfa.

"Udah sana ganti baju dulu, aku tunggu di luar," ucapku sambil membawa Alfa dalam gendongan ku, aku berjalan ke arah pintu untuk keluar kamar meninggalkan Mas Arbi yang mengoceh.

"Ngapain nunggu di luar coba, orang udah pernah liat semuanya." Samar-samar aku masih bisa mendengar ucapan Mas Arbi, memang benar aku sudah melihat seluruh  tubuh Mas Arbi begitu pun sebaliknya tapi tetap saja aku malu dan belum terbiasa.

"Anak ganteng papa di culik ya sama tante." Kak Abi datang dan lansung mengambil Alfa dalam gendongannya, wajahku datar mendengar kalimat Kak Abi yang terkesan mengejek.

"Astaghfirullah, seudzon deh wahai Kak M. Fabian Alfarizki yang terhormat."

"Bukan nuduh Dek, emang kalo orang ganteng 'kan sering ilang dari pandangan." Tak menampik ucapan kak Abi, aku lebih baik pergi ke dapur membantu ibu untuk menyiapkan sarapan.

Sarapan kali ini pun lagi-lagi aku menjadi bahan jail bagi Kak Abi, hobi sekali Kak Abi membuatku kesal  aku lihat juga Mas Arbi hanya tertawa tampa mau membelaku.

"Ih Mas Arbi jangan ikut ketawa dong, belain kek gitu," ucapku pada Mas Arbi dengan wajah yang tentunya aku tekuk.

"Wes udah-udah, Evi kamu bener gak papa ditinggal sendiri?" Hari ini memang ibu dan keluarga Mbak Eva pergi ke rumah Kak Abi yang di kota, karena di sana ada pernikahan adik Kak Abi mau tak mau Ibu harus ikut, aku tak bisa karena Mas Arbi sudah mulai aktif mengajar mungkin nanti aku hanya datang tampa menginap.

"Gak papa Ibu, lagian 'kan  aku di sini gak sendiri ada Mas Arbi juga 'kan, jadi amanlah." Ku lihat Mas Arbi tersenyum padaku dan aku pun balas dengan senyuman, ibu mungkin seminggu di rumah Kak Abi jadi di rumah hanya ada aku dan Mas Arbi.

"Iya, Bu Insyallah, Arbi bakal jaga Dek Evi." Ku lihat ibu hanya menganggukkan kepalanya.

"Udah Bu percaya aja sama Arbi, lagian Evi nolak itu karena pengen berduaan sama Arbi." Aku menatap tajam Kak Abi yang kini sedang mengejekku dengan menaik turunkan alisnya, hais menyebalkan!

"Udah deh Mas kok godain Evi mulu, kasian tuh pipinya merah." Aku tersenyum pongah pada Kak Abi yang berhenti menggodaku akibat ucapan Mbak Eva, ya walau agak menyebalkan sih.

Selesai sarapan aku mengantarkan ibu dan mbak Eva keluar, bersama Alfa yang berada di gendonganku mulai tadi aku tak henti-hentinya mencium pipi gembulnya, jujur aku pasti merasa kesepian karena tak ada Alfa lagi.

"Yaudah ibu jalan dulu ya, Arbi titip Evi ya  kalau ada apa-apa lansung telfon, Ibu ya," pesan ibuku pada Mas Arbi sambil menepuk pundaknya.

"Iya, Bu gak usah khawatir, ibu sehat-sehat aja ya di sana, Arbi pasti jaga Dek Evi," balas Mas Arbi dengan menampilkan senyum khasnya.

"Yaudah kita lansung jalan aja Bi, Assalamu'alaikum." Setelah itu mobil Kak Abi benar-benar pergi dari halaman rumah, mungkin besok lusa aku akan ke sana untuk menghadiri pernikahan adik Kak Abi.

"Yaudah Dek, Mas pergi dulu hati-hati di rumah, kalau ada apa-apa lansung telfon Mas ya," ucap Mas Arbi sambil menghadap ke arahku, aku mengangguk dan setelah itu aku masuk untuk mengambil tas kerjanya dan lansung memberikan tas itu pada Mas Arbi.

"Assalamu'alaikum Dek," pamit Mas Arbi, segera aku mencium punggung tangannya dengan dia yang mencium kening ku.

"Walaikumsalam Mas." Mas Arbi pergi dengan sepeda motornya sendiri, mobil putih milik Mas Arbi sekarang sudah ada di rumahku dia menyuruhku memakainya bila ingin keluar, tapi aku lebih  suka menggunakan motor ketimbang mobil, akhirnya mobil itu hanya sebagai pajangan di garasi bersama mobil milik Mbak Eva.
____________
Sory for boring😔

Jangan lupa vote 🗳️

Follow 👇
[ Ig: qn_vhi17]
[Wp : Evi_Rs]

Salam Manis💋
Arvi❤

Evi_Rs

Untukmu ImamkuWo Geschichten leben. Entdecke jetzt