chapter 19

1.4K 167 16
                                    

"Katanya, menikah itu membuat setiap orang merasa bahagia

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Katanya, menikah itu membuat setiap orang merasa bahagia. Lalu, apakah kini kamu merasakannya?"

-

Jaehyun mengambil air mineral dari dalam tas. Sebelum itu, matanya mengecek arloji silver mengkilap bertuliskan Rolex di pergelangan tangannya untuk kesekian kali sepanjang latihan. Membaca jarum kecil yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sembari meneguk air mineral, otaknya terus berpikir mengenai kejadian di Starbucks beberapa jam yang lalu.

Jangan salahkan Jaehyun jika selama latihan tadi hanya berisi ocehan panjang pendek dari sang pelatih karena ketidakfokusan lelaki itu. Semua terjadi karena tidak ada yang memberitahukannya secara detail.

"Makan atau pulang?" tanya Shin Yoo Jin setibanya ia datang. Kemudian membantu Jaehyun membereskan sisa perlengkapan ke dalam tas dan langsung membawanya.

"Pulang." Balas Jaehyun singkat, membuat manajernya itu kembali menoleh menatapnya.

"Ada yang harus kubahas denganmu," ucap Shin Yoo Jin. Sebelum Jaehyun sempat menolak, ia sudah kembali bersuara. "Mengenai kejadian tadi."

Para bodyguard menunduk dalam kala Jaehyun dan Shin Yoo Jin keluar gedung. Mengarahkan dua orang itu menuju mobil yang telah disediakan. "Masuklah dulu," ucap Yoo Jin lagi.

Jaehyun mengambil tempat dan mulai memundurkan punggung kursinya. "Ada apa?" tanyanya langsung ketika pintu sudah tertutup.

Mobil mulai berjalan pelan. Memasuki jalan raya dan bergabung dengan kendaraan lain di kota Seoul malam ini. "Aku sangat paham bahwa kau hanya mencintai istrimu," tutur Shin Yoo Jin memulai.

"Tetapi interaksimu dengan beberapa idol wanita juga tidaklah sedikit. Sedangkan kita tidak tau, apakah idol wanita di luar agensi mempunyai rasa padamu atau tidak saat mereka berinteraksi denganmu." Jelas Yoo Jin lagi.

"Lalu hubungannya dengan kejadian tadi?"

"Jaehyun, Chaekyung pernah menyukaimu. Kau ingat surat yang dilipat pada sandwich yang kau temui di ruang tunggu?"

Jaehyun diam menunggu. Sebetulnya lelaki itu paham tetapi ia tak ingin mengatakannya secara lantang dan bersikap biasa saja.

"Itu pun darinya."

Tatapan laki-laki itu berpusat pada sang manajer. "Jadi?"

Kepala Shin Yoo Jin memiring. "Di Starbucks tadi, Chaekyung mengatakan bahwa istrimu tak kunjung hamil karena ada yang bermasalah di diri Han GoEun."

Tubuh Jaehyun menegap. "Apa?" Alisnya mengerung, keningnya berkerut. Desiran darah dalam tubuh lelaki itu begitu terasa hingga si pemilik tubuh mendadak kesal.

"Karena itulah, Yuta mendorong Chaekyung dan nyaris bertengkar lalu berbalik memarahimu. Dia yang membela istrimu." Lanjut Shin Yoo Jin lagi. "Walau kini Chaekyung sudah memiliki Dindin sebagai kekasihnya. Tetapi kita juga tidak tau maksud dan tujuannya berbicara seperti itu untuk apa."

Jaehyun kembali menenggak air mineralnya hingga tak bersisa, berharap amarah sedikit mereda. Sejujurnya ia pun tidak terima mengenai fakta bahwa istrinya dibela oleh laki-laki lain, walau laki-laki itu adalah teman grupnya sendiri.

Maksudnya, mengapa harus Yuta? Yang notabenenya menyukai istrinya sejak dulu.

"Jaehyun," panggil Shin Yoo Jin memfokuskan anak didiknya untuk mendengar ucapannya.

"Agensi sudah pasti akan membantumu untuk menyelesaikan kejadian seperti tadi dengan semaksimal mungkin. Menuntut semua komentar kebencian sampai tak tersisa. Semua bisa dilakukan. Tetapi, Jeong Jaehyun--" Manajer itu sedikit mengubah posisi duduknya.

Kemudian dengan sabar kembali melanjutkan, "--Kita tidak bisa membuat para gadis yang menyukaimu berhenti berulah pada istrimu. Dan Han GoEun hanya manusia biasa. Apa yang harus dia lakukan lagi saat semuanya masih tak bisa menerimanya?"

Mendengar penuturan manajernya, tentu membuat Jaehyun lelah. Terlihat kala lelaki itu menyandarkan tubuh serta tatapannya tak lepas dari pemandangan Seoul di luar jendela mobil. Hembusan nafasnya begitu berat. Membayangkan perasaan istrinya kala tadi membuat hatinya sakit.

Dan tentu saja, Shin Yoo Jin paham pada apa yang dirasakan anak didiknya saat ini. Ia menepuk pundak Jaehyun berulang kali.

"Agensi sudah bersiap untuk menuntut semua komentar kebencian itu. Kamu tetaplah menjadi suami yang baik untuk GoEun." Tutur Shin Yoo Jin sebagai penutup agenda hari itu.


🍑🍑


Jaehyun memasuki ruang tidur secara hati-hati. Langkah ringannya membawa diri menuju tempat istrinya berbaring pulas. Sudah lewat tengah malam dan ia dapat mendengar dengkur halus istrinya yang kelelahan.

Tangannya secara perlahan menyentuh sisi wajah Han GoEun. Mengelus dan menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi ke belakang telinga.

"Hidup denganku sangat sulit, ya?" Tanya Jaehyun pelan.

Tentu tak akan ada jawaban. Karena itu Jaehyun kembali bersuara, "Tapi kumohon, jangan pergi dariku. Aku selalu berusaha yang terbaik untuk kita."

Jaehyun menghela nafas panjang. Bulir air tetiba menumpuk, mengabur penglihatannya. "Hari ini aku membuatmu sedih, bukan? Maafkan aku, sayang."

Lelaki itu membetulkan posisi selimut sang istri. Menciumi wanitanya, begitu lama dan meresapi. Seusai itu, menempatkan keningnya pada kening sang istri dengan mata terpejam. Mengikuti irama nafas Han GoEun yang udaranya menerpa area wajah Jaehyun.

"Aku menyayangimu." urainya berbisik.

Setelah beberapa menit, barulah ia beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi. Untuk sekedar membersihkan diri dan berganti pakaian.

Sedangkan Han GoEun, ia mungkin tak mendengar jelas ucapan suaminya. Tetapi tanpa disadari, dalam keadaan terlelap, air matanya mengalir.


🍑🍑🍑

Sudah vote?

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Sudah vote?

Ayo follow akun wattpad authornya!
Instagram: @1497_tjae
Twitter: @fourteenjae
Tiktok: @fourteenjae

2020 - fourteenjae

Married with my idolNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ