Arcane Magic

153 16 4
                                    

"Berpeganglah pada Harapan: itu tidak akan meninggalkanmu. Konflik Abadi berlanjut antara kekuatan Baik dan Jahat. Kejahatan akan menang atas mereka yang menyerah pada Keputusasaan, tetapi Keputusasaan tidak bisa mengalahkan kekuatan Harapan! Harapan adalah suara yang tidak akan pernah bisa diam. Harapan adalah pegas yang mengisi sumur keberanian. Harapan adalah terang dalam kegelapan. Dan dalam kegelapan, aku akan menjadi terang itu! "

Auriel - Archangel of Hope

_______________________________

Sebuah kata-kata yang tak terbatas,
melahirkan buku-buku yang tak terhitung.
Langit begitu luas dengan orang sepertiku,
dengan waktu yang terlalu cepat untukku.
Sebuah kata yang kukumpulkan jadi sia-sia.....
dan telah membusuk di dalam bumi.

Kegelapan yang kasar menjawab....
Tidak ada orang yang bisa melihat masa depan.
Ku acungkan tangan ke langit,
menangkap angin dingin.

Terbanglah rasa putus asa!

Mengambil segala sesuatu ke masa lalu,
baik itu mimpi atau frustasi.
Tertidur senja di dalam bumi,
aku akan terus maju,
Menuju hari esok yang tak diketahui.

***
Author's POV

"Jadi bagaimana caranya agar aku mampu membangkitkan kekuatanku?"

"Devine Magic, sihirmu itu sihir yang spesial. Diperlukan meditasi dan pengontrolan aura yang khusus, serta sebuah sumpah."

"Sumpah?"

"Ada sebuah ruangan suci khusus untuk bedoa di kuil ini."

Master berdiri lalu menyusuri ruangan mencari sebuah buku. Buku bersampul emas dengan simbol Ankh besar.

"Ikuti aku."

Mereka berjalan menaiki tangga yang menuju puncak kuil.

"Para Sorcerer dan Nephilim selalu menjaga dunia ini dari para Seven Deadly Sins. Perang demi perang selalu kami menangkan. Menang? Ternyata kami salah, para Iblis itu hidup di hati manusia mereka hidup dari rasa benci, ketakutan dan keputus asaan. Violet, kau harus membuang jauh-jauh perasaan itu, sucikan hatimu agar kekuatanmu bangkit."

Inilah takdir baginya

Mereka sampai ke puncak tertinggi kuil. Pria berambut emas panjang dengan baju putih terlihat sedang berdoa menghadap lukisan kaca yang besar.

"Titus maaf menganggu."

"Master" pria itu berdiri lalu membungkuk hormat. "Ada apa?" lalu dia melirik kearah Violet,sesuatu yang lain menyelimuti tubuhnya, Aura Emas.

"Master, siapa disebelahmu?"

"Dia Nephilim yang selama ini kita cari."

"Siapa dia?" tanya Violet.

"Di dalam dirinya juga mengalir Aura Nephilim tapi tidak sepertimu. Dia keturunan jauh dara salah seorang Nephilim."

Lilin-lilin bergantungan, tempat yang kedap suara disertai lukisan kaca dari Archangel Gideon yang besar.

"Titus, bisakah kau membantuku? Aku ingin memulai doa penyucian."

"Tapi Master, apa tidak terlalu cepat?"

"Kegelapan tidak menunggu waktu, Titus."

Violet berjalan menuju lukisan kaca yang besar itu.

Violet berjalan menuju lukisan kaca yang besar itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessWhere stories live. Discover now