10.Rumah Kak Abi

3.9K 202 2
                                    

Hello Call Me kak Bintang, selalu dukung ceritaku dengan cara vote, komen dan follow akun ini, agar kak Bintang tau kalau kamu adalah pembaca cerita ini.

Jam berapa kamu buka part ini?

Tinggalkan jejak ya🔍👣
_________________

Setelah sholat ashar aku dan Mas Arbi mulai berangkat ke rumah Kak Abi yang berada di kota, karena besok adalah hari pernikahan adik kak Abi, rencananya aku dan Mas Arbi akan menginap di sana selama dua hari karena kebetulan juga jadwal Mas Arbi mengajar digantikan oleh guru lain, jadi Mas Arbi tak apa meninggalkan sekolah selama minimal tiga hari, namun sebelum ke kota aku dan Mas Arbi berencana mampir ke rumah umi Mas Arbi untuk memberikan sayuran yang sempat Mas Arbi pesan tadi, itung-itung juga untuk pamitan jalan duluan ke sana.

"Udah semua Dek?" Aku menoleh pada Mas Arbi yang bertanya padaku yang sedang meneliti barang yang akan kami bawa.

"Udah Mas, kita berangkat sekarang?" Aku berjalan ke sisi pintu depan mobil yang mana Mas Arbi sedang bersandar di sana.

"Iya, berangkat sekarang aja." Jawaban Mas Arbi ku beri anggukan, setelah itu aku masuk ke mobil dan duduk di kursi penumpang, Mas Arbi juga masuk di kursi kemudi dan mulai menjalan mobil ini.

"Kamu beneran mau nginep? Kita bisa pulang loh, kalau kamu gak mau nginep." Kembali ku tanyakan soal ini, sebenarnya aku ragu kalau Mas Arbi ingin menginap karena pekerjaannya yang nanti akan menumpuk bila tidak di kerjakan.

"Iya Dek, Mas mau nginep, lagian kasian kamu juga kalau cuman sehari bolak-balik kota ke sini, pasti capek." Mas Arbi membawa tanganku untuk dia genggam dan menciumnya, hatiku menghangat mendapat perlakuan seperti itu.

Sebenarnya ada benar-nya juga ucapan Mas Arbi, namun bukan aku yang capek tapi Mas Arbi, karena dia yang yang menyetir sedangkan aku hanya duduk tanpa melakukan apapun.

Hanya butuh sekitar dua puluh menit untuk sampai di rumah Mas Arbi, karena jarak rumah Mas Arbi dengan jarak rumahku tak terlalu jauh walau kita beda desa, Mas Arbi sudah mulai mengemudikan mobil menuju perkarangan rumah-nya.

Kami berdua sama-sama turun dan disambut bahagia oleh Umi yang sedang mengendong Vano anak kakak-nya Mas Arbi.

Mas Arbi mempunyai empat saudara, pertama adalah Zidan kakak laki-laki Mas Arbi yang paling tua, kedua Risma kakak perempuan Mas Arbi, mereka berdua sama-sama sudah menikah dan sudah dikaruniai anak, Mas Zidan satu anak laki-laki, sedang Mbak Risma dikarunia dua anak. Anak laki-laki dengan perempuan yang masih berumur sembilan bulan sama dengan Alfa.

Mas Arbi anak ketiga, adik Mas Arbi yang keempat namanya Lisa dia adik Mas Arbi yang paling tidak suka denganku, entah apa yang aku perbuat hingga dia tak menerima aku menjadi kakak iparnya, oh iya dia juga dulu pernah menjadi adik kelasku pada saat SD, jadi umur kami tak beda jauh.

Adik kelima Mas Arbi adalah Hanin dia beda dengan Lisa, adik Mas Arbi yang satu ini sangat dekat dan menyukaiku, tapi sayang kita tak bisa sering bertemu karena dia yang memilih mondok beda dengan Lisa yang memilih sekolah SMA tanpa harus mondok, ya Umi dan Abah Mas Arbi tak bisa memaksa anak-anaknya untuk mengikuti kehendak beliau, jadi Abah dan  Umi tak memaksa untuk Lisa mondok.

"Assalamu'alaikum Umi," sapaku sambil mencium punggung tanganya, diikuti oleh Mas Arbi yang juga mencium punggung tangan Umi dan mengambil alih Vino-anak Mas Zidan kakak Mas Arbi.

"Walaikumsalam, mantu Umi ih tambah cantik deh," ucap Umi sambil memelukku yang aku balas juga pelukannya, Umi memperlakukan ku hangat layak-nya anak sendiri dan itu membuatku nyaman untuk berada di samping Umi.

Untukmu ImamkuWhere stories live. Discover now