12. Pernikahan Nabila

3K 196 3
                                    

Hell-o! Call Me Kak Bintang, Selalu Dukung Ceritaku Dengan Cara Vote, Komen Dan Follow Akun ini👌Makasih🙏
.
.
.
.
150 vote + 100 komen!
Bisa?

[UNTUKMU_IMAMKU]

Selesai bermake-up aku lansung pergi menuju kamar yang aku tempati di rumah kak Abi, tadi setelah sholat Subuh aku diminta untuk menjadi pager ayu jadi mau tak mau aku harus bermake-up dan memakai kebaya, kebaya yang aku pakai adalah kebaya modern jadi sangat pas di tubuhku, hijap dengan warna senada dengan kebaya pun telah aku pakai.

"Mas," sapaku saat sudah masuk ke dalam kamar, dari sini aku bisa melihat Mas Arbi yang memakai batik dengan warna senada sama seperti kebaya ku, Mas Arbi tersenyum yang senyum itu tertular padaku.

[Baju yang dipakai Arbi dan Evi]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Baju yang dipakai Arbi dan Evi]

Melangkah dengan pelan takut kalau aku terjatuh mengingat aku sedang memakai kain brokat juga sepatu hak tinggi, aku mendekat pada Mas Arbi yang sedang duduk di kasur dengan HPnya yang berada di genggaman-nya.

"Kok belum di sisir rambutnya?" tanyaku saat tepat berada di depan Mas Arbi, rambut Mas Arbi sedikit basah dan berantakan sangat tidak pas bila menggunakan batik.

"Nunggu istri." Jawaban dari Mas Arbi membuatku mengerutkan dahiku, apa coba Mas Arbi ini? Walau begitu tanganku terulur untuk mengambil sisir di atas nakas.

"Emangnya istrinya ke mana, Mas?" tanya ku dengan tangan yang sibuk dengan rambut Mas Arbi, aku berdiri di depan Mas Arbi yang sedikit menunduk agar sampai di kepalanya.

"Gak tau Mbak, subuh tadi dia keluar katanya mau dandan biar cakep." Aku tertawa pelan mendengar ucapan Mas Arbi, kedua tangannya melilit pinggang ku dan menariknya agar sedikit mendekat dengan Mas Arbi.

"Mbak cantik deh, gimana kalau jadi istri saya." Aku tak bisa menahan senyumku mendengar ucapan Mas Arbi, aku memukul pelan bahunya yang membuat ia tertawa, kini aku meletakkan sisir itu kembali di atas nakas, Mas Arbi belum melepaskan lilitannya dia malah semakin menarik tubuhku untuk mendekat padanya, tanganku berada di kedua bahunya menikmati keindahan wajah Mas Arbi dari atas.

Tampangnya Mas Arbi tak main-main menurutku, dia sangat tampan dengan alis yang tebal, hidung sedikit mancung, bibir yang berwarna sedikit pink karena Mas Arbi bukan perokok aktif, juga kulitnya yang kuning lansat, tatapan mata Mas Arbi begitu sayu membuat siapa saja betah untuk melihatnya, termasuk aku pastinya.

"Kenapa ngeliatin-nya gitu banget, terpesona ya?" Lagi aku dibuat tertawa oleh Mas Arbi, aku terus menatap ke arah Mas Arbi dengan dia yang juga menatapku.

"Kalo diliat-liat Mas-nya, mirip banget sama suami saya." Mas Arbi tertawa pelan mendengar ucapanku, aku juga tersenyum mendengar tawanya yang halus itu.

Untukmu ImamkuWhere stories live. Discover now