Poem of Oblivion

27 1 0
                                    

Bentuknya hanyalah narasi tetapi dapat mengikat pikiran semua manusia. Mereka berperang dan mereka hancur. Pada akhirnya dia terlahir dan menjadi yang pertama berani mempertanyakan narasi itu. Dialah pahlawan yang sesungguhnya.

(Book of Wisdom: act 4, Prophechy of Warrior)

_______________________________

Apakah kisah kita akan abadi?

Apakah manusia masa depan akan mengingat kita jika kita mati kelak?

Pada akhirnya pun kita hanya tinggal nama... Entah akan terus hidup dalam pikiran orang atau tidak.

Lantas bagaimana dengan mereka yang gugur dalam perang dan mati tanpa meninggalkan nama?

Ya... Mereka akan terus dikenang, mereka akan terus dikenang sebagai Kesatria abadi!

***

Dia telah mengangkat tabir kehampaan. Dan telah mengembalikan yang terlupakan. Dia selalu dilema oleh pilihan yang sangat sulit. Benar ataupun salah keputusannya, dampaknya akan mempengaruhi arus takdir dunia, entah menuju kehancuran atau sebaliknya.

Alexius Nerva menatap kemegahan Atlantis yang luar biasa. Dia menatap langit biru yang begitu jernih dengan pantulan beberapa sinar cahaya dari kubah kaca istana. Begitu dia menurunkan sedikit pandangan, selusin pilar besar enam belas meter berjejer dengan gaya arsitektur Parthenon Yunani dan tiap ujungnya terdapat kristal putih yang memancarkan cahaya. Tiap-tiap sela pilar tumbuh pohon magnolia putih, yang mana tiap hembusan angin lalu mahkota bunga putihnya selalu bertebaran mengikuti arus angin.

Begitu dia mengarahkan pandangannya ke bawah, terdapat puluhan ribu tentara berbaris yang berasal dari berbagai bangsa dan berbagai kerajaan. Mereka semua bersenjatakan tombak, pedang, tameng dan berbagai amulet. Tiap senjata mereka dialiri sihir dan akan selalu bereaksi dan memberikan efek pada tiap tebasannya. Mereka semua akan berangkat ke berbagai penjuru dunia. Komandan tiap-tiap pasukan berdiri dengan tegap dihadapan tiap barisan. Diantara semua komandan, terdapat komandan utama, dialah sang panglima perang. Dia adalah Shogun yang menguasai ribuan aliran seni pedang, Yasuke.

Selain angkatan darat Atlantis juga punya angkatan laut dan udara. Terdapat ribuan pesawat dengan berbagai macam rupa. Beberapa model diantaranya lebih menyerupai kapal terbang yang dipersenjatai laser dengan hulu ledak. Di bagian angkatan laut mereka mempunyai kapal-kapal perang besar yang juga dipersenjatai berbagai macam senjata. Mereka juga mempunyai semacam kapal selam yang tak terhitung jumlahnya. Semuanya dibekali persenjataan, pengobatan, serta berbagai alat ekspedisi.

Daniel Pendragon berjalan keluar dari pintu istana dan berdiri dihadapan semua komandan dan seluruh pasukan dari berbagai penjuru negeri.  Dia sendiri bingung ingin berbuat apa dihadapan hamparan pasukan yang tak terhitung jumlahnya. Tetapi disini mereka berkumpul untuk berperang dan siap untuk mati demi membela satu hal.

"Kita berperang untuk membela kehidupan umat manusia walaupun di depan sana kematian akan selalu menunggu kita. Sebuah ironi yang lucu!"

Daniel tersenyum tipis kemudian dia melanjutkan kalimatnya, "perjuangan manusia dalam hidupnya sebagian besar adalah perjuangan yang sia-sia. Mereka mengejar hasrat dan mimpi omong kosong yang kini, peradaban yang di bangun di atasnya, telah hancur oleh kegelapan."

Jubah Daniel melambai diterpa angin. Berdirinya di sana bukan hanya disaksikan para pasukan, tetapi oleh semua petinggi negri dan semua Sorcerer Supreme. Mereka menyaksikan dalam keheningan dan hanya suaranya lah yang menggema di segala penjuru.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessWhere stories live. Discover now