Leo, King of the Holy Spirits

69 9 0
                                    

Kembalilah,
ke tanah air nostalgiamu.
Medan emas yang menunggumu.
Tidak ada malaikat di sini, dan teman-temanmu semuanya lenyap tertiup angin juga.
Di belakang kesatria penyerang,
para penghasut perang dengan lembut tersenyum.

Sekarang, kembali ,
ke tanah air dari jiwa-jiwa tercemar,
ke negara darah dan asap tempat rasa sakit dan kegilaan lahir,
ke medan perang yang akrab.

Bintang jatuh yang berkilau dengan mempesona bahkan di tanah,
Biarkan aku mengabulkan penderitaan orang dewasa, dan rasa takut akan seorang anak.
Pahlawan yang kehilangan kecepatannya akan meleleh di udara  ini,
dan melayang di antara lautan bintang.

O, sayap keputusasaan dan teror,
bantu dia terbang ke langit! 

(Charta Hagnicorum; Poetica:23)

***

"Bum..!"

Suara yang disertai getaran itu mengusik Violet yang sedang melakukan ritual di Aula. Hal yang sama membuat Titus dan Sophie kaget. Mereka terkena beberapa puing-puing bebatuan yang jatuh dari langit-langit. Air suci Urd bergetar, beberapa lilin mati, dan keheningan pun menghilang.

"Bum...!" Getaran itu semakin kuat.

"Apa itu?!" Tanya Violet yang terlihat panik.

Suara langkah kaki yang sedang berlari mendekat ke depan pintu besar Aula.

"Ada seekor naga yang mengamuk di bawah tanah!" Kata Philip sambil terengah-engah.

"Bum..!"

Getaran itu juga dirasakan Louis dan Gilgamesh yang sedang berlatih. Perhatian mereka teralihkan oleh getaran hebat itu. Perlahan-lahan Gilgamesh yang berubah itu kembali menjadi wujud manusia kekarnya. Dan tanpa pikir panjang mereka berdua berlari menuju asal suara itu.

Firasat Gilgamesh buruk mengenai hal ini. 'apa yang di katakan Violet waktu itu benar?' pkirnya, 'bukankah terlalu cepat jika tentara kegelapan itu sampai kemari?' pikirannya mulai kacau dan diselimuti prasangka-prasangka.

Di balik gerbang pintu belakang, Tutankhamun melihat Gilgamesh dan Louis sedang berlari. Dia menghampiri mereka, "Apa kalian mendengarnya?"

"Ya, kemungkinan asal suaranya dari bawah tanah." Sahut Gilgamesh.

Warga disekitar kuil juga ketakutan mendengarnya. Mereka semua panik dan berlarian tanpa arah. Amun yang melihatnya langsung berinisiatif menuntun mereka,

"Semuanya jangan panik!" hanya beberapa dari mereka yang mendengar seruan Tuthankhamun itu, "ikuti aku!" lalu mereka saling menyeru untuk mengikutinya.

"Kalian pergilah" Tutankhamun memberi isyarat kepada Gilgamesh dan Louis. Dan ia, Tuthankhamun pergi menjauhi kuil Amon.

"Naga itu bersedih" gumam Louis

"Apa? bagaimana kau tahu kalau itu seekor naga?" Sahut Gilgamesh.

"Aku" sambil berlari Louis melihatnya dengan Telepati, "aku dapat merasakannya."

Begitu sampai mereka melihat seekor Naga yang sangat besar sedang mengamuk. Naga bersisik hijau dengan sepasang tanduk yang menjulang di kepala besarnya. Sepasang sayap yang membentang dengan kuku runcing di ujungnya. Lehernya diselimuti akar serabut dari pepohonan.

Darius berusaha menahan naga itu dengan rantai-rantai yang mengikatnya. Setiap naga itu berteriak, permukaan bergetar dengan hebat. Louis dan Gilgamesh disusul Billy dan Imhotep memegangi rantai-rantai itu dengan kuat.

Mereka berusaha menahan amukan naga itu dengan sekuat tenaga. Jika dibiarkan, amukan naga itu akan membuat kuil runtuh.

Sekilas terlihat kilatan cahaya yang masuk. Tiba-tiba cahaya itu bersinar terang dihadapan mereka, yang menyipitkan tiap mata. Dengan kemilau cahaya dan sayap-sayap emas yang berguguran, dialah sang Nephilim yang memperlihatkan wujud aslinya. Semua memandang takjub dengan keindahan yang mereka lihat. Naga itu seketika seperti melupakan apa yang ada dipikirannya, ia berhenti berteriak. Mata sang naga berkaca-kaca melihatnya. Perlahan kepala bertanduknya itu ditundukkannya ke hadapan sang Nephilim.

A Song of Light and Dark: Archmage and the DarknessKde žijí příběhy. Začni objevovat