The Holy Light

101 10 1
                                    

Resah, cemas dan bingung telah menyelimuti pikiran Violet. Dia bingung harus bagaimana dan kepada siapa mengadu. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia melihat suatu kengerian yang membuatnya takut.

Dia menuruni tangga mencari para Master dan guru untuk diberitahu. Pikirannya kembali memikirkan hal yang aneh. 'mungkin mereka tidak akan mendengarnya dari seorang anak-anak.' begitu pikirnya.

Di aula tidak ada seorangpun, begitu juga di ruangan para Master. Dia berlari menuju lapangan belakang dan juga tidak ada siapapun. Dia semakin bingung dan pada akhirnya berlari tanpa tujuan.

Bruk....! Dia menabrak Akhenaten.

"Ada apa?" Akhenaten membantunya berdiri.

Violet mengibas jubah putihnya yang terkena tanah. "Aku melihat pasukan kegelapan yang sangat banyak!"

Akhenaten menatapnya. Penglihatan seorang Nephilim, dia yakin begitu. "Perang besar, akan terjadi perang besar." dia menghela napas.

"Kemana semua orang? Kita harus memberitahu yang lain," violet langsung mengambil langkah. Akhenaten menangkap tangan kanannya, dan membuat langkahnya terhenti.

"Ini bukan tindakan yang harus kau lakukan sekarang."

"Apa maksudmu?"

Seorang pria dengan zirah besi dan pedang, serta seorang perempuan dengan jubah putih yang sama dengan Violet dan buku coklat dalam genggamannya. Philip dan Sophie menghampiri mereka.

"Hal yang harus kau lakukan sekarang adalah berlatih dengan mereka." Kata Akhenaten.

Violet menjadi bingung, "Apa?!"

"Itu benar, my Lady." Titus tiba-tiba muncul, "kekuatanmu yang sekarang tidak cukup untuk mengalahkan kegelapan."

Akhenaten melepaskan genggamannya.

"Huh... di balik kesopananmu itu kau selalu meremehkanku ya," kata Violet sinis, lalu Violet menatap Sophie yang berdiri di samping Philip. "Apa benar begitu, kak Sophie?"

"Ya, kau itu istimewa, ku rasa kau tau itu. Aku, Titus dan kakaku Philip akan mengajarimu berbagai teknik yang penting." Sophie menatap kakaknya, "ikuti aku."

Sophie menggiring Violet menuju lapangan tengah.

"Lepaskan kekuatanmu!" Kata Sophie tegas.

Violet berkonsentrasi. Para roh berkumpul di sampingnya, Aura emas merembes keluar dari tubuhnya. Auranya mengeras dan membentuk jubah emas serta sepasang sayap besar yang membuat semua mata memandangnya.

Philip melepas kekuatannya. Pedang Clarent yang di cabutnya, Aura perak merembes keluar dari tubuhnya dan menciptakan tekanan yang tinggi di udara. Partikel-partikel Auranya mengumpul di punggungnya dan membentuk sepasang sayap perak.

"Kakakku akan mengajarimu menggunakan pedang." Kata Sophie.

Violet begitu takjub melihat perubahan yang dialami Philip barusan.

"Keluarkan pedangmu," perintah Philip.

Violet sedikit kebingungan. Dia kembali mengingat seni pedang yang pernah diajarkan ayahnya dulu. Lalu partikel-partikel roh berkumpul di tangannya dan membentuk sebuah pedang.

"Serang aku!" Kata Philip.

Tanpa pikir panjang Violet dengan sayapnya terbang cepat menuju Philip. Philip juga melakukan hal yang sama. Hingga mereka membenturkan permukaan pedang mereka satu dengan lain. Aura mereka saling menekan satu dengan yang lain, dan membuat tekanan angin yang kencang.

***

Alex duduk menyendiri di tengah tebing rerumputan tempat saat ia tiba pertama di Methrion atau Atlantis. Di tengah malam dengan aroma udara yang sama saat dia menyendiri di kuil Amon. Dia kembali merenungi tentang dirinya. Kini ia mulai menerima akan keberadaan dirinya. Seorang Sorcerer Supreme.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessWhere stories live. Discover now