chapter 55

1.1K 145 9
                                    

Hai, sebelum baca ada baiknya
tekan vote terlebih dulu ya.
nembus 200vote susa bgt kyknya :(

nembus 200vote susa bgt kyknya :(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasa sayangnya sama-sama besar. Tapi ego keduanya juga tak kalah besar. Kita tidak akan pernah bisa menemukan seseorang yang begitu spesial, kalau bukan diri kita sendiri yang bersyukur memilikinya

🍑🍑

Seorang laki-laki baru saja masuk ke dalam kamar tidurnya. Hendak bersiap berangkat kerja jika ketukan pintu dan kepala seorang gadis tak mengintrupsi. "Oppa,"

"Ada apa?" tanya laki-laki itu sambil mengemas beberapa perlengkapan ke dalam tas.

"Jadi, apa yang terjadi setelah kejadian waktu itu?" Gadis tersebut berdiri diambang pintu. Menunggu kelanjutan cerita yang terjadi saat dirinya baru saja tiba kala itu.

"Ah, benar juga. Semalam kita semua dapat himbauan untuk tidak mencampuri urusan mereka. Itu saja yang ku tau." Penjelasan sang kakak tentu tak membuat gadis itu puas. Terlihat dari keningnya yang berkerut dalam. Dan alis yang mengerung tajam.

"Dan wanita itu tidak mendapat keadilan apa-apa padahal mendapat perlakuan seperti itu?" tanya sang adik. Wajahnya memerah tak percaya. "Wah, apa yang terjadi dengan tempatmu bekerja?"

Laki-laki itu menghentikan gerak dan lantas menoleh menatap sang adik yang bersandar dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada. "Hei, aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya. Informasi yang beredar dikalangan pegawai hanyalah bahwa agensi wanita itu datang ke kantorku semalam. Setelah itu, himbauan yang kukatakan tadi keluar. Sisanya aku tidak tau."

Gadis itu berdecak kesal. "Jelas-jelas dia terlihat sangat arogan dibanding penampilan anggunnya setiap kali tampil di televisi."

Mata sang kakak menyipit memperhatikan sikap sang adik, "Kau—" telunjuknya mengambang pada si adik. "Jangan berbuat macam-macam dan tidak usah mencampuri urusan orang lain."

"Oppa!" sergah gadis itu kala sang kakak menebaknya dengan tepat.

Laki-laki itu mendekat. Dengan ransel yang berada di pundak. "Sebaiknya kau pergi ke sekolah dan simpan apa yang kau lihat itu sendiri. Jangan bertingkah."

"Cih!" Gadis itu kembali berdecak sebal. Tatapannya melengos, enggan beradu mata pada sang kakak yang berdiri menjulang dihadapannya.

"Paham?"

Gadis itu melirik tajam. Lalu melengos mendahului sang kakak tanpa menjawab apapun. Wajahnya berubah masam dengan gerutuan panjang tanpa peduli himbauan laki-laki yang juga tergopoh menyusul.

🍑🍑

Han GoEun membuka matanya yang terasa berat. Lantas segera menyentuh sudut mata dan mendapati diri telah menangis. Wanita itu beranjak duduk lantas mendongak menatap jarum jam yang telah menunjukkan pukul 8 pagi. Namun mendapati sisi ranjang yang tetap rapih seakan tak terjamah sama sekali.

Married with my idolWhere stories live. Discover now