Sagitarius

141 21 3
                                    

"Huh.... pada akhirnya kita terjebak oleh kekuatan cincin itu." kata Violet dengan kesal.

Daniel terdiam dan memandangi cincinnya, "Maaf, tadi aku merasa begitu takut dan tiba-tiba saja cincin ini mengeluarkan portal."

Begitu banyak dedaunan dan semak-semak yang menghalangi pandangan ku. Satu persatu dedaunan tadi kami singkirkan dan membuat jalan setapak. Hutan ini begitu luas, ku tak tau harus mengarah kemana. Cincin putih yang melingkar di jariku ini sedikit bercahaya, aku tak tahu apa maksudnya. Tiba-tiba, terdengar suara derap kaki kuda dari belakang kami berdiri.

"Kalian mendengarnya?" tanyaku.

"Ya aku mendengarnya." Kata Louis, dia memejamkan matanya beberapa saat, "Ada 13 bukan 14, ah tidak ada lagi, sekitar 23 kuda sedang berlari cepat kearah kita."

"Hah! Apa yang harus kita lakukan?" kata Daniel.

"Sebaiknya kita lari," tidak ada jalan lain, jadi kurasa lari saja. Kami berlari lurus ke depan, suara derap kaki itu semakin dekat, ah... lari saja lurus kedepan. Setelah beberapa menit, kaki ku menjadi loyo dan langkahku menjadi pelan, begitu pula Daniel, Louis dan Violet. Semak-semak di belakang kami bergetar dan suara kaki kuda itu menjadi semakin jelas, semak-semak itu terbuka dan memunculkan sesosok manusia berkaki kuda.

"Kalian tak akan bisa kemana-mana." Kata makhluk itu.

"Lari ke depan!" Kataku. Ternyata di sisi depan ada makhluk aneh itu, begitu pula kiri dan kanan kami. Mereka terus berdatangan dan mengepung kami.

"1,2, 3, 4,...., 11, 12,..., 23, Kau benar Louis jumblah mereka 23." Kata Daniel.

"Dua puluh empat!" suara lantang terdengar dari sisi belakang mereka. Makhluk-makhluk itu membuka jalan untuk seseorang.

"Beraninya kalian memasuki hutan ini!" terlihat sesosok makhluk setengah kuda putih.

"Siapa kalian, makhluk macam apa kalian ini?" tanyaku.

"Seharusnya aku yang bertanya kepada kalian." Makhluk itu menghela napas, "Kami adalah para Centaur penjaga hutan wilayah selatan, aku adalah pemimpin mereka, Sagittarius."

"Emm, kami tersesat karena cincin Daniel yang melempar kami ke sini." Kataku. Lalu Daniel memperlihatkan cincinnya kepada para Centaur itu. Sontak para Centaur itu kaget dan langsung menodongkan anak panah mereka kearah kami.

"Dari mana kau mendapatkan itu?" tanya Sagittarius.

"Emm, dari, emm..." Daniel terbata-bata karena ketakutan.

Sagittarius mengangkat tangan kanannya, memberi kode agar centaur yang lain menurunkan panah mereka.

"Ayo jawab."

"Dia mendapatkannya dari Museum." Kataku, "Bukan hanya dia, aku juga memilikinya." Cincin yang ada di jariku ini bersinar hingga menyilaukan mata. Para Centaur tadi terdiam dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Bebatuan, dedaunan serta ranting-ranting pohon yang besar di sekitar kami tiba-tiba melayang, sekilas aku melihat seberkas cahaya jingga di belakangku.

"Aku juga mempuyai cincin sihir, jika kalian macam-macam bisa saja aku melemparkan ini semua ke kalian!" kata Louis dengan tegas.

"Baiklah, kami tidak akan menangkap kalian." Louis menghilangkan pengaruh sihirnya dan benda-benda tadi berjatuhan.

"Akan tetapi," kata Sagittarius, "Kalian harus mengikuti kami, kami tidak akan macam-macam, ajakkan ku tadi anggap saja sebagai undangan."

"Kau akan membawa kami kemana?" tanyaku.

"Ke desa para Centaur."

***

Desanya cukup ramai, rumah-rumah para Centaur terbuat dari tumpukan batu dan atap dari pelepah daun. Semua orang di sini setengah kuda, tidak ada yang manusia normal.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessWhere stories live. Discover now