The King?

70 10 3
                                    

"Perang?" Daniel dan Alex secara bersamaan.

"Kegelapan telah bergerak dan mereka ingin mengambil alih dunia. Kalian ingin hal itu terjadi?"

Alex mengerenyitkan dahinya, "Tentu saja tidak!"

"Aku melihat jumlah mereka yang sangat banyak," Lord Shen menuruni anak tangga mendekati Alex dan Daniel. "Jumlah yang cukup untuk menaklukan benua sekalipun."

Alex dan Daniel tersentak, wajah mereka memperlihatkan ekspresi ketakutan. "Lalu kalian ingin kami ikut berperang, begitu?"

"Ya," sahut Lord Ahran, "kita juga mempunyai banyak pasukan serta para penyihir hebat. Akan tetapi...." dia menatap Master Baltazar.

"Kita tidak memiliki raja."

Alex dan Daniel menjadi semakin bingun dengan semua ini. "Dan, lalu?" sahut Daniel.

Lord Ahran mengelilingi ruangan itu dengan pelan. "Pada tanggal 17 Oktober 15 tahun silam, lahir seorang anak dari pasangan suami istri, Martin dan Eve. Bayi tersebut lahir prematur dan hampir mati karena terlalu dini untuk dilahirkan. Akan tetapi muncul sebuah keajaiban, tanpa sebab apapun bayi itu kembali bernapas. Anak itu tumbuh dengan keajaiban dan rasa ingin tahu yang besar tentang dunia ini." 

Lord Ahran berhenti melangkah lalu menatap Daniel dan Alex, "Hingga suatu hari ada sebuah kejadian, kejadian yang tak bisa dilupakan anak itu. Ketika dia dan orang tuanya dirampok anak itu tanpa sadar membunuh ke lima perampok itu dengan pedang yang tiba-tiba muncul di genggamannya. Sang ayah tahu betul pedang itu, itu adalah pedang Excalibur. Sehingga sang ayah menamai nama belakang anak itu.... Pendragon."

Semua mata tertuju pada Daniel. Sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya.

"Apa benar begitu, Daniel?" Alex menatap Daniel. Sementara Daniel hanya tertunduk diam. 

"Ya, itu benar."

"Kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku?"

"Aku sendiri bingung, entah itu mimpi atau nyata. Bagaimana mungkin seorang anak berusia 6 tahun mengayunkan pedang yang entah muncul dari mana lalu memenggal kepala perampok? orang tua ku sendiri tidak pernah mengatakan apapun tentang itu."

Lady Yavanna dengan gaya berjalan kharismatiknya dengan gaun putihnya yang disertai permata, menuruni anak tangga dan mendekati Daniel. "Arthur dulunya adalah raja besar. Orang kedua yang memiliki Excalibur adalah yang memiliki hak atas Methrion."

Salah seorang dari anggota dewan senat berdiri. "Ekhem..." dia menyela, "maaf my Lady. Apa kau mendengar pernyataan ketua dewan barusan? keputusan siapa yang berhak menduduki tahta itu ada di kami."

"Itu benar," ketua Dewan angkat bicara. "Lagi pula dia masih anak-anak, tidak menjamin dia akan menjadi raja yang baik. Kalaupun benar dia penerus Arthur, dia akan menjadi raja saat usianya sudah tiba."

Seketika suasana menjadi hening, hanya suara tarian lampu berlian yang menggantung diatas mereka yang diterpa angin. Daniel tertunduk murung di sisi Alex. Dia benar-benar Shock atas apa yang baru saja dia dengar barusan. Para Sorcerer bertatapan satu dengan yang lain dan Master Baltazar angkat biacara, "Sepertinya mereka kelelahan setelah perjalanan kemari." Salah seorang prajurit istana mendekati mereka, "Bisakah kau mengantarkan mereka ke kamarnya?"

"Baik," prajurit itu memberi kode kepada Alex, "Lewat sini." Prajurit itu membawa mereka lorong kiri dari ruangan tahta. Mereka berjalan menyusuri lorong itu dan sampai pada pintu kamar yang penuh lampu-lampu.

"Terimakasih." Kata Alex kepada prajurit itu. Prajurit itu membungkuk dan pergi.

Alex dan Daniel memasuki salah satu kamar itu. Kamar yang besar mirip dengan kamar hotel berbintang di dunia modern akan tetapi teknologi yang mereka gunakan adalah sihir.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessWhere stories live. Discover now