S2:2

2.1K 163 8
                                    

At. Jaemren galery.

Pada akhirnya jaemin memutuskan untuk menemani renjun melukis walaupun dia sangat marah dengan kembarannya itu. Tapi, dia masih sangat ragu untuk memberitahu renjun karena dia takut renjun akan marah dan ini juga akan berdampak pada dia dan anak mereka.

"Oke Nana, apa kau yakin tidak akan bosan jika diam saja?" Ucap renjun yang telah bersiap-siap untuk kembali melukis.

"Tentu saja. Melihatmu tidak pernah membuatku bosan sayang." Ucap jaemin tersenyum.

"Memang pandai sekali tuan Jung Jaemin ini dalam menggombal." Ucap renjun lalu menyiapkan cat dan kuasnya.

"Tentu saja. Tapi, ini hanya untuk Jung renjun bukan untuk uke ataupun wanita lain. Karena hanya Jung renjun yang telah berhasil mengunci hati ini." Ucap jaemin tersenyum.

"Terserah saja." Ucap renjun dengan wajah yang sangat memerah dan saat dia hendak duduk untuk melukis jaemin sudah duduk di bangkunya itu.

"Nana? Bagaimana caranya aku akan duduk kalau kau disini? Duduklah di sofa sana." Ucap renjun.

"Duduk saja disini." Ucap jaemin sembari menepuk pahanya.

"Tidak akan." Ucap renjun kekeh.

"Ayolah. Aku tidak akan mengganggumu." Ucap jaemin lalu menarik renjun dan berakhir dengan renjun yang duduk dipangkuan jaemin dan membelakanginya.

"Jangan menggangguku tuan Jung Jaemin. Mengerti bukan?" Ucap renjun ketus.

"Baiklah." Ucap jaemin setuju.

Dan renjun mulai melukis pesanan dari klien itu dengan sangat teliti tanpa memperdulikan tangan jaemin yang memeluk perutnya dan kepala sang suami yang bertengger di bahunya tanpa mengganggunya. Karena jujur saja jaemin sekarang tengah berada dalam pemikirannya sendiri.

Renjun yang bingung pun akhirnya menghentikan kegiatan melukisnya lalu menggeser sedikit hasil lukisannya dan meletakkan semua alat yang dia pegang lalu diapun berbalik dan membuat dia seutuhnya memandang jaemin yang bahkan tidak sadar dengan perubahan posisi jaemin.

"Nana?" Ucap renjun sembari menatap mata rusa suaminya itu.

"Injunie? Kapan kau berganti posisi?" Ucap jaemin kaget.

"Dari tadi. Apa yang kau pikirkan?" Ucap renjun sembari meletakkan tangannya di leher suaminya itu.

"Tidak ada. Lihat, catnya sampai mengenai pipi cantik istriku." Ucap jaemin sembari menghapus cat yang hinggap di pipi chubby istri cantiknya itu.

"Jangan mengalihkan pembicaraan jaemin? Aku yakin kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku jaemin." Ucap renjun menatap dengan sangat tajam.

"Tidak sayang. Aku hanya sedang banyak pikiran soal pekerjaan saja." Ucap jaemin tersenyum kecil dan renjun tidak bodoh, dia tau jaemin menyembunyikan sesuatu tapi dia tidak ingin menanyakan lebih lanjut karena jaemin akan selalu mengatakannya, mungkin untuk saat ini dia lagi tidak ingin mengatakannya karena berpikir mengenai kesehatan renjun.

"Baiklah. Tidak masalah jika Nana tidak ingin mengatakannya sekarang pada injunie. Tapi, Nana tau kan kalau injunie akan selalu menerima semua cerita Nana." Ucap renjun tersenyum.

"Kau memang sangat baik renjun. Aku tidak akan mengecewakan malaikat sepertimu juga malaikat kecil kita." Batin jaemin.

"Apa kau mendengarkanku Jung Jaemin?" Ucap renjun.

"Hmm. Aku mendengarkanmu sayang." Ucap jaemin lalu mengelus kepala renjun dengan salah satu tangannya dan tangan satunya memegang pinggang istrinya agar tidak jatuh dari pangkuannya.

My Sweety {Renjun X Jaemin) END✔Where stories live. Discover now