61. M. Akselion Arviandra

2.7K 216 76
                                    

[Untukmu_Imamku]

Keadaan masih sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keadaan masih sama.

Sunyi senyap hanya terisi olehku.

Sejak tadi Mas Arbi tak masuk kamar, setelah insiden bercakap dengan mantan yang membuat dia kesal, aku memilih masuk kamar Mas Arbi yang dirumah Umi.

Semuanya masih sama, hanya saja bertambah dengan adanya foto pernikahan kami juga foto Albi, dominan foto Albi sebenarnya, entah kenapa aku bisa merasakan rasa sayangnya pada Albi jauh diatasku, aku dinomor sekian'kan olehnya.

Namun tak apa, setidaknya kehadiran Albi benar-benar disambut oleh Mas Arbi, anak istimewanya seorang M. Arroyan Arbilah. Yang selalu dinomor satukan tentang apapun, yang diberikan kasih sayang berlimpah bahkan sebelum kelahiranya dulu.

Dari perlakuan dan tatapan Mas Arbi pada Albi, aku bisa tau sebesar apa rasa sayangnya.

Se-istimewa itu kehadiran Albi dihidupnya.

"Bagus kayak gitu? Lagi ngidam bukannya minta sama suami, malah minta sama mantan yang mungkin lagi nunggu jandanya kapan." Aku menatap tajam pada Mas Arbi yang baru masuk dengan kata-katanya yang menusuk.

Aku tak suka saat dia menuduh sembarangan seperti itu, menunggu jandaku? Jangan bercanda, ku dengar Andre sudah mau tunangan dengan pacarnya yang sekarang, lagi pula kisah kami sudah sangat dulu selesainya dan sekarang aku juga sudah mempunyai anak yang menjadi pengikatku dengan Mas Arbi.

Tapi semudah itukah dia berbicara?

Walaupun seumpamanya nanti aku jadi janda, juga aku tidak akan kembali dengan Andre, sama saja masih harus berkeliaran di dekat Mas Arbi, menjadi istri juga harus didekatnya, masa jadi manta istri juga harus berada di radarnya juga?

Astagfirullah, kenapa harus memikirkan ke sana? Tidak, aku tidak ingin bercerai lalu menikah lagi, itu benar-benar akan merusak mentalnya Albi jelas aku tidak mau dia merasakan menjadi diriku, itu adahal hal yang sangat aku hindari.

Lagi pula aku yakin Mas Arbi tak akan melepaskanku sebegitu mudahnya, aku ini ibu dari anak-anaknya jadi sangat tidak mungkin Mas Arbi melepaskan hanya karena masalah sepele, egonya dia tinggi jadi setiap keputusan dan pemikirannya  harus didasari logika terlebih dahulu.

Benar-benar akan susah nantinya.

"Makan." Mataku hanya melirik sekilas pada sepiring buah jambu air yang sudah dibersihkan, seleraku sudah hilang untuk makan buah itu, padahal tadi rasanya masih menggebu-ngebu untuk mencicipi buah yang warnanya merah menggiurkan itu.

Entahlah mungkin karena merasakan hawa Mas Arbi yang lain, dia kesal itu jelas terlihat, anakku yang kedua ini sungguh perasa dan sensitif jadi sangat tidak mungkin untuk dia tidak menyadari sikap sang Ayah, yang rasanya benar-benar berbeda kali ini.

Untukmu ImamkuWhere stories live. Discover now