chapter 53

1.2K 162 25
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Kebersamaan kita itu sebetulnya suratan takdir atau pertentangan takdir?"

🍑🍑

Jam terus berdetik membunuh waktu. Sedang wanita yang sedang berada dipangkuannya itu semakin menundukkan wajah tak ingin bertatap.

"Apa? Katakan." pinta Jaehyun. Nada suaranya masih terdengar memaksa walau tetap terlihat tenang.

GoEun meneguk salivanya. Tanpa menatap pun menjawab, "Dokter terapiku datang dan memintaku untuk melanjutkan sesi konsultasi mengenai trauma mentalku."

"Berapa lama?"

"Sampai aku benar-benar merasa tenang menerima jika ada yang mengungkit itu,"

Jaehyun mengangguk, "Sesi konsultasi dilakukan setiap kapan?"

Masih dengan menunduk, wanita itupun menjawab. "Dua minggu sekali, setiap kamis. Aku diarahkan untuk melakukan sesi CBT, agar dapat melakukan pengendalian dan pengevaluasian diri terhadap emosi."

"Itu bagus," ungkap Jaehyun tenang. Sontak membuat GoEun mengangkat wajah, menatap lekat-lekat sang suami yang memuji. "Tentu kamu harus sembuh dari semua trauma itu. Melihatmu seperti hari ini, menurutmu aku tidak sakit?"

Han GoEun kehilangan kata. Jaehyun menarik tubuh GoEun lebih dekat, "Aku hampir kehilangan kewarasanku juga saat mereka berdua bilang tidak tau pada apa yang sebetulnya terjadi padamu tadi. Jarak tempuhnya memang hanya 40 menit tetapi kita tetap terpisah oleh lautan yang tadi sedang tidak baik-baik saja. Menurutmu aku bisa tenang?"

Salah satu tangan Jaehyun beralih menangkup wajah wanitanya. Mengecup bibir itu sekali lagi, "Aku akan menemani setiap kali kamu konsultasi."

"Benarkah?"

"Tentu. Aku akan selalu menyempatkan itu untuk pergi bersamamu." jawaban menenangkan suaminya sontak membuat GoEun memeluknya erat-erat. Ia mengalungkan kedua tangannya di sekitar leher Jaehyun. Matanya terpejam menahan tangis haru. Setidaknya satu masalah telah selesai. Jaehyun tetap akan menerima dan bahkan menemaninya datang konsultasi.

"Lalu apa kamu juga mendapat obat seperti yang biasanya kamu terima?"

Mata GoEun terbuka lebar. Pertanyaan Jaehyun sudah pada tahap yang seharusnya ia ungkapkan sedari tadi. Mengenai fakta lain mengenai dirinya dan kehidupan mereka selanjutnya.

"Tidak," jawab GoEun pelan. Ia begitu takut untuk melepas peluk. Seakan ini akan sulit ia dapatkan jika fakta terakhir telah terungkap.

"Tidak? Kenapa?"

GoEun memberontak saat Jaehyun hendak melepas dekap. Sementara Jaehyun mengelus punggung itu sekali lagi, "Ada apa? Kenapa tidak diberikan resep obat?"

Kini Han GoEun benar-benar menahan tangis. Waktu mengakunya sudah tiba. Fakta tidak bisa lagi ditutupi. Si pelaku utama dalam kejadian ini sudah saatnya untuk tau. Tanpa mengangkat wajah, ia melepas peluk. Lalu tanpa Jaehyun sangka, wanitanya justru keluar dari selimut tanpa busana atas.

Married with my idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang