chapter 72

1K 121 31
                                    

HAHAHAHA!! Helloww, kaget bgt loh tiba-tiba di bombardir notif!
Aku suka semangat juang kalian! Pertahankan ya wkwkwk
Happy Reading, guys!

HAHAHAHA!! Helloww, kaget bgt loh tiba-tiba di bombardir notif! Aku suka semangat juang kalian! Pertahankan ya wkwkwkHappy Reading, guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku takkan berubah, aku akan mencoba menjadi yang terbaik di matamu. Aku akan menjaga suara nafasmu. Aku dan dirimu, kita berdua akan selalu bersama-sama" -  Im Siwan 

-

"Sayang,"

Belum sempat berbalik, dari balik punggung, Jaehyun sudah lebih dulu memeluk. Mencium bahu hingga tengkuk sampai membuat Han GoEun terkekeh. "Geli, Jaehyun."

"Wangimu enak." bisik Jaehyun memuji. Bibirnya terus berjalan menurun mengecup tengkuk menuju tulang selangka hingga GoEun bersandar nyaman pada bahu suami. Sementara tangan Jaehyun terus mengalus perut Han GoEun. Rutinitas harian yang menyenangkan. "Apakah dia baik-baik saja?"

"Siapa?"

"Anakku."

"Anakmu? Sudah jelas dia terus bersamaku." protes GoEun hendak berbalik. Namun Jaehyun balas tertawa kecil sambil menahan pergerakan.

"Iya, anak kita." Jaehyun kembali mengalus perut. "Dia baik-baik saja?"

"Tentu." GoEun menoleh, bertatap dekat dengan Jaehyun. "Mau bicara dengannya?"

Jaehyun mengangguk sembari membalik tubuh GoEun lantas berlutut untuk mensejajarkan diri. "Hei."

"Siapa yang kamu panggil 'hei'?"

Jaehyun mendongak lalu menunjuk perut. "Dia."

Han GoEun menghela pasrah. "Terserah padamu saja."

Jaehyun memeluk pinggang GoEun sembari mendekatkan bibir. Sang istri reflek mengulum senyum sementara lelakinya mulai berbisik pelan tak bersuara. Sambil memainkan surai tebal rambut Jaehyun, kening GoEun berkerut samar. "Kamu bicara apa? Aku tidak dengar."

"Tentu saja. Ini pembicaraan antara ayah dan anak. Ibu tidak perlu tau." ungkap Jaehyun santai. Lalu kembali berdiri, menatap GoEun yang mengerucut protes. "Apa?"

"Beritahu aku."

"Tidak." Jaehyun menyisipkan kedua tangan di bawah lengan GoEun. Dan dengan seluruh tenaga dikerahkan untuk mengangkat tubuh wanita tersebut ke dalam gendongan. GoEun pun segera mengalungkan tangan ke leher dengan kedua kaki yang melilit di sekitar pinggang Jaehyun. Persis seperti koala yang memeluk pohon.

"Mau apa?" tanya GoEun. "Kenapa tiba-tiba menggendongku?"

"Memangnya tidak boleh?" Jaehyun terus berjalan keluar dari ruang baca melewati ruang televisi hingga para pegawai rumah segera berbalik menjauhi diri. Lantas masuk ke dalam kamar dan duduk di tepian ranjang dengan Han GoEun berada di pangkuan.

GoEun mengerjap mendapati Jaehyun hanya diam menatap. "Kenapa? Lelah karena menggendongku? Iya, aku tau. Pasti sudah berat, ya?"

"Bicara apa?" protes Jaehyun. "Tidak ada yang merasa tubuhmu berat."

Married with my idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang