13. Balado

2.8K 189 4
                                    

Hell-o! Call Me Kak Bintang, Selalu Dukung Ceritaku Dengan Cara Vote, Komen Dan Follow Akun Ini👌Makasih🙏
.
.
.
.
.
[Untukmu _Imamku]

"Yakin mau nginep di sini lagi?" Ais! Pertanyaan itu selalu saja Mas Arbi tanyakan padaku, bosan sekali rasanya mendengarnya lagi.

"Iya Mas, aku yakin seratus persen yakin." Lihatlah wajah Mas Arbi yang terlihat ragu karena jawabanku.

Kalian pasti penasaran kita berdua membahas apa? Sampai harus berdebat kecil seperti ini? Jadi setelah pulang dari pernikahan adik-nya kak Abi, aku dan Mas Arbi menginap dirumah-nya atau dirumah Umi mertua, nah Mas Arbi ini selalu bertanya apakah kita harus menginap lagi atau tidak, karena kasian ke ibu yang sendiri dirumah katanya, tapi kita baru menginap sehari di rumah Umi masa udah mau Pulang?

"Huh, tapi kasian ibu loh dek, sendirian di rumah." Aku menatap wajah Mas Arbi dengan datar, aku tau Mas Arbi mengajakku pulang karena takut kalau aku sakit hati atas perlakuan Lisa dan Mbak Amel yang memang tak menyukai ku dari awal.

"Aku tadi udah nelfon ibu Mas, kata ibu gak papa soalnya kita juga jarang ke sini." Gemas sekali rasanya memberitahu Mas Arbi yang mulai tadi enggan untuk menginap lagi, mungkin karena kejadian tadi pagi.

Jadi tadi pagi itu aku sempat di marahi oleh Mbak Amel karena tak sengaja menjatuhkan botol susu milik Vino, menurutku ini hanya masalah sepele namun Mbak Amel memarahiku habis-habissan, katanya aku tak punya posan santun dan attitude pokoknya tadi Mbak Amel memarahiku habis-habissan sampai merebet ke masalah yang lain, yang tak ada sangkut pautnya dengan masalah ini.

Umi, Lisa dan Mbak Risma datang karena mendengar suara Mbak Amel yang keras, Umi dan Mbak Risma mencoba untuk menenangkan Mbak Amel yang marah diluar batas padaku, sedangkan Lisa malah ikut-ikuttan memojokkan ku tanpa tau akar permasalahan ini.

Mas Arbi datang dengan wajah yang kesal, mungkin Mas Arbi mendengar ucapan Mbak Amel, ku lihat Mbak Amel sudah berhenti mengomeli ku karena Mas Arbi semuanya terdiam di sana, dengan aku yang masih menunduk. Kata-kata Mbak Amel sungguh membuat aku sakit hati karena terus dibanding-bandingkan dengan Mbak Safira, kata Mbak Amel juga aku sangat tidak cocok dengan Mas Arbi, sakit sih tapi gak papalah ku biarkan Mbak Amel mengeluarkan unek-uneknya padaku dibantu Lisa tentunya.

Dengan wajah yang menahan kesal Mas Arbi menarik ku ke dalam kamarnya, dan disinilah aku di kamar Mas Arbi dengan perdebatan kecil di antara kami.

"Maafin perlakuan Mbak Amel sama Lisa ya, Dek." Aku tersenyum mendengar ucapan Mas Arbi, akhirnya Mas Arbi jujur kalau ia kurang nyaman dengan ucapan Mbak Amel tadi padaku.

"Apaan sih Mas, emang aku yang salah kok, Mbak Amel gak salah apa-apa," ucapku sambil tersenyum manis padanya, mencoba terlihat baik-baik saja walau hatiku memang sakit mendengar kalimat pedas Mbak Amel.

"Dek, Mas—"

Tok! Tok!

"Biar aku aja yang buka Mas," ucapku saat mendengar ketukan pintu kamar kami, baru kakiku ingin turun dari ranjang namun cekalan tangan Mas Arbi juga ucapannya membuat ku mengurungkan niatku.

"Biar Mas aja, kamu tunggu sini." Tak mendengar ucapanku Mas Arbi lansung berdiri dan melangkah ke pintu, aku hanya memerhatikan dengan duduk yang tepat lagi.

Untukmu ImamkuOnde histórias criam vida. Descubra agora